Sunday, December 6, 2015

GANGGUAN AFEKTIF



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Gangguan suasana perasaan (gangguan mood {afektif}) merupakan sekelompok penyakit yang biasanya mengarah ke depresi atau elasi (suasana perasaan yang meningkat). Pasien dengan mood yang meninggi menunjukan sikap meluap-luap, gagasan yang meloncat-loncat, penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri dan gagasan kebesaran. Pasien dengan mood yang terdepresi merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya naafsu makan, pikiran tentang kematian dan bunuh diri.

Keadaan afek yang meningkat dengan peningkatan aktivitas fisik dan mental yang berebihan serta perasaan gembira luar biasa yang secara keseluruhan tidak sebanding dengan peristiwa yang terjadi merupakan karakteristik dari  mania. Bentuk mania yang lebih ringan disebut  hipomania. Mania dan hipomania agak sulit di temukan karen kegembiraan jarang mendorong seseorang untuk berobat ke dokter. Pada penderita mania sebagian besar tidak menyadari adanya  sesuatu yang salah dengan kondisi mental maupun perilakunya.

Secara sederhana, depresiadalah suatu pengalaman yang menyakitkan dan perasaan tidak ada harapan. Pada saat ini, depresi menjadi gangguan kejiwaaan yang sangat mempengaruhi kehidupan, baik hubungan dengan orang lain maupun dalam hal pekerjaan. WHO memprediksikan pada tahun 2020, depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang banyak di alami masyarakat dunia.

Gangguan manik depresi atau yang lebih dikenal dengan gangguan bipolar adalah gangguan mood yang mempengaruhi sekitar 5.700.000orang Amerika.Gangguan ini memiliki ciri episode depresi dan manik yang bergantian. Gejala gangguan bipolar sangat bervariasai dan sering mempengaruhi keseharian individu dan hubungan interpersonal. Gangguan bipolar memiliki resiko bunuh diri yang besar.

B.     Tujuan

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal dan Psikopatologi.

C.     Manfaat

Makalah ini diharapkan memberikan manfaat dalam memahami gangguan suasana perasaan (gangguan mood {afektif}), memahami etiologi dan yang lainnya.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Gangguan Afeksi
Gangguann afeksi merupakan gangguan pada afeksi (emosi) atau mood (suasana hati) seseorang. Dan penderita dapat mengalami depresi atau manik (kegirangan yang tidak wajar) atau dapat bergantian antara manik dan depresif (Atkinson dkk, 1992).

1. Depresi
Penyebab depresi adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja, atau kegagalan dalam hal cinta. Dan depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut di luar kewajaran dan berlanjut sampai saat di mana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali (Atkinson dkk,1992). 
Depresi pada orang normal seperti keadaan murung (kesedihan, patah hati, dan patah semangat) ditandai dengan tidak puas, menurunnya aktivitas, dan pesimisme.  Sedangkan depresi abnormal seperti ketidakmauan yang ekstrim untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan, delusi, dan putus asa (Chaplin,1995).  Dan penderita depresi tidak mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan atau memusatkan perhatiannya dan ekstrimnya penderita dapat disertai adanya kecemasan dan bisa mencoba bunuh diri (Atkison dkk,1992). 

2. Episode Manik
Manik dapat diartikan sebagai tingkah laku berang, keras, bengis, kasar, tidak terkontrol, yang disertai tindakan motorik yang berlebihan dan perilaku impulsif.  Dan dikategorikan menjadi episode manik ringan (Hipomania) dan episode parah (Mania). 
Pada episode ringan, penderita penuh dengan energi, antusias, dan percaya diri dan perilaku manik dibandingkan dengan orang normal seringkali lebih mengekspresikan kebencian daripada kegembiraan. Dan pada episode parah (mania), penderita amat bersemangat dan harus selalu aktif.  Jika orang lain menggangunya aktivitasnya, maka ia akan marah dan akan menjadi ganas.Penderita ini selain mengalami disorientasi, juga sering mengalami delusi. 
Simptom-simptom pada saat manis/manik (gembira,exited)
·         Penderitanya jadi sangat aktif, amat ribut dan lari kesana-kemari. Gerakkannya banyak sekali. Banyak berbicara dengan cepat dan ketawa-tawa riang; suka bernyanyi-nyanyi dan mengeluarkan kata-kata atau bahasa yang kotor-kotor. Biasanya pasien amat gelisah.
·         Sangat tidak sabaran dan tidak toleran. Menjadi irritable dan gelisah.
·         Kesadaranya kabur, idenya campur aduk dan khaotis. Dan tidak lagi mengenal larangan dan pantangan-pantangan (inhibition).
·         Ada disorientasi total terhadap ruang,tempat,dan waktu.
·         Emosinya pendek-pendek dan meledak-ledak. Dalam keadaan exited ini pasien sering melakukan kekerasan , membanting-banting dan merusak segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. Jadi ribut dan kegila-gilaan.
·         Dikejar-kejar oleh ilusi-ilusi serta halusinasi-halusinasi visual dan aural 55;)juga delusi-delusi person. 55)aural = yang berhubungan dengan penderangan atau telinga.
·         Pada stadium berat, jika pasien mengalami saat manis dia bias melakukan serangan-serangan ,kekerasan dan usaha-usaha untuk membunuh atau bunuh diri.
 
3. Gangguan Manik-Depresif
Gangguan Manik-Depresif  seringkali disebut dengan istilah gangguan bipolar, karena penderita beralih dari satu kutub perasaan ke kutub perasaan lainnya.Ada beberapa jenis yaitu gangguan efektif ringan, gangguan efektif neurotik, dan psikisis afektif.
Psykosa manisa/manik-depresif ini
75% dari jumlah penderitanya adalah wanita. Phikhosa manis depresif ini merupakan kekalutan mental yang serius berbentuk gangguan emosionil yang ekstrim, yaitu terus-menerus bergerak antara gembira-ria tertawa-tawa (elation) sampai dengan rasa depresif sedih putus asa. Penderitanya selalu dihinggapi ketegangan-ketegangan afektif dan agresi yang terhambat-hambat. Impulsnya kuat,tapi pendek dan tidak bias dikontrol atau dikendalikan. Misalnya kacau, ingatanya jadi makin mundur.Pasien jadi sangat egosentris, dan tingkah lakunya kekanak-kanakan.selalu merasa gelisah dan tidak pernah merasa puas.

Beberapa individu dapat mengalami manik saja,tetapi kebanyakan individu yang mengalami episode manikjuga mengalami saat-saat depresi. Siklus episodenya dapat berganti-gantiantara episode manic dengan episode depresif,serta sering menunjukkan perilaku norma di antara kedua episode tersebut. Gangguan Manik-Deprsif serngkali disebut dengan istilah gangguan bipolar, karena penderita beralih dari satu kutub perasaan ke kutub perasaan lainnya (Atkinson dkk,1992).
Sebab-sebab dari timbulnya psykosamanik-depresif yaitu:
1.      Sebab Organic
a.       Gangguan glanduler pada kelenja-kelenjar thyroid, gonodal, parathyroid.
b.      Infeksi-infeksi trauma atau luka-luka dan keracunan.
c.       Type-type jasmani yang picnis, 56% mempunyai kecenderungan mendapat gangguan penyakit ini.

2.      Sebab-sebab Herediter
Banyak pasien yang mempunyai sanak keluarga yang sakit jiwanya atau mempunyai gangguan mental yang serius.  Sebabnya yaitu sebagai berikut ini:
a.       Ada mania-mania kompensasi untuk meredusi pikiran-pikiran  dan idea-idea yang tidak menyenangka, yang dijadikan cara untuk melupakan kesedihan dan kekecewaan hidup dalam bentuk aktivitas yang ekstrim. Sedang unsur depresinya merupakan reaksi untuk melupakan kegagalan-kegagalannya. Pada umumnya ada rasa-rasa penyesalan. Ada usaha untuk melarikan diri dari kenyataan hidup, dan muncullah rasa-rasa putus asa.
b.      Type-type kepribadian cyclothim atau ekstrovet mempunyai kolerasi dengan gangguan manik depresif ini.
c.       Tidak ada control emosi.

B.     Gangguan Depresi Mayor
Gangguan depresi mayor, ini adalah gangguan afektif berat yang hanya meliputi depresi. Ganggguan  ini dapat berlangsung sekali atau berulang-ulang, ada beberapa subjenisnya yaitu sebagai berikut:
1.      Gangguan depresi mayor subakut
Dengan cirri-ciri: semangat hidup menghilang, aktivitas mental maupun fisik
menjadi lamban, dibutuhkan usaha keras untuk melaksanakan pekerjaan, diliputi
perasaan tidak berharga, gagal, berdosa, dan bersalah, kehilangan selera makan,
sehingga berat badan menurun dan terserang gangguan pencernaan, berbicara dengan
suara monoton dan hemat dalam berkata-kata, senang duduk sendiri dan mengenang
masa lalu, lelah, sembelit dan susah tidur.
2.      Gangguan depresi mayor akut
Dengan ciri-ciri: berangsur-angsur menjadi tidak aktif, cenderung mengisolasi
diri, tidak mau berbicara, dan sangat lambat memberikan respon, merasa bersalah
dan tidak berharga, gelisah, mondar-mandir dan meremas-remas tangan, merasa
bertanggungjawab terhadap masalah atau musibah yang terjadi dalam masyarakat,
putus asa, kadang-kadang di sertai halusinasi.
3.      Stupor depresi atau Multisme
Yakni keadaan diam mematung dengan ciri-ciri lain: sama sekali tidak responsive
dan tidak aktif, tidak bisa turun dari tempat tidur dan sama sekali acuh tak
acuh terhadap sesuatu yang berlangsung di sekitarnya, harus di tolong jika ingin
buang besar, mengalami halusinasi dan delusi.

C.     Gangguan Afektif Bipolar
Gangguan afektif bipolar yaitu, (Kraeplin, 1899) psikologis depresif-manik gejalanya berupa rangkaian rasa gembira dan sedih yang ekstrem, diselingi jeda keadaan normal. Corak gangguannya di tentukan oleh perasaan apa yang mendominasi, depresif manic atau campuran. Ada beberapa jenisnya yaitu sebagai berikut:
     1. Mania subakut
Dengan ciri-ciri: diliputi perasaan gembira bertaraf sedang dan sifat overaktif,
sangat percaya pada kemampuan dan pengetahuannya, serta senang
menyampaikan pendapat apa saja kepada siapa saja, proses berpikirnya cepat
dan selalu menyibukkan dengan berbagai kegiatan.
2. Mania akut
Dengan ciri-ciri: omongan besar, bersikap diktator, dan senang memerintah siapa
saja. Mudah marah prilakunya menjadi serba kasar-keras dan bengis, senang
berjalan mondar mandir, bernyanyi keras-keras, membentur-benturkan kepalanya
ke tembok, kendali moralnya sama sekali hilang, sehingga bicaranya sangat jorok,
senang memamerkan aurat dan berbuat tidak senonoh.
    3. Mania disertai delirium atau kekacauan mental
Dengan ciri-ciri: Prilakunya kacau, liar, dan bengis, pikirannya kacau dan
mengalami delusi, berjalan mondar mandir, bernyanyi-nyanyi, berteriak-teriak,
mengacung-acungkan tangan selama berhari-hari. Kadang tidak mau makan
dan lain waktu dapat menghabiskan semua makanan, prilakunya kotor dan tidak
memiliki rasa malu, kehilangan berat badan serta rentan terhadap serangan jantung,
stroke dan aneka penyakit lain. 
Penyebab dari semua gangguan di atas dapat berasal dari kondisi bawaan, terpicu oleh stress, ciri kepribadian terhenti, kecenderungan untuk memandang segala sesuatu serba negative, perasaan bersalah, sebagai kiat mempertahankan ego dari stress.

D.    Depresi pada Masa Kanak-kanak dan Remaja
Anak-anak dan reamaja dapat mendrita gangguan mood,termasuk gangguan biopolar dan depresi mayor. Seperti orang-orang dewasa yang depresi, anak-anak dan remaja ini memiliki persaan tidak berdaya,pola pikir yang lebih terdistorsi, kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri sehubungan dengan kejadian-kejadian negative,serta self esteem, self confidence, dan persepsi akan kompetesi yang lebih rendah dibandingkan teman-teman sebayanya yang tidak depresi ( lewinshon dkk,1994; kovacs,1996). Namun depresi pada anak-anak dan remaja memiliki ciri yang berbeda , seperti menolak masuk sekolah ,takut akan kematian orangtua ,dan terikat pada orangtua. Masalah akademik ,keluhan fisik, dan bahkan hiperaktivitas dapat bersumber dari depresi yang tidak disadari. Diantara para remaja,agresivitas dan perilaku seksual yang berlebihan juga dapat menjadi tanda adanya depresi.
Satu hal yang harus kita ketahui yaitu bahwa anak-anak atau remaja yang depresi mungkin gagal untuk melebel perasaan mereka sebagai depresi. Mereka mungkin tidak melaporkan perasaan sedih walaupun mereka tampak sedih bagi orang laindan menangis (Goleman,1994). Sebagian dari masalahnya adalah perkembangan kognitifnya. Mereka pada usia tertentu belum menyadari bahwa apa yang mereka alami itu adalah depresi. Lamanya episode depresi mayor pada anak-anak dan remaja kira-kira 11 bulan, tetapi episode individual bias berlangsung sampai 18 bulan pada beberapa kasus (Goleman 1994). Depresi dengan tingkat sedang dapat bertahan sampai beberapa tahun dan amat mempengaruhi prestasi sekolah dan fungsi sosial ( Nolen-Hoeksema& Girgus,1994). Depresi pada remaja diasosiakan dengan meningkatnya resiko terjadinya episode depresi mayor di masa mendatangdan percobaan bunuh diri dimasa dewasa (Weisman,1999).
Pada anak-anak yang mengalami depresi memiliki berbagai kekurangan ketrampilan termasuk kreativitasdan akademiknya ( Seroczynski,Cole,&Maxwell, 1997).
Secara keseluruhan,perubahan kognisi pada anak-anak yang depresi meliputi hal-hal berikut :
·         Mengharapkan yang terburuk (pesimis)
·         Membesar-besarkan konsekuensi dari kejadian-kejadian negative
·         Mengasumsikan tanggung jawab pribadi untuk hasil yang negative,walaupun tidak beralasan,
·         Secara selektif hanya mempertahankan aspek-aspek negative dari berbagai kejadian.

E.     Hal-hal yang Berkaitan dengan Depresi
Ada bermacam-macam hal yang menyangkut depresi yang perlu dikemukakan sedikit  demi  uraian ini, yaitu:
1.      Depresi Normal dan Abnormal
Perasaan sedih,  kecewa, duka cita, depresi merupakan bagian  dari kehidupan manusia dan pada suatu saat  setiap orang akan mengalaminya. Batasa antara depresi normal dan depresi abnormal tidak jelas, tetapi ada dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengadakan perbedaan, yakni faktor kedalaman depresi dan faktor lamanya depresi. Selain kedalaman dari deresi, perlu dipertimbbangkan jugga kalau depresi tersebut  berlangsung lama dan individu tidak sembuh serta tidak bisa keluar atau melepaskan diri dari keadaan depresi itu.
2.      Depresi Eksogen dan Depresi Endogen
Beberapa depresi pertama-tama disebabkan oleh faktor-faktor eksternal (faktor psikologis), seperti konflik dan stres, sedangkan depresi lain  pertama-tama disebabkan oleh faktor internal ( faktor fisiologis). Depresi yang disebabkan oleh faktor eksternal disebut dengan depresi eksogen dan depresi oleh faktor internal disebut  depresi endogen. Perbedaan antara depresi eksogen dan endogen adalah penting berkenaan dengan perawatan. Psikoterapi mungkin sangat efektif untuk orang-orang yang mengalami depresi eksogen, sedangkan obat mungkin sangat efektif untuk orang-orang yang mengalami depresi endogen.
3.      Depresi Primer dan Depresi sekunder
Individu yang mengalami stres dimana simtom primernya adalah depresi. Akan tetapi, perlu juga diketahui bahwa depresi itu mungkin juga merupakan simtom sekunder pada individu yang mengalami gangguan lain yang sudah ada sebelumnya, seperti kecemasan, alkohoisme, skizofrenia, atau gangguan fisik (Andreason, 1982).
4.      Depresi Involusional dan Depresi Postpartum
Istilah depresi involusional digunakan untuk menyebut depresi yang berkaitan dengan permulaan atau awal dari usia lanjut.  Depresi ini pada awalnya dilihat dari faktor-faktor fisiologis yang berkaitan dengan usia lanjut, dan faktor tersebut pasti  ikut menyebabkan depresi. Depresi postpartum mengacu pada suatu depresi yang relatif berat fan timbul segera sesudah seorang wanita melahirkan anak (Hopkins, et al., 1984; Pitt, 1982).
BAB III
PENUTUP

        Demikianlah makalah yang berjudul Gangguan Afektif yang kami  susun. Kami bersyukur makalah ini  dapat diselesaikan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas bantuan dari semua teman-teman kami, sehingga ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada teman-teman kami. Akhir kata kami, semoga makalah inni dapat bermanfaat dalam memahami  Gangguan Afektif.




















DAFTAR PUSTAKA

Semiun, Yustinnus.2006.Kesehatan Mental 2.Surabaya: Kanisius

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.