Friday, September 13, 2019

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM TES INTELIGENSI W A I S



XXXXX
LAPORAN PRAKTIKUM
TES INTELIGENSI
W A I S

Dosen Pengampu :
XXXXXX




Disusun Untuk Memenuhi Laporan Praktikum
Mata Kuliah Tes Intelegensi

Oleh :
Nama               : XXXXXXX
NIM                 : XXXXXXX

Asisten :
Nama               : XXXXXXXXX
NIM                 : XXXXXXXXXXXX



FAKULTAS PSIKOLOGI
XXXXXXXXXXXXXXXX
2015









TESTEE KE-1



HASIL OBSERVASI
PRAKTIKUM TES WAIS
TESTEE KE-1

A.    IDENTITAS
Nama                                : X
Jenis Kelamin                   : Laki-Laki
Pekerjaan                          : Guru
Pendidikan                       : S1
Tanggal Lahir                   : 22 Oktober 1985
Umur                                : 31
Tester                                : XXX
Tanggal Tes                      : Senin, 23 November 2015

B.     OBSERVASI
1.      Tes Verbal
a.       Informasi
         Pada subtes informasi ini, Testee mempunyai tinggi 170 cm ,berkulit putih dan model rambut disisir ke samping. Saat tes testee menggunakan baju koko bercorak hitam dan abu-abu dengan memakai celana jeans berwarna biru, testee juga memakai sandal coklat dan kaos kaki abu-abu serta menggunakan jam tangan bermerek swis di tangan kirinya. Saat melakukan tes, testee meletakan tangan di atas meja serta mengeluarkan kepada tester bolpoin karena testee mengira ini tes isian. Setelah tester jelaskan bahwa tes ini yang menjawab adalah testee dan tester yang menulis jawabannya, tiba-tiba testee tertawa sambil menutup mulutnya. Pada subtes informasi ini, pada soal pertama yang  diberikan testee mengarahkan bola matanya ke kanan dan ke kiri seperti kurang paham dengan soal yang tester sampaikan, beberapa detik kemudian testee mampu menjawabnya tepat dan cepat. Situasi tes saat itu kurang tenang karena beberapa teman tester dan testee baru memasuki ruangan sehingga terdengar suara-suara yang cukup mengganggu. Dalam menjawab soal nomor 7,15,28,29 testee menggelengkan kepala tanda menyerah. Pada tes informasi ini testee dapat menjawab benar 22 pertanyaan dan salah 7 pertanyaan. Pada subtes informasi ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 22 dan Sekor Skala 13.
b.      Pengertian
        Pada subtes Pengertian ini, testee menaruh kedua kakinya dibawah lantai dengan beberapa perubahan posisi. Pada subtes ini, testee sempat melihat lembar jawab yang tester gunakan untuk menulis jawaban sehingga testee menanyakan “Lho kok nggak dari angka satu mas ? ”. “Ini memang dari sini mas mulainya” kata tester. Pada soal nomor 3 testee mengerakan tangan kanan untuk menjelaskan jawabannya agar lebih mudah tester pahami. Pada soal nomor 4 testee menjawab “Karena orang jahat akan berpengaruh ke kita”. Pada soal nomor 8 testee menyusun kosa kata dan matanya agak menatap kesamping tester,  sedangkan pada soal nomor 10 testee menyerah dan mengatakan “Pas lanjut saja !”. Pada soal nomor 13 testee menjawab dengan singkat “Jodoh”. Sedangkan pada nomor 14 testee juga menjawab dengan singkat “Mustahil”. Pada saat tes, suasana sepi hanya ada suara tester yang bertanya dan testee yang menjawab. Saat subtes ini berlangsung testee sempat menanyakan kepada tester “ Mas itu siapa sih ? kok kayane saya kenal dan pernah liat, itu namanya Agung ya mas ? ”. Pada tes bagian ini testee tersenyum saat tester bertanya tentang “Mengapa Negara mewajibkan surat izin untuk kawin?”. Pada subtes informasi ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 17 dan Sekor Skala 10.
c.       Hitungan
        Pada subtes Hitungan ini, testee sedikit maju ke depan dan sedikit menggeser kursi ke depan. Pada subtes Hitungan ini, testee juga menanyakan “Boleh pake coret-coretan ga mas?” ketika tester menjawab “Nggak boleh”. testee terlihat kecewa dengan perilaku merundukkan kepala dan mata berbinar-binar. Pada saat soal nomor 3 tester bacakan, testee memajukan kepalanya ke depan dan meletakkan ke dua tangannya diatas meja. Dari soal nomor 6 sampai dengan nomor 11 testee menggunakan tangannya sebagai alat bantu untuk menghitung. Beberapa kali testee memejamkan mata agar konsentrasi. Testee terkadang menoleh ke kanan dan ke kiri. Testee juga sempat beristigfar “Astagfirullohaladzim” saat memikirkan jawaban dari subtes berhitung. Testee dapat menjawab 10 soal dengan benar dan salah pada nomor 6,9,12,13. ?. Pada subtes berhitung ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 10 dan Sekor Skala 9.


d.      Persamaan
        Pada subtes Persamaan ini, testee menjawab soal nomor 1 dengan cepat dan benar. Pada soal nomor 2 testee mengatakan “Apa ehh dipakai dibadan”, sambil menggerakan kedua tangannya seperti hendak memakai baju. Ketika menjawab soal nomor 6 testee memegang matanya sambil mengatakan “Alat indra”. Pada soal nomor 8 testee dalam waktu 35 detik belum bisa menjawab, testee memegang meja dengan kedua tangannya dan menggerak-gerakan kaki untuk berganti posisi . pada saat menjawab soal nomor 9 testee menyandarkan puggungnya pada kursi dan mengisyaratkan membuat lingkaran dengan jari telunjuknya, sambil mengatakan “Oval ya.. oo bulat”. Pada soal nomor 11 testee memijakkan kakinya pada pijakan kursi. . Pada subtes persamaan ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 20 dan Sekor Skala 13.
e.       Rentangan angka
        Pada subtes Rentangan Angka, testee langsung menganggukan kepala saat petunjuk selesai ditanyakan. . testee dapat mengikuti tes bagian A dengan mudah pada rentangan ke 3, 4, 5 dan 6. Pada rentangan angka ke 7 testee gagal menirukan dikedua soal. Sedangakan pada tes bagian B soal 1,2 dan 3 dapat diselesaikan dengan mudah. Pada soal tes nomot 4, testee menjawab dengan memejamkan mata.  Dan  testee gagal pada rentang 7 angka. Pada subtes Rentangan Angka initestee berhasil memperoleh skor ke muka (M) 6 dan ke belakang (B) 6 dan skor total adalah 12. Sedangkan skor skalanya adalah 11.
f.        Perbendaharaan kata
        Pada subtes Perbendaharaan Kata ini, testee sekali menarik nafas lebih keras dan membenarkan posisi duduknya. Ketika tester membacakan petunjuk dan apa yang harus testee jawab, testee sedikit menarik nafas dan dan membenarkan posisi duduknya, soal nomor 4 dijawab dengan agak sedikit tertawa “Musim air sedikit”, soal nomor 5 dijawab dengan percaya diri dan menyandarkan punggungnya ke kursi yang ada. Soal nomor 6 dijawab dengan sambil senyum dan memeragakan seakan menyantab makanan. Pada soal nomor 7 dijawab “Bahan pakaian Ya too..”. sedangkan pada soal nomor 8 testee mengatakan “suatu potongan”. Soal nomor 9 dijawab  “Menyatukan sesuatu”. Pada saat sampai soal nomor 20 tester menanyakan  “Sudah capek belum mas?”. Testee ,menjawab dengan sedikit merubah posisi duduknya dengan mengatakan “Ahh santai aja belum kok”. Soal nomor 21 sampai dengan nomor 40 dijawab dengan percaya diri dan cepat, testee hanya sedikit merubah posisi tangan dan kakinya. Pada subtes Perbendaharaan Kata ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 70 dan Sekor Skala 15.

2.      Tes Performance
a.       Simbol Angka
        Pada subtes Simbol Angka ini, testee langsung mengambil bolpoin dan mengangguk saat mendengarkan penjelasan tester. Dalam waktu 90 detik testee dapat menggambar 57 simbol dengan benar. Pada subtes simbol Angka ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 57 dan Sekor Skala 11.
b.      Melengkapi Gambar
         Pada subtes Melengkapi Gambar ini, testee menaruh tangan diatas meja dan meletakkan kaki di atas pijakan kursi, ketika menjawab soal testee terkadang menunjuk gambar dengan jari telunjuknya. Situasi pada saat subtes Melengkapi Gambar ini banyak suara-suara tester dan testee lain, sehingga kurang tenang. Testee dapat menjawab 18 soal dengan benar dan 3 lainnya salah. Pada subtes Melengkapi Gambar  ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 18 dan Sekor Skala 13.
c.       Rancangan Balok
      Pada subtes Rancangan Balok ini, testee melakukan percobaan dengan baik dan benar. Semua rangkain balok dapat disusun dengan baik dan benar. Karena kekurangan balok, testee mengatakan “Ini kurang mas, pinjem sebelah dulu boleh ?”. saat menyusun balok testee membungkukkan badanya . Pada subtes Rancangan Balok ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 45 dan Sekor Skala 15.
d.      Mengatur Gambar
      Pada subtes Mengatur Gambar ini, testee dapat menyelesaikan 7 gambar dengan benar dan salah 1 gambar. Testee tidak banyak menoleh ke kanan dan ke kiri. Situasi pada saat subtes mengatur Gambar ini, sudah banyak tester dan testee yang selesai sehingga tidak kandusif. Pada subtes Mengatur Gambar ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 29 dan Sekor Skala 13.
e.       Merakit Obyek
      Pada saat subtes Merakit Objyek, testee dapat merakit manikin degan waktu 8 detik, merakit profile 20 detik, merakit hand dalam waktu 50 detik dan merakit elephant 25 detik. Testee tertawa sendiri ketika kesulitan dibeberapa langkah penyelesaian. Pada saat subtes merakit obyek ini bayak tesrtee dan tester yang sudah menyelesaikan tesnya. Pada subtes merakit obyek ini, testee berhasil memperoleh Skor Mentah 31 dan Sekor Skala 10.

C.    KESIMPULAN
Saat mengikuti tes WAISC innitestee melakukan banyak respon yang ditunjukkna antara lain : menganggukkan kepala, memejamkan mata, tertawa, tersenyum, menggelengkan kepala, menunjuk dengan jari.
Skor yang diperoleh testee :
Skor Verbal                : 71                           IQ : 100
Skor Performance       : 61                           IQ : 115
Skor Skala Lengkap   : 132                         IQ : 113
Klasifikasi IQ yang diperoleh oleh testee adalah 113 dan termasuk dalam kategori Bright Normal.

Share:

CONTOH LAPORAN ANALISIS TAT


Laporan Analisis
T A T
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Proyektif
Dosen Pengampu : XXXX


Oleh :
                                                                       Nama            :  X
                                                                       NIM               :  X




FAKULTAS PSIKOLOGI
XXX
2019




Nama                    :  XXX
Usia                       :  20 Tahun
Tester                   :  XXX

I.            TAT
1.       Kartu 1 : 
Deskripsi Cerita :
Ada seorang anak sedang melihat biolanya, dia terlihat sedih, dia terlihat kecewa. Mungkin dia telah selesai mengikuti sebuah kompetensi tentang biola, akan tetapi dia gagal dalam kompetensi tersebut. Dia merasa kecewa, dia merasa gagal, dia merasa tidak berhasil mewujudkan impiannya yaitu memenangkan kompetensi bermain biola tersebut. Dia juga merasa tidak enak dan kecewa karena ia telah mengecewakan orang-orang yang didekatanya yang selama ini telah mendukungnya. Oleh karena itu, dia memandangi biola tersebut, dia meratapi kegagalannya karena dia telah gagal dalam mengikuti kompetensi tersebut. Di dalam hatinya sebenarnya dia tidak kecewa atau merasa gagal, akan tetapi yang membuat dia menjadi terpuruk adalah karena dia telah mengecewakan orang-orang terdekatnya yang selama ini mendukungnya seperti orang tuanya, teman-temannya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang disekitarnya.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Penyesalan seorang anak yang telah gagal dalam mengikuti kompetensi biola
b.       Hero
:
Anak kecil (tidak disebutkan sex-nya oleh subjek) yang sedang memandangi biolanya.
c.       Adekulasi
:
Kecewa, sedih, dan terpuruk.
d.       Need
:
Need yang muncul adalah Succorance, karena subjek membutuhkan dorongan dari orang-orang terdekatnya agar dapat bangkit dari kegagalan dan keterpurukan.
e.       Figur/ objek yang
dilibatkan
:
Biola, kompetensi biola, orang-orang terdekat subjek (orang tua serta sahabat-sahabat terdekatnya).
f.        Figur/objek yang
tidak dlibatkan
:
Kain dan meja.
g.       Konsesi Lingkungan
(dunia) sebagai
:
Sebagai pendukung dan penyemangat subjek dalam mengikuti kompetensi biola.
h.       Figur orang tua
(L dan P) dilihat
sebagai
:
Pendukung, dan reaksi subjek yaitu termotivasi untuk berhasil dalam mengikuti kompetensi biola dan merasa bersalah karena telah gagal dalam mengikuti kompetensi biola tersebut.
i.         Figur sebaya
(L dan P) dilihat
sebagai
:
Pendukung, dan reaksi subjek yaitu termotivasi untuk berhasil dalam mengikuti kompetensi biola dan merasa bersalah karena telah gagal dalam mengikuti kompetensi biola tersebut.
j.         Apperceptive
distortion
:
Adanya kompetensi biola, dan munculnya orang tua, sahabat-sahabat serta teman-teman subjek.
k.       Appersepsi
:
Belum tentu orang-orang terdekat subjek, yaitu orang tua, sahabat-sahabat, merasa sangat kecewa kepada subjek.
l.         Makna proyeksi

:
Subjek pernah mengalami kegagalan, dan subjek mengalami trauma yang mendalam akan kegagalannya tersebut, subjek sangat membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, seperti orang tuanya, sahabat-sahabatnya, dan orang yang di sekitarnya.



2.       Kartu 2 :
Deskripsi cerita :
Ada seorang perempuan, dia memegang bukunya dan dia sedang berada di sebuah tempat semacam lahan pertanian atau perkebunan, dan mungkin lahan perkebunan itu milik kedua orang tuanya. Sepertinya perempuan itu sedang berlibur atau pulang kampung. Dia bersekolah atau kuliah di luar kota jauh dari kampung halamannya. Disitu juga terdapat ibu-ibu dan bapak-bapak yang sedang mengurusi lahan pertanian dan perkebunan milik orang tuanya. Di tempat itu perempuan itu sepertinya sedang melihat-lihat sekitar perkebunan dan sepertinya dia merasa rindu akan masa kecilnya yang pada saat dia kecil, dia sering bermain di lahan perkebunan tersebut.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Seorang perempuan yang sedang pulang ke kampung
halamannya dan melihat perkebunan milik orang tuannya.
b.       Hero
:
Seorang perempuan yang pekerjaannya adalah mahasisiwi yang sedang melihat perkebunan milik orang tuanya.
c.       Adekulasi
:
Rindu akan masa kecilnya.
d.       Need
:
Endurance, yaitu subjek ingin bertahan menyelesaikan pekerjaannya sampai selesai. Dalam cerita walaupun perempuan tersebut rindu tempat yang mengingatkan masa kecilnya, akan tetapi perempuan tersebut harus tetap bertahan untuk menyelesaikan kuliahnya di luar kota.
e.       Figur/objek
yang dilibatkan
:
Buku, lahan perkebunan, orang tuanya, ibu-ibu dan bapak-bapak yang sedang berkerja mengurus lahan, serta kuliahnya yang berada di luar kota.
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
Pohon, rumah, dan kuda.
g.       Konsesi lingkungan
(dunia) sebagai
:
Kenangan yang membuat subjek merasa rindu dengan masa kecilnya.
h.       Appersepsi distorsi
:
Subjek rindu akan masa kecilnya.
i.         Appersepsi
:
Subjek harus tetap bertahan kuliah di luar kota walapun jauh dari kampung halamannya.
j.         Makna proyeksi
:
Subjek dalam menyelesaikan sesuatu lebih sering tidak selesai dengan berbagai alasan, selain itu subjek juga kurang konsisten dalam mengerjakkan sesuatyu. Subjek lebih sering menyerah ketika menghadapi hal yang sulit ataupun subjek lebih sering merasa bosan dengan hal yang sedang dikerjakannya.

3.       Kartu 3 (GF) :
Deskripsi cerita :
Disitu ada seorang perempuan, sepertinya perempuan terebut sedang mengalami masalah yang begitu berat, mungkin masalahnya berhubungan dengan masalah pribadinya, yaitu masalah dengan lawan jenis atau laki-laki yang terdekatnya. Dari perilakunya dia merasa sangat sakit hati dan kecewa. Mungkin karena apa yang selama ini diharapkannya, apa yang selama ini dibayangkan bersama laki-laki tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi, bisa jadi dia ditinggal dan dikecewakan oleh laki-laki tersebut. Oleh karena itu dia sangat terpukul sampai dia memegangi kepalanya. Dia berharap agar laki-laki tersebut dapat kembali seperti semula, seperti yang diharapkannya, atau dia dapat bangkit dari permasalahan tersebut.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Perempuan yang sedang mengalami patah hati.
b.       Hero
:
Seorang perempuan (tidak disebutkan usia, pekerjaan, hobby, dll.)
c.       Adekulasi
:
Sakit hati, patah hati, sedih, dan terpuruk.
d.       Need
:
Heterosexuality, karena subjek membutuhkan sosok laki-laki yang diharapkannya itu kembali bersama dengan dirinya. Dan Succorance, subjek juga membutuhkan dorongan agar dapat bangkit dari permasalahannya tersebut.
e.       Figur/objek yang
Dilibatkan
:
Laki-laki (teman dekatnya)
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
Pintu
g.       Konsesi Lingkungan
(dunia) sebagai
:
Sumber harapan untuk kebahagiaan dari subjek.
h.       Figur sebaya (L) dilihat
Sebagai
:
Orang yang diharapkan, reaksi subjek yaitu subjek ingin bersama dengan laki-laki yang diharapkannya, dan menurut subjek laki-laki tersebut merupakan salah satu sumber kebahagiannya.
i.         Appersepsi Distorsi
:
Adanya seorang laki-laki, teman dekat dari subjek yang telah membuat sakit hati karena telah memberikan harapan palsu kepada subjek.
j.         Appersepsi
:
Orang terdekat subjek yang selama ini diharapkan belum tentu akan kembali kepada subjek dan hidup bersama subjek.
k.       Makna Proyeksi
:
Subjek pernah mengalami patah hati karena pernah berteman dekat dengan seorang laki-laki, akan tetapi laki-laki tersebut tiba-tiba pergi meninggalkan subjek tanpa alasan jelas, subjek merasa kecewa. Namun subjek masih berharap laki-laki tersebut dapat kembali seperti dulu, dan subjek berharap dapat hidup bersama dengan laki-laki tersebut.

4.       Kartu 4 :
Deskripsi cerita :
Ada seorang laki-laki dan perempuan, mungkin keduanya sedang ada permasalahan, mungkin kesalahan terjadi pada perempuan, dan laki-laki tersebut merasa kecewa dengan perempuan tersebut, tetapi perempuan itu tetap menahan laki-laki untuk tetap tinggal bersamanya dan agar laki-laki tersebut dapat memaafkan kesalahan perempuan tersebut. Namun laki-laki tersebut bersikeras untuk tidak memaafkan perempuan tersebut dan laki-laki tersebut tetap ingin pergi dan sudah tidak ingin bersama dengan perempuan tersebut.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Permasalahan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan
b.       Hero
:
Perempuan yang sedang mencoba meminta maaf kepada laki-laki, dan menahannya agar jangan pergi.
c.       Adekulasi
:
Merasa bersalah
d.       Need
:
Abasement, subjek merasa bersalah dan mengakui kesalahannya. Dan Nurturance, subjek menunjukkan kasih sayang dengan ditunjukkan tidak mau ditinggal pergi.
e.       Figur/objek
yang dilibatkan
:
Laki-laki (pasangannya)
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
Perempuan yang ada di belakang.
g.       Konsesi lingkungan
(dunia) sebagai
:
Sesuatu yang disayangi, sesuatu yang berharga serta penting bagi diri subjek
h.       Figur sebaya (L) dilihat sebagai
:
Orang yang disayang dan orang yang penting bagi subjek. Reaksi subjek yaitu tidak ingin ditinggal pergi oleh laki-laki tersebut.
i.         Appersepsi distorsi
:
-
j.         Appersepsi
:
Belum tentu diantara laki-laki dan perempuan tersebut sedang ada permasalahan.
k.       Makna Proyeksi
:
Subjek kurang mempunyai rasa bersalah apabila subjek membuat kesalahan, subjek lebih senang membela diri sendiri dan meyakinkan kepada diri sendiri bahwa dirinya tidak bersalah dan yang lebih parahnya subjek terkadang lebih senang menyalahkan orang lain, dan membanding-bandingkan kesalahan orang lain.

5.       Kartu 5 :
Deskripsi cerita :
Ada seorang ibu, dia sedang menengok atau melihat ke kamar anaknya, dia ingin memastikan bahwa anaknya itu sedang melakukan hal atau kegiatan yang positif di dalam kamarnya, contohnya ibu tersebut ingin memastikan bahwa anaknya itu sedang belajar di dalam kamarnya dan tidak sedang melakukan sesuatu yang negatif. Atau mungkin ibu tersebut ingin mengajak anaknya untuk makan malam atau makan siang bersama di meja makan bersama keluarga besar, atau ibu tersebut ingin mengajak anaknya pergi ke suatu tempat.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Seorang Ibu yang sedang menengok ke kamar anaknya
b.       Hero
:
Seorang Ibu, subjek tidak menyebutkan secara pasti berapa usianya.
c.       Adekulasi
:
Khawatir
d.       Need
:
Order, yaitu dalam cerita Ibu tersebut memastikan anaknya melakukan hal yang positif. Dan Nurturance, memberikan kasih sayang yaitu Ibu ingin mengajak anaknya untuk makan bersama.
e.       Figur/objek yang
Dilibatkan
:
Kamar, anak.
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
Pintu, meja, dan rak buku.
g.       Konsesi lingkungan
(dunia) sebagai
:
Tanggung jawab yang harus ditanggung dan sesuatu yang disayangi.
h.       Figur lebih muda (L dan P)
dilihat sebagai
:
Suatu tanggung jawab, reaksi subjek yaitu ,memastikan anaknya sedang melakukan hal yang positif serta menunjukkan kasih sayang dengan mengajak anaknya makan bersama.
i.         Appersepsi distorsi
:
Ibu tersebut memastikan anaknya sedang melakukan sesuatu yang positif di dalam kamarnya.
j.         Appersepsi

Ibu berfikiran anaknya sedang melakukan sesuatu yang negatif di dalam kamarnya.
k.       Makna Proyeksi
:
Subjek dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya membutuhkan suatu keteraturan atau suatu kepastian yang dapat membuat hatinya merasa tenang dan nyaman dalam melaksanakan tanggung jawabnya tersebut. Selama ini subjek dalam melakukan sesuatu belum teratur dan sering kali lebih memikirkan terlebih dahulu hal-hal yang bersifat negatif.

6.       Kartu 6 (GF) :
Deskripsi cerita :
Ada seorang laki-laki dan perempuan mungkin mereka sedang berada di sebuah rumah makan atau café pada malam hari. Sepertinya mereka baru berkenalan dan baru bertemu. Dalam tempat tersebut, laki-laki ingin mengajak wanita tersebut untuk berkenalan atau sekedar berdansa bersama, akan tetapi perempuan itu merasa takut dengan laki-laki tersebut, karena laki-laki itu sepertinya punya niat yang jahat kepada perempuan itu dan ingin bermaksud yang tidak baik dengan perempuan tersebut. Akan tetapi laki-laki itu tetap membujuk dan merayu perempuan tersebut agar mau berdansa atau sekedar berbincang-bincang bersama sebentar, akan tetapi perempuan itu merasa takut dan tidak mau diajak berdansa atau berbincang bersama.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Seorang perempuan yang merasa takut ketika diajak berkenalan oleh seorang laki-laki.
b.       Hero
:
Seorang perempuan yang sedang berada di suatu café atau rumah makan pada malam hari.
c.       Adekulasi
:
Takut dan merasa curiga.
d.       Need
:
Intraception, subjek menganalisis perilaku orang lain (laki-laki tersebut), menganalisis motif-motif perilaku orang lain, dan memperkirakan apa yang akan dilakukan oleh orang lain.
e.       Figur/objek yang
dilibatkan
:
Laki-laki dan rumah makan atau café.
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
Cerutu (rokok).
g.       Konsesi lingkungan
(dunia sebagai)
:
Sumber yang dapat menimbulkan bahaya atau sesuatu yang dicurigai dapat menyakiti subjek.
h.       Figur sebaya (L)
dilihat sebagai
:
Orang yang dicurigai dapat menyakiti dirinya, reaksi subjek yaitu takut dan menolak pada saat diajak berdansa.
i.         Appersepsi distorsi
:
-
j.         Appersepsi
:
Belum tentu laki-laki tersebut mempunyai niat yang jahat, dan belum tentu akan menyakiti perempuan tersebut.
k.       Makna proyeksi
:
Dalam bertemu ataupun berinteraksi dengan orang yang baru dikenal, subjek selama ini kurang waspada ataupun kurang berhati-hati. Subjek tidak dapat menganalisis apa yang sekiranya yang akan dilakukan oleh orang lain, hal tersebut menyebabkan subjek sering kali mengalami kekecewaan, karena orang yang dianggapnya baik ternyata pada akhirnya menyakiti dirinya.

7.       Kartu 7 (GF) :
Deskripsi cerita :
Ada seorang ibu dan seorang anak. Sepertinya anak tersebut sedang berada dalam suasana yang tidak enak, atau anak tersebut sedang mengalami kesedihan ataupun kekecewaan. Terlihat ibunya berusaha untuk membujuk anak tersebut agar dapat tersenyum kembali dan ceria serta dapat bermain lagi bersama dengan teman-temannya. Dan sepertinya anak tersebut kecewa karena apa yang diinginkan, misalnya barang atau mainan tidak dibelikan oleh ibunya dan ibunya tersebut membujuknya agar bersabar dan menunggu waktu untuk membeli mainan yang diinginkan oleh anaknya. Akan tetapi anak tersebut masih saja cemberut dan tetap berusaha agar mainan yang diinginkannya dibelikan sekarang juga.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Seorang anak yang merasa kesal karena apa yang diinginkan tidak dituruti oleh Ibunya.
b.       Hero
:
Seorang anak (tidak disebutkan oleh subjek sex-nya serta usianya)
c.       Adekulasi
:
Sedih, Kecewa, dan merasa kesal dan cemberut
d.       Need
:
Succorance, yaitu hero ingin mendapatkan bantuan agar apa yang diinginkannya dapat dikabulkan atau dituruti oleh ibunya, serta dia bersikap cemberut dan kesal untuk menarik simpati dari ibunya tersebut.
e.       Figur/objek
yang dilibatkan
:
Ibu, teman-teman, barang yang diinginkan oleh hero (mainan).
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
Boneka, meja, kursi.
g.       Konsesi lingkungan
(dunia) sebagai
:
Tempat untuk meminta bantuan, misalnya pemberi fasilitas apa yang diinginkan oleh subjek.
h.       Figur orang tua (P)
dilihat sebagai
:
Tempat untuk meminta bantuan, reaksi subjek yaitu meminta sesuatu yang diinginkan.
i.         Appersepsi distorsi
:
Permasalahan antara Ibu dan anak yang dikarenakan sang Ibu tidak menuruti apa yang diinginkan oleh anaknya.
j.         Appersepsi
:
Hero merasa bahwa apa yang sedang diinginkan harus dituruti oleh Ibunya.
k.       Makna Proyeksi
:
Apabila subjek sedang menginginkan sesuatu, subjek harus segera mendapatkan sesuatu tersebut. Orang yang pertama dimintai bantuan untuk mengabulkan permintaannya tersebut adalah Ibunya. Dan apabila sang Ibu tidak menuruti keinginan subjek, maka subjek akan terus meminta dan bersikap seolah-olah memaksa sang ibu agar mau menuruti keinginannya tersebut.

8.       Kartu 8 (GF) :
Deskripsi cerita :
Ada seorang perempuan, dia sedang melamun dan memikirkan sesuatu, mungkin dia sedang memikirkan masa depannya kelak akan seperti apa, di kemudian hari dia mau jadi apa, dan terutama dia membayangkan bagaimana kehidupan rumah tangganya di masa depan, siapa yang akan mendampinginnya, dia juga membayangkan bagaimana nantinya kehidupan yang akan dilalui bersama suaminya kelak, bagaimana dia nanti akan mempunyai anak. Dan bagaimana dia akan membesarkan anaknya bersama suaminya kelak. Dan dia di masa depannya juga ingin hidup bahagia bersama dengan orang terdekatnya, dan dia juga ingin di dapat membahagiakan orang-orang terdekatnya kelak di kemudian hari.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Perempuan yang sedang memikirkan masa depannya.
b.       Hero
:
Perempuan yang sedang melamun
c.       Adekulasi
:
Melamun.
d.       Need
:
Nurturance, subjek di masa depannya ingin membahagiakan orang-orang yang ada di dekatnya.
e.       Figur/objek
yang dilibatkan
:
Sosok calon suami, calon anak-anaknya, serta orang-orang yang ada didekatnya.
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
-
g.       Konsesi lingkungan
(dunia) sebagai
:
Bagian dari hidup subjek yang harus dibahagiakan di masa depannya, dan merupakan bagian dari sumber mimpi-mimpi subjek di masa depan.
h.       Figur orang tua (L dan P)
dilihat sebagai 
:
Bagian penting dari hidup, reaksi subjek yaitu ingin membahagiakan mereka di masa depannya.
i.         Figur sebaya (L)
dilihat sebagai
:
Masa depan dari subjek (calon suami/pendamping hidupnya), reaksi subjek yaitu ingin hidup bahagia bersama dengan calon pendampingnya.
j.         Figur lebih muda (L dan P)
dilihat sebagai
:
Masa depan dari subjek (anak-anaknya), reaksi subjek yaitu ingin membesarkan anak-anaknya kelak bersama dengan suaminya.
k.       Appersepsi distorsi
:
Subjek membayangkan bagaimana gambaran masa depannya, hidup bersama dengan calon pendampingnya, ingin membesarkan anak-anaknya bersama dengan suaminya, serta ingin membahagiakan orang-orang terdekatnya.
l.         Appersepsi
:
Subjek mempunyai keinginan dan kewajiban untuk membahagiakan orang-orang terdekatnya di masa depannya.
m.     Makna proyeksi
:
Selama ini, subjek belum dapat membahagiakan orang-orang terdekatnya, termasuk kedua orang tuanya. Subjek juga sangat ingin mempunyai orang terdekat, khusunya calon pendamping hidupnya. Subjek ingin hidup bahagia bersamanya, berpergian bersama dengan calon pendampingnya tersebut, serta ingin membesarkan bersama anak-anaknya kelak.

9.       Kartu 9 (GF) :
Deskripsi cerita :
Ada dua orang perempuan, sepertinya sedang terjadi sesuatu di hadapan dua perempuan tersebut, terutama pada perempuan yang dibawah, dia terlihat cemas dan merasa ada sesuatu yang tidak beres pada orang terdekatnya. Sementara perempuan yang diatas dia hanya melihat dengan prihatin apa yang sedang dialami oleh perempuan yang dibawah, yaitu temannya tersebut. Perempuan yang dibawah ingin berlari, ingin mendekat menghampiri orang terdekatnya yang sedang terkena musibah atau sedang tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan. Dan perempuan itu juga ingin memastikan bahwa orang terdekatnya itu sedang berada dalam keadaan yang baik-baik saja.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Perempuan yang sedang cemas dan ingin berlari ketika melihat sesuatu.
b.       Hero
:
Seorang perempuan (tidak disebutkan oleh subjek berapa usia serta pekerjaannya).
c.       Adekulasi
:
Cemas dan khawatir.
d.       Need
:
Nurturance, memberikan simpati kepada orang yang sakit atau sedang mengalami kesusahan, dan memperlihatkan kasih sayang kepada orang lain.
e.       Figur/objek
yang dilibatkan
:
Perempuan (temannya) yang sedang berada di atas, orang yang dicintai yang sedang mengalami kesusahan.
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
Pohon, pantai, serta barang yang dibawa oleh perempuan yang berada di atas.
g.       Konsesi lingkungan
(dunia) sebagai
:

Sesuatu yang berharga dalam hidupnya.
h.       Figur sebaya (L)
dilihat sebagai
:
Orang yang dicintainya, reaksi subjek yaitu cemas dan khawatir ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada orang yang dicintainya.
i.         Appersepsi ditorsi
:
Hero melihat seseorang yang dicintainya sedang tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya musibah, bencana, dll.
j.         Appersepsi
:
Subjek mempunyai kewajiban untuk berlari menghampiri orang yang dicintai dan memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja.
k.       Makna proyeksi
:
Subjek dalam menghadapi permasalahan yang terjadi pada orang terdekatnya, misalnya orang yang dicintai, sahabat-sahabatnya, tidak langsung membantu atau mencoba meringankan beban yang sedang ditanggung oleh orang terdekatnya. Sebenarnya subjek berniat untuk membantu, akan tetapi sering kali subjek merasa ragu-ragu dan pada akhirnya subjek memilih untuk diam saja tidak membantu.

10.   Kartu 10 :
Deskripsi cerita :
Ada seorang anak perempuan dan seorang bapak. Sepertinya anak perempuan itu sedang menceritakan semua keluh kesahnya, semua rutinitas kegiatannya, entah itu kegiatan di kuliahnya ataupun kegiatan yang berhubungan dengan teman-temannya. Dia menceritakan dengan detail apa saja yang dialaminnya dan dia juga berkeluh kesah tantang hal-hal yang selama ini tidak mengenakan dirinya, dan dia juga meminta saran kepada bapaknya apa yang harus dia lakukan untuk dapat menghadapi segala permasalahan dengan santai, tidak bersedih. Sementara itu, bapaknya dengan sabar menasehati dan memberikan tips-tips agar anak perempuannya itu dapat melewati semua permasalahan dengan sabar dan tenang. Di akhir pembicaraan itu mereka berpelukan dan si anak tersebut sangat berterimakasih karena telah memiliki sosok ayah yang telah membimbingnya dan menjadikan dia sebagai anak perempuan yang tegar.
Identifikasi :
a.       Tema
:
Seorang anak perempuan yang sedang berkeluh kesah kepada Bapaknya.
b.       Hero
:
Seorang anak perempuan, dan seorang mahasiswi (namun tidak disebutkan secara pasti oleh subjek berapa usianya).
c.       Adekulasi
:
-
d.       Need
:
Nurturance, subjek memperlihatkan kasih sayangnya kepada bapaknya, subjek juga sangat bangga karena mempunyai bapak yang selama ini telah membimbingnya.
e.       Figur/objek
yang dilibatkan
:
Bapaknya, sahabat-sahabatnya, dan kegiatan subjek pada entah itu di masyarakat, ataupun di perguruan tinggi.
f.        Figur/objek yang
tidak dilibatkan
:
-
g.       Konsesi lingkungan
(dunia) sebagai
:
Pendukung, tempat berlindung, serta sumber kekuatan subjek.
h.       Figur orang tua (L)
dilihat sebagai
:
Pendukung dan sahabat dari subjek, reaksi subjek yaitu menceritakan segala sesuatu dan subjek merasa bahwa bapaknya tersebut merupakan sumber kekuatan dari subjek.
i.         Appersepsi distorsi
:
Hero menceritakan kepada bapaknya tentang segala sesuatu baik yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi, maupun di lingkungan masyarakat. Selain itu hero juga meminta saran kepada bapaknya apabila sedang terjadi masalah.
j.         Appersepsi
:
Subjek menganggap bahwa bapaknya adalah sumber kekuatan dari subjek, dan bapaknya juga orang yang dipercaya oleh subjek untuk menceritakan segala keluh kesahnya.
k.       Makna proyeksi
:
Hubungan subjek dengan bapaknya, memang terjalin dengan baik dan mereka dekat satu sama lain. Subjek menceritakan segala keluh kesahnya dan sering meminta saran kepada bapaknya apabila subjek sedang mempunyai permasalahan. Hanya saja subjek selama ini tidak menunjukkan secara langsung rasa sayangnya kepada bapaknya, tidak pernah mengucapkan terima kasih secara langsung, padahal subjek ingin sekali melakukan itu semua, namun subjek merasa malu dan masih canggung untuk melakukannya.

KESIMPULAN :
Dari deskripsi cerita yang dipaparkan subyek pada ke-10 kartu diatas, subyek menunjukkan kecenderungan pada need soccurance dan nurturance. Need yang teridentifikasi merupakan need yang paling menonjol dari keseluruhan hasil cerita.
Subyek memiliki Need Soccurance yaitu kebutuhan untuk dibantu oleh orang lain bila mendapat kesulitan dan membutuhkan perhatian, mengharapkan bantuan orang lain apabila mendapat kesulitan, mencari dukungan orang lain, mengharapkan orang lain berbaik hati padanya, mengharapkan simpati dari orang lain, dan memahami masalah pribadinya, menerima belai kasih sayang orang lain, mengharapkan bantuan orang lain saat dirinya tertekan, mengaharapkan maaf dari orang lain apabila dirinya sakit, dsb. Dan Need Nurturance yakni kebutuhan untuk membantu yang kurang beruntung, memperlakukan orang lain dengan baik dan simpatik, memaafkan orang lain, menyenangkan orang lain, berbaik hari pada orang lain, memberikan simpatik kepada yang terluka/sakit, memperlihatkan kasih sayang kepada orang lain dsb.
Need tersebut muncul disebabkan karena subjek belum sepenuhnya memiliki need-need tersebut, sehingga subjek mengungkapkan secara tidak sadar melalui kartu-kartu pada saat tes TAT. Pada need Succorance, subjek pada kenyataannya memang membutuhkan kasih sayang, membutuhkan dorongan dan semangat dari orang-orang terdekatnya. Akan tetapi pada dasarnya, subjek telah memiliki itu semua, yakni selama ini orang-orang terdekatnya sudah mendukung dan memberikan semangat kepada subjek, hanya saja subjek merasa kurang mensyukuri, dan terus saja membutuhkan dorongan dan semangat walaupun dorongan dan semangat serta kasih sayang telah diberikan oleh orang-orang di sekitarnya.
Sementara pada need Nurturance, keinginan terbesar dari subjek yaitu ingin membahagiakan orang-orang terdekatnya, terutama orang tuanya. Subjek juga ingin membuktikan bahwa subjek mampu untuk membuat bangga kedua orang tua, memberikan kebahagiaan, dan ingin terus membuat kedua orang tuanya tersenyum setiap hari.

Share:
Powered by Blogger.