Sunday, December 6, 2015

Gangguan Kecemasan






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kecemasan merupakan hal yang terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stres kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan dapat dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti. Dan yang merupakan suatu penyakit jiwa yang serius yang dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalani hidup normalnya karena perasaan khawatir dan takut yang berlebihan itulah yang disebut dengan gangguan kecemasan.
 Menurut data National Institute of Mental Health ( 2005 ) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Pada abad 19, kecemasan dianggap sebagai bentuk dari kerusakan atau gangguan dari pernafasan, dan Sigmund freud mengidentifikasi kecemasan sebagai bentuk neurosis. Freud meyakini kemunculan rasa cemas diakibatka dari sifat instinktif atau dorongan seksual pada individu yang tidak tersalurkan secara tepat. Akibatnya, kecemasan itu timbul sebagai bentuk dari pertahanan diri untuk merepresi dorongan-dorongan tersebut.
Ada beberapa jenis atau kategori yang termasuk dalam gangguan kecemasan, yaitu antara lain gangguan cemas, gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan stres pasca-trauma.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa devinisi pengertian dari gangguan kecemasan?
2.      Apa jenis atau kategori yang termasuk gangguan kecemasan?
3.      Bagaimana gejala yang terjadi pada gangguan kecemasan?
4.      Apa penyebab gangguan kecemasan?





1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian gangguan kecemasan.
2.      Mengetahui jenis atau kategori yang termasuk dalam gangguan kecemasan.
3.      Mengetahui bagaimana gejala yang tetrjadi pada gangguan kecemasan.
4.      Mengetahui apa penyebab dari ganngguan kecemasan.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN GANGGUAN KECEMASAN
Kecemasan adalah emosi yang dialami setiap orang pada waktu tertentu. Banyak orang merasa cemas, atau gugup ketika mereka menghadapi masalah ditempat kerja, sebelum menempuh ujian, atau membuat keputuan penting. Namun kecemasan tersebut berbeda dengan gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalani hidup normal.
 Jadi, gangguan kecemasan yaitu penyakit jiwa yang serius karena penderitanya merasakan kekhawatiran dan ketakutan hebat dan terus menerus sehingga dapat melumpuhkan kegiatan normal mereka. Dan gangguan kecemasan  merupakan sekelompok gangguan dimana kecemasan merupakan gejala utama atau dialami jika seseorang berupaya mengendalikan perilaku maladaptif tertentu. Gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme tubuh.
Gangguan kecemasan diperkirakan dapat mengidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health ( 2005 ) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut.

2.2  JENIS ATAU KATEGORI GANGGUAN KECEMASAN
Terdapat beberapa jenis atau kategori yang termasuk dalam gangguan kecemasan, antara lain :
a.      Gangguan Cemas Menyeluruh ( Umum )
Yaitu kekhawatiran dan  ketegangan yang berlebih dan tidak realistis, walaupun tidak ada atau hanya sedikit yang memprovokasi kecemasan tersebut. Seseorang yang menderita gangguan kecemasan umum hidup setiap hari dalam ketegangan yang tinggi. Selain itu, individu terus-menerus merasa takut akan kemungkinan masalah dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan.
Orang yang menderita gangguan kecemasan umum mungkin juga mengalami serangan panik-episode ketakutan yang berat dan mendadak atau teror.

b.      Gangguan Panik
Gangguan panik adalah kecemasan yang sangat kuat dan berlangsung dalam jangka waktu yang singkat. Kecemasan ini timbul dan segera hilang dan biasanya berlangsung hanya dalam beberapa menit, dan terjadinya tidak dapat diprediksikan. (Yustinus Semiun, 2006: 331)
Orang dengan kondisi ini merasakan ancaman yang muncul tiba-tiba dan berulang-ulang. Gejala lainnya yaitu ketika kita berkeringat, nyeri pada dada, palpitasi (denyut jantung tidak teratur), dan perasaan tersedak, yang dapat membuat seseorang merasa seperti mengalami serangan jantung atau berperilaku seperti orang yang tidak waras.

c.       Gangguan Phobia
Orang yang berespons dengan ketakutan yang kuat pada stimulus atau situasi tertentu yang oleh sebagian besar orang tidak dianggap berbahaya itu dikatakan menderita phobia. Individu biasanya menyadari bahwa rasa takutnya itu tidak rasional tetapi masih merasa cemas (mulai dari kekhawatiran yang kuat sampai panik) yang dapat diihilangkan hanya dengan menyadari objek atau situasi yang ditakutinya.
Banyak dari kita memiliki satu atau dua kekuatan yang irasional-ular,serangga, dan ketinggian adalah yang paling umum. Tetapi, ketakutan biasanya tidak didiagnosis sebagai gangguan fobik kecuali mengganggu kehidupan sehari-hari. Contoh gangguan fobik adalah seorang wanita yang merasa takut berada ditempat tertutup yang menyebabkannya tidak dapat masuk ke elevator atau seoranng pria yang merasa takut ditempat ramai yang menyebabkannya tidak dapat menonton bioskop atau berjalan dijalan yang ramai.
DSM-IV membagi gangguan fobik menjadi tiga kategori luas, yaitu :
1.      Fobia Spesifik (terisolasi)
Adalah rasa takut terhadap objek, hewan, atau situasi tertentu. Rasa takut irasional terhadap ular, kuman, tempat tertutup, dan kegelapan adalah contohnya.

2.      Fobia Sosial
Orang dengan fobia sosial mungkin merasa sangat tidak pasti dalam situasi sosial dan mengalami ketakutan yang berat yang memalukan dirinya. Seringkali mereka merasa takut bahwa mereka akan dipermalukan oleh kecemasan oleh tanda seperti tremor tangan, kemerahan, atau suara yang gemetaran. Rasa takut tersebut pada umumnya tidak realistik : individu yang merasa takut mungkin gemetar atau tidak; orang yang takut mungkin gagp atau malahan berbicara sangat normal. Rasa takut berbicara didepan publik atau makan ditempat ramai adalah keluhan yang paling umum dari penderita fobik sosial.

3.      Agorafobia
Agorafobia adalah fobia yang paling umum pada orang yang  mencari bantuan profesional. Gangguan ini juga yang paling mengganggu. Kata ini merupakan bahasa Yunani untuk “rasa takut ditempat umum”. Individu yang menderita agorafobia merasa takut saat memasuki lingkungan yang tidak dikenalnya. Mereka menghindari tempat terbuka, keramaian, dan berpergian. Pada kasus yang ekstrem, individu mungkin takut meninggalkan lingkungan rumah yang telat dikenalnya. Peristiwa berikut dalam kehidupan seorang wanita yang menderita agorafobia
           
d.      Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Obsesif yaitu gejala gangguan jiwa, dimana si sakit dikuasai oleh suatu pikiran yang tidak bisa dihindarinya. Misalkan seorang gadis yang merasa bahwa ia akan sengsara saja. Apabila dia sedang menimba air, maka ia akan merasa jatuh kedalam sumur tersebut. Dan ia akan merasa pula bahwa hidupnya akan selalu diliputi kesusahan.
Sedangkan kompulsif ialah gangguan jiwa yang menyebabkan orang terpaksa melakukan sesuatu, baik masuk akal ataupun tidak. Apabila tindakan itu tidak di lakukannya, maka si penderita akan merasa gelisah dan cemas. Kegelisahan atau kecemasan itu baru akan hilang apabila tindakan itu telah di lakukannya.
Jadi, orang dengan OCD terganggu oleh pikiran atau ketakutan terus-menerus yang menyebabkan mereka melakukan ritual atau ruitnitas tertentu. Pikiran yang mengganggu itu disebut obsesi, sedangkan ritual atau rutinitas yang dilakukanya itu disebut kompulsi.
Berdasarkan keterangan diatas, maka gangguan obsesif-kompulsif yaitu gangguan yang berhubungan dengan gangguan panik karena keduanya saling melibatkan kecemasan yang berat. Contohnya adalah orang yang memiliki rasa takut yag tidak logis terhadap kuman sehingga dia terus-menerus mencuci tangannya.

e.       Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)
Yaitu suatu kondisi yang dapat muncul setelah peristiwa traumatis dan / atau menakutkan, seperti kekerasan seksual atau fisik, kematian secara tiba-tiba dari orang yang dicintai, atau bencana alam. Orang dengan PTSD sering mempunyai pemikiran dan ingatan yang menetap dari kejadian menakutkan tersebut dan emosionalnya cenderung tidak stabil.
Simtom utama dari gangguan ini adalah mengalami lagi suatu peristiwa traumatis. Peristiwa traumatis yang mempercepat gangguan ini adalah sesuatu yang luar biasa, misalnya adanya bencana alam seperti banjir, gempa bumi, atau bencana-bencana aksidental seperti terjadinya kecelakaan, dan kebakaran. Atau adanya bencana yang terjadi dengan sengaja, seperti perang, penyiksaan, dan perkosaan.
Disamping mengalami kembali, kadang-kadang dalam gangguan stres pasca trauma ini terjadi juga kelumpuhan kemampuan untuk merespon, atau keterlibatan dengan dunia luar berkurang. Kelumpuhan psikis kelihatan dengan berkurangnya minat terhadap kegiatan-kegiatan yang biasa, perasaan-perasaan terpisah dari orang-orang lain, dan respons-respons emosional menjadi tumpul apabila individu tidak mengalami lagi pengalaman traumatis tersebut. (Yustinus Semiun, 2006: 332)

2.3  GEJALA GANGGUAN KECEMASAN
Gejalanya yaitu bervariasi dan tergantung dari jenis gangguan kecemasannya.
a.      Gejala Gangguan Cemas Menyeluruh
-          Individu terus-menerus merasa takut akan kemungkinan masalah dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan.
-          Individu tidak mampu merasa santai
-          Mengalami gangguan saat tidur, sesak napas, mual, dan bahkan bisa sampai pingsan
-          Mengalami kelelahan, berkeringat, dan tremor otot
-          Mengalami nyeri pada kepala
-          Jantung terasa sangat berdebar-debar

b.      Gejala Gangguan Panik (Yustinus Semiun, 2006: 331)
-          Jantung berdenyut dengan cepat
-          Sakit pada dada
-          Penuh dengan sensasi-sensasi
-          Pernafasan pendek
-          Merasa pusing
-          Sering berkhayal
-          Tangan dan kaki sering terasa perih
-          Mudah merasa panas dan dingin pada badan
-          Berkeringat
-          Mudah pingsan dan bergemetar

c.       Gejala Gangguan Obsesif-Kompulsif  (Zakiah daradjat, 1975: 47)
-          Paksaan mengulangi pekerjaan (repetitive compulsive)
-          Paksaan mengikuti urutan-urutan tertentu (serial compulsives)
-          Paksaan atas aturan-aturan tertentu (compulsive orderlinese)
-          Compulsive magic
-          Anti social compulsive

d.      Gejala Gangguan Stres Pasca Trauma (Yustinus Semiun, 2006: 332)
-          Mengalami lagi suatu peristiwa yang dianggapnya menyakitkan
-          Mengalami gangguan-gangguan tidur
-          Sulit untuk berkonsentrasi
-          Merasa bersalah karena hidup terus sedangkan orang lain tidak
-          Adanya perasaan-perasaan terpisah dari orang yang dia cintai

e.       Gejala Gangguan Phobia (Rita At Kinson, 2010: 415)
-          Individu biasannya menyadari bahwa rasa takutnya itu tidak rasional tetapi masih merasa cemas
-          Penderita agorafobia biasanya memiliki serangan panik
-          Penderita agorafobia takut terhadap tempat terbuka

Namun biasanya ada gejala-gejala umum sebagai berikut :
·         Perasaan panik, ketakutan, dan kegelisahan
·         Pikiran obsesif yang tidak terkendali
·         Berulang kali mengingat atau kilas balik pengalaman traumatis
·         Mimpi buruk
·         Perilaku ritual, seperti mencuci tangan berulang-ulang kali
·         Memiliki masalah dalam tidur
·         Tangan dan / atau kaki dingin atau berkeringat
·         Sesak napas
·         Ketidakmampuan untuk diam dan bersikap tenang
·         Mulut kering
·         Baal atau kesemutan di tangan atau kaki
·         Mual
·         Otot tegang
·         Pusing

2.4  PENYEBAB GANGGUAN KECEMASAN
Penyebab pasti gangguan kecemasan belum diketahui. Gangguan kecemasan sama halnya seperti betuk penyakit jiwa lain, bukanlah akibat kepribadian yang lemah, cacat karakter, atau pendidikan yang buruk. Seiring penelitian dalam bidang penyakit jiwa, maka menjadi jelas bahwa banyak gangguan ini disebabkan oleh kombinasi faktor. Misalnya seperti perubahan dalam otak karena adanya tekanan pada lingkungan.
Maka gangguan kecemasan sebagian besar sering muncul karena dari diri kita sendiri yang merasa cemas dan tegang jika menghadapi situasi yang mengancam stres.







2.5  CARA PENGENDALIAN GANGGUAN KECEMASAN
Gangguan kecemasan tidak dapat dicegah. Namun ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan atau mengurangi gejala, yaitu :
1.      Berhenti atau mengurangi konsumsi produk yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, cola, minuman energi, dan cokelat
2.      Konsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengkonsumsi obat yang dijual bebas atau obat herbal.
3.      Mencari konseling dan dukungan pakar bila Anda mengalami kejadian  traumatis atau mengganggu.

























BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Gangguan kecemasan yaitu penyakit jiwa yang serius karena penderitanya merasakan kekhawatiran dan ketakutan hebat dan terus menerus sehingga dapat melumpuhkan kegiatan normal mereka. Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, yaitu gangguan cemas menyeluruh (umum), gangguan panik, gangguan phobia, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan gangguan stress pasca trauma (PTSD).
Gejala gangguan kecemasan bervariasi dan tergantung dari jenis gangguan kecemasannya. Namun terdapat gejala-gejala yang umum dialami penderita yaitu perasaan panik, ketakutan, dan kegelisahan, pikiran obsesif yang tidak terkendali, berulang kali mengingat atau kilas balik pengalaman traumatis, mimpi buruk, perilaku ritual, seperti mencuci tangan berulang-ulang kali, memiliki masalah dalam tidur, tangan dan / atau kaki dingin atau berkeringat, sesak napas, ketidakmampuan untuk diam dan bersikap tenang, mulut kering, baal atau kesemutan di tangan atau kaki, mual, otot tegang, dan pusing.
Penyebab gangguan kecemasan yaitu oleh kombinasi faktor, misalnya seperti perubahan dalam otak karena adanya tekanan pada lingkungan. Maka gangguan kecemasan sebagian besar sering muncul karena dari diri kita sendiri yang merasa cemas dan tegang jika menghadapi situasi yang mengancam stres.
Ada beberapa langkah untuk mengendalikan atau mengurangi gejala kecemasan ini, antara lain dengan berhenti atau mengurangi konsumsi produk yang mengandung kafein, konsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengkonsumsi obat yang dijual bebas atau obat herbal, mencari konseling dan dukungan pakar bila Anda mengalami kejadian  traumatis atau mengganggu.






DAFTAR PUSTAKA

Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Daradjat, Zakiah. 1975. Kesehatan Mental. Jakarta: P.T. Gunung Agung
Alloy, Lauren B dkk. 1996. Abnormal Psychology. Amerika: Mc Graw-Hill, INC
At Kinson, Rita L dkk. 2010. Pengantar Psikologi. Tangerang: Interaksara

Share:

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.