BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gangguan suasana perasaan
(gangguan mood {afektif}) merupakan sekelompok penyakit yang biasanya mengarah
ke depresi atau elasi (suasana perasaan yang meningkat). Pasien dengan mood
yang meninggi menunjukan sikap meluap-luap, gagasan yang meloncat-loncat,
penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri dan gagasan kebesaran. Pasien
dengan mood yang terdepresi merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan
bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya naafsu makan, pikiran tentang
kematian dan bunuh diri.
Keadaan afek yang meningkat
dengan peningkatan aktivitas fisik dan mental yang berebihan serta perasaan
gembira luar biasa yang secara keseluruhan tidak sebanding dengan peristiwa
yang terjadi merupakan karakteristik dari
mania. Bentuk mania yang lebih ringan disebut hipomania. Mania dan hipomania agak sulit di
temukan karen kegembiraan jarang mendorong seseorang untuk berobat ke dokter.
Pada penderita mania sebagian besar tidak menyadari adanya sesuatu yang salah dengan kondisi mental maupun
perilakunya.
Secara sederhana, depresiadalah
suatu pengalaman yang menyakitkan dan perasaan tidak ada harapan. Pada saat
ini, depresi menjadi gangguan kejiwaaan yang sangat mempengaruhi kehidupan,
baik hubungan dengan orang lain maupun dalam hal pekerjaan. WHO memprediksikan
pada tahun 2020, depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang banyak di
alami masyarakat dunia.
Gangguan manik depresi atau yang
lebih dikenal dengan gangguan bipolar
adalah gangguan mood yang mempengaruhi sekitar 5.700.000orang Amerika.Gangguan
ini memiliki ciri episode depresi dan manik yang bergantian. Gejala gangguan bipolar sangat bervariasai dan
sering mempengaruhi keseharian individu dan hubungan interpersonal. Gangguan
bipolar memiliki resiko bunuh diri yang besar.
B. Tujuan
Makalah
ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal dan
Psikopatologi.
C. Manfaat
Makalah
ini diharapkan memberikan manfaat dalam memahami gangguan suasana perasaan
(gangguan mood {afektif}), memahami etiologi dan yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gangguan Afeksi
Gangguann afeksi merupakan
gangguan pada afeksi (emosi) atau mood (suasana hati) seseorang. Dan penderita
dapat mengalami depresi atau manik (kegirangan yang tidak wajar) atau dapat
bergantian antara manik dan depresif (Atkinson dkk, 1992).
1. Depresi
Penyebab
depresi adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja, atau kegagalan dalam
hal cinta. Dan depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut di luar
kewajaran dan berlanjut sampai saat di mana kebanyakan orang sudah dapat pulih
kembali (Atkinson dkk,1992).
Depresi
pada orang normal seperti keadaan murung (kesedihan, patah hati, dan patah
semangat) ditandai dengan tidak puas, menurunnya aktivitas, dan
pesimisme. Sedangkan depresi abnormal seperti ketidakmauan yang ekstrim
untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan,
delusi, dan putus asa (Chaplin,1995). Dan penderita depresi tidak mampu
mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan atau memusatkan perhatiannya dan
ekstrimnya penderita dapat disertai adanya kecemasan dan bisa mencoba bunuh
diri (Atkison dkk,1992).
2. Episode Manik
Manik dapat
diartikan sebagai tingkah laku berang, keras, bengis, kasar, tidak terkontrol,
yang disertai tindakan motorik yang berlebihan dan perilaku impulsif. Dan
dikategorikan menjadi episode manik ringan (Hipomania) dan episode parah
(Mania).
Pada episode
ringan, penderita penuh dengan energi, antusias, dan percaya diri dan perilaku
manik dibandingkan dengan orang normal seringkali lebih mengekspresikan
kebencian daripada kegembiraan. Dan pada episode parah (mania), penderita
amat bersemangat dan harus selalu aktif. Jika orang lain menggangunya
aktivitasnya, maka ia akan marah dan akan menjadi ganas.Penderita ini selain
mengalami disorientasi, juga sering mengalami delusi.
Simptom-simptom pada saat manis/manik (gembira,exited)
Simptom-simptom pada saat manis/manik (gembira,exited)
·
Penderitanya jadi sangat aktif,
amat ribut dan lari kesana-kemari. Gerakkannya banyak sekali. Banyak berbicara
dengan cepat dan ketawa-tawa riang; suka bernyanyi-nyanyi dan mengeluarkan
kata-kata atau bahasa yang kotor-kotor. Biasanya pasien amat gelisah.
·
Sangat tidak sabaran dan tidak
toleran. Menjadi irritable dan gelisah.
·
Kesadaranya kabur, idenya campur
aduk dan khaotis. Dan tidak lagi mengenal larangan dan pantangan-pantangan
(inhibition).
·
Ada disorientasi total terhadap
ruang,tempat,dan waktu.
·
Emosinya pendek-pendek dan
meledak-ledak. Dalam keadaan exited ini pasien sering melakukan kekerasan ,
membanting-banting dan merusak segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. Jadi
ribut dan kegila-gilaan.
·
Dikejar-kejar oleh ilusi-ilusi
serta halusinasi-halusinasi visual dan aural 55;)juga delusi-delusi person.
55)aural = yang berhubungan dengan penderangan atau telinga.
·
Pada stadium berat, jika pasien
mengalami saat manis dia bias melakukan serangan-serangan ,kekerasan dan
usaha-usaha untuk membunuh atau bunuh diri.
3. Gangguan Manik-Depresif
Gangguan
Manik-Depresif seringkali disebut dengan istilah gangguan bipolar, karena
penderita beralih dari satu kutub perasaan ke kutub perasaan lainnya.Ada
beberapa jenis yaitu gangguan efektif ringan, gangguan efektif neurotik, dan
psikisis afektif.
Psykosa manisa/manik-depresif ini 75% dari jumlah penderitanya adalah wanita. Phikhosa manis depresif ini merupakan kekalutan mental yang serius berbentuk gangguan emosionil yang ekstrim, yaitu terus-menerus bergerak antara gembira-ria tertawa-tawa (elation) sampai dengan rasa depresif sedih putus asa. Penderitanya selalu dihinggapi ketegangan-ketegangan afektif dan agresi yang terhambat-hambat. Impulsnya kuat,tapi pendek dan tidak bias dikontrol atau dikendalikan. Misalnya kacau, ingatanya jadi makin mundur.Pasien jadi sangat egosentris, dan tingkah lakunya kekanak-kanakan.selalu merasa gelisah dan tidak pernah merasa puas.
Psykosa manisa/manik-depresif ini 75% dari jumlah penderitanya adalah wanita. Phikhosa manis depresif ini merupakan kekalutan mental yang serius berbentuk gangguan emosionil yang ekstrim, yaitu terus-menerus bergerak antara gembira-ria tertawa-tawa (elation) sampai dengan rasa depresif sedih putus asa. Penderitanya selalu dihinggapi ketegangan-ketegangan afektif dan agresi yang terhambat-hambat. Impulsnya kuat,tapi pendek dan tidak bias dikontrol atau dikendalikan. Misalnya kacau, ingatanya jadi makin mundur.Pasien jadi sangat egosentris, dan tingkah lakunya kekanak-kanakan.selalu merasa gelisah dan tidak pernah merasa puas.
Beberapa individu dapat mengalami manik saja,tetapi kebanyakan individu yang mengalami episode manikjuga mengalami saat-saat depresi. Siklus episodenya dapat berganti-gantiantara episode manic dengan episode depresif,serta sering menunjukkan perilaku norma di antara kedua episode tersebut. Gangguan Manik-Deprsif serngkali disebut dengan istilah gangguan bipolar, karena penderita beralih dari satu kutub perasaan ke kutub perasaan lainnya (Atkinson dkk,1992).
Sebab-sebab
dari timbulnya psykosamanik-depresif yaitu:
1.
Sebab
Organic
a. Gangguan glanduler pada kelenja-kelenjar thyroid, gonodal, parathyroid.
b. Infeksi-infeksi trauma atau luka-luka dan keracunan.
c.
Type-type
jasmani yang picnis, 56% mempunyai kecenderungan mendapat gangguan penyakit
ini.
2.
Sebab-sebab Herediter
Banyak
pasien yang mempunyai sanak keluarga yang sakit jiwanya atau mempunyai gangguan
mental yang serius. Sebabnya yaitu
sebagai berikut ini:
a.
Ada
mania-mania kompensasi untuk meredusi pikiran-pikiran dan idea-idea yang tidak menyenangka, yang dijadikan
cara untuk melupakan kesedihan dan kekecewaan hidup dalam bentuk aktivitas yang
ekstrim. Sedang unsur depresinya merupakan reaksi untuk melupakan
kegagalan-kegagalannya. Pada umumnya ada rasa-rasa penyesalan. Ada usaha untuk
melarikan diri dari kenyataan hidup, dan muncullah rasa-rasa putus asa.
b.
Type-type
kepribadian cyclothim atau ekstrovet mempunyai kolerasi dengan gangguan manik
depresif ini.
c.
Tidak ada
control emosi.
B. Gangguan Depresi
Mayor
Gangguan depresi mayor, ini adalah gangguan afektif berat yang hanya
meliputi depresi. Ganggguan ini dapat berlangsung sekali atau
berulang-ulang, ada beberapa subjenisnya yaitu sebagai berikut:
1. Gangguan depresi mayor
subakut
Dengan cirri-ciri: semangat hidup menghilang,
aktivitas mental maupun fisik
menjadi lamban, dibutuhkan usaha keras untuk melaksanakan pekerjaan, diliputi
perasaan tidak berharga, gagal, berdosa, dan bersalah, kehilangan selera makan,
sehingga berat badan menurun dan terserang gangguan pencernaan, berbicara dengan
suara monoton dan hemat dalam berkata-kata, senang duduk sendiri dan mengenang
masa lalu, lelah, sembelit dan susah tidur.
menjadi lamban, dibutuhkan usaha keras untuk melaksanakan pekerjaan, diliputi
perasaan tidak berharga, gagal, berdosa, dan bersalah, kehilangan selera makan,
sehingga berat badan menurun dan terserang gangguan pencernaan, berbicara dengan
suara monoton dan hemat dalam berkata-kata, senang duduk sendiri dan mengenang
masa lalu, lelah, sembelit dan susah tidur.
2. Gangguan depresi mayor akut
Dengan ciri-ciri: berangsur-angsur menjadi tidak
aktif, cenderung mengisolasi
diri, tidak mau berbicara, dan sangat lambat memberikan respon, merasa bersalah
dan tidak berharga, gelisah, mondar-mandir dan meremas-remas tangan, merasa
bertanggungjawab terhadap masalah atau musibah yang terjadi dalam masyarakat,
putus asa, kadang-kadang di sertai halusinasi.
diri, tidak mau berbicara, dan sangat lambat memberikan respon, merasa bersalah
dan tidak berharga, gelisah, mondar-mandir dan meremas-remas tangan, merasa
bertanggungjawab terhadap masalah atau musibah yang terjadi dalam masyarakat,
putus asa, kadang-kadang di sertai halusinasi.
3. Stupor depresi atau Multisme
Yakni
keadaan diam mematung dengan ciri-ciri lain: sama sekali tidak responsive
dan tidak aktif, tidak bisa turun dari tempat tidur dan sama sekali acuh tak
acuh terhadap sesuatu yang berlangsung di sekitarnya, harus di tolong jika ingin
buang besar, mengalami halusinasi dan delusi.
dan tidak aktif, tidak bisa turun dari tempat tidur dan sama sekali acuh tak
acuh terhadap sesuatu yang berlangsung di sekitarnya, harus di tolong jika ingin
buang besar, mengalami halusinasi dan delusi.
C. Gangguan Afektif
Bipolar
Gangguan afektif bipolar yaitu, (Kraeplin, 1899) psikologis depresif-manik
gejalanya berupa rangkaian rasa gembira dan sedih yang ekstrem, diselingi jeda
keadaan normal. Corak gangguannya di tentukan oleh perasaan apa yang
mendominasi, depresif manic atau campuran. Ada beberapa jenisnya yaitu sebagai
berikut:
1. Mania subakut
Dengan
ciri-ciri: diliputi perasaan gembira bertaraf sedang dan sifat overaktif,
sangat percaya pada kemampuan dan pengetahuannya, serta senang
menyampaikan pendapat apa saja kepada siapa saja, proses berpikirnya cepat
dan selalu menyibukkan dengan berbagai kegiatan.
2. Mania
akutsangat percaya pada kemampuan dan pengetahuannya, serta senang
menyampaikan pendapat apa saja kepada siapa saja, proses berpikirnya cepat
dan selalu menyibukkan dengan berbagai kegiatan.
Dengan ciri-ciri: omongan besar, bersikap
diktator, dan senang memerintah siapa
saja. Mudah marah prilakunya menjadi serba kasar-keras dan bengis, senang
berjalan mondar mandir, bernyanyi keras-keras, membentur-benturkan kepalanya
ke tembok, kendali moralnya sama sekali hilang, sehingga bicaranya sangat jorok,
senang memamerkan aurat dan berbuat tidak senonoh.
3. Mania disertai delirium atau kekacauan mentalsaja. Mudah marah prilakunya menjadi serba kasar-keras dan bengis, senang
berjalan mondar mandir, bernyanyi keras-keras, membentur-benturkan kepalanya
ke tembok, kendali moralnya sama sekali hilang, sehingga bicaranya sangat jorok,
senang memamerkan aurat dan berbuat tidak senonoh.
Dengan ciri-ciri: Prilakunya kacau, liar, dan
bengis, pikirannya kacau dan
mengalami delusi, berjalan mondar mandir, bernyanyi-nyanyi, berteriak-teriak,
mengacung-acungkan tangan selama berhari-hari. Kadang tidak mau makan
dan lain waktu dapat menghabiskan semua makanan, prilakunya kotor dan tidak
memiliki rasa malu, kehilangan berat badan serta rentan terhadap serangan jantung,
stroke dan aneka penyakit lain.
mengalami delusi, berjalan mondar mandir, bernyanyi-nyanyi, berteriak-teriak,
mengacung-acungkan tangan selama berhari-hari. Kadang tidak mau makan
dan lain waktu dapat menghabiskan semua makanan, prilakunya kotor dan tidak
memiliki rasa malu, kehilangan berat badan serta rentan terhadap serangan jantung,
stroke dan aneka penyakit lain.
Penyebab
dari semua gangguan di atas dapat berasal dari kondisi bawaan, terpicu oleh
stress, ciri kepribadian terhenti, kecenderungan untuk memandang segala sesuatu
serba negative, perasaan bersalah, sebagai kiat mempertahankan ego dari stress.
D.
Depresi pada Masa Kanak-kanak dan
Remaja
Anak-anak dan reamaja dapat
mendrita gangguan mood,termasuk gangguan biopolar dan depresi mayor. Seperti
orang-orang dewasa yang depresi, anak-anak dan remaja ini memiliki persaan
tidak berdaya,pola pikir yang lebih terdistorsi, kecenderungan untuk menyalahkan
diri sendiri sehubungan dengan kejadian-kejadian negative,serta self esteem,
self confidence, dan persepsi akan kompetesi yang lebih rendah dibandingkan
teman-teman sebayanya yang tidak depresi ( lewinshon dkk,1994; kovacs,1996).
Namun depresi pada anak-anak dan remaja memiliki ciri yang berbeda , seperti
menolak masuk sekolah ,takut akan kematian orangtua ,dan terikat pada orangtua.
Masalah akademik ,keluhan fisik, dan bahkan hiperaktivitas dapat bersumber dari
depresi yang tidak disadari. Diantara para remaja,agresivitas dan perilaku
seksual yang berlebihan juga dapat menjadi tanda adanya depresi.
Satu hal yang harus kita ketahui
yaitu bahwa anak-anak atau remaja yang depresi mungkin gagal untuk melebel
perasaan mereka sebagai depresi. Mereka mungkin tidak melaporkan perasaan sedih
walaupun mereka tampak sedih bagi orang laindan menangis (Goleman,1994).
Sebagian dari masalahnya adalah perkembangan kognitifnya. Mereka pada usia
tertentu belum menyadari bahwa apa yang mereka alami itu adalah depresi. Lamanya
episode depresi mayor pada anak-anak dan remaja kira-kira 11 bulan, tetapi
episode individual bias berlangsung sampai 18 bulan pada beberapa kasus
(Goleman 1994). Depresi dengan tingkat sedang dapat bertahan sampai beberapa
tahun dan amat mempengaruhi prestasi sekolah dan fungsi sosial (
Nolen-Hoeksema& Girgus,1994). Depresi pada remaja diasosiakan dengan
meningkatnya resiko terjadinya episode depresi mayor di masa mendatangdan
percobaan bunuh diri dimasa dewasa (Weisman,1999).
Pada anak-anak yang mengalami
depresi memiliki berbagai kekurangan ketrampilan termasuk kreativitasdan
akademiknya ( Seroczynski,Cole,&Maxwell, 1997).
Secara keseluruhan,perubahan kognisi pada anak-anak yang depresi meliputi hal-hal berikut :
Secara keseluruhan,perubahan kognisi pada anak-anak yang depresi meliputi hal-hal berikut :
·
Mengharapkan yang terburuk
(pesimis)
·
Membesar-besarkan
konsekuensi dari kejadian-kejadian negative
·
Mengasumsikan tanggung jawab
pribadi untuk hasil yang negative,walaupun tidak beralasan,
·
Secara selektif hanya
mempertahankan aspek-aspek negative dari berbagai kejadian.
E.
Hal-hal yang Berkaitan dengan Depresi
Ada
bermacam-macam hal yang menyangkut depresi yang perlu dikemukakan sedikit demi
uraian ini, yaitu:
1.
Depresi Normal dan Abnormal
Perasaan sedih, kecewa, duka
cita, depresi merupakan bagian dari
kehidupan manusia dan pada suatu saat
setiap orang akan mengalaminya. Batasa antara depresi normal dan depresi
abnormal tidak jelas, tetapi ada dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mengadakan perbedaan, yakni faktor kedalaman depresi dan faktor lamanya depresi.
Selain kedalaman dari deresi, perlu dipertimbbangkan jugga kalau depresi
tersebut berlangsung lama dan individu
tidak sembuh serta tidak bisa keluar atau melepaskan diri dari keadaan depresi
itu.
2.
Depresi Eksogen dan Depresi Endogen
Beberapa depresi pertama-tama disebabkan oleh faktor-faktor eksternal
(faktor psikologis), seperti konflik dan stres, sedangkan depresi lain pertama-tama disebabkan oleh faktor internal
( faktor fisiologis). Depresi yang disebabkan oleh faktor eksternal disebut
dengan depresi eksogen dan depresi oleh faktor internal disebut depresi endogen. Perbedaan antara depresi
eksogen dan endogen adalah penting berkenaan dengan perawatan. Psikoterapi
mungkin sangat efektif untuk orang-orang yang mengalami depresi eksogen,
sedangkan obat mungkin sangat efektif untuk orang-orang yang mengalami depresi
endogen.
3.
Depresi Primer dan Depresi sekunder
Individu yang mengalami stres dimana simtom primernya adalah depresi.
Akan tetapi, perlu juga diketahui bahwa depresi itu mungkin juga merupakan
simtom sekunder pada individu yang mengalami gangguan lain yang sudah ada
sebelumnya, seperti kecemasan, alkohoisme, skizofrenia, atau gangguan fisik
(Andreason, 1982).
4.
Depresi Involusional dan Depresi Postpartum
Istilah depresi involusional digunakan untuk menyebut depresi yang
berkaitan dengan permulaan atau awal dari usia lanjut. Depresi ini pada awalnya dilihat dari
faktor-faktor fisiologis yang berkaitan dengan usia lanjut, dan faktor tersebut
pasti ikut menyebabkan depresi. Depresi
postpartum mengacu pada suatu depresi yang relatif berat fan timbul segera
sesudah seorang wanita melahirkan anak (Hopkins, et al., 1984; Pitt, 1982).
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah yang berjudul
Gangguan Afektif yang kami susun. Kami
bersyukur makalah ini dapat diselesaikan
berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas bantuan dari semua teman-teman kami,
sehingga ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kami
sampaikan kepada teman-teman kami. Akhir kata kami, semoga makalah inni dapat
bermanfaat dalam memahami Gangguan
Afektif.
DAFTAR PUSTAKA
Semiun, Yustinnus.2006.Kesehatan Mental 2.Surabaya: Kanisius
0 komentar:
Post a Comment