Penyusun :
1. Prayudha
Nur Rifki (1007010020)
2. Nabila
Zahra Q. U (1207010049)
3. Bambang
Wijayanto (1307010079)
4. Anggi
Setiawati (1407010023)
5. Denalita
Imas Widyaswari (1407010049)
6. Gita
Listanti (1407010056)
7.
Wiwin Rinanti (1407010064)
TEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI
KOGNIIF
1.
PIAGET
Tahap
perkembangan Piaget :
1. Tahap
Sensorimotorik (0-2 Tahun)
2. Tahap
Praoperasioal (2-7 Tahun)
3. Tahap
Operasi Konkret (7-11 Tahun)
4. Tahap
Operasi Formal (Lebih dari 11/12 Tahun)
Dijelaskan sebagai
berikut :
Tahap
1 : Sensorimotor
Tahap
perkembangan mental di mana cirri-cirinya, yaitu :
1. Didasarkan
tindakan praktis
2. Inteligensi
bersifat aksi, bukan refleksi
3. Menyangkut
Tahap
2 : Praoperasional (2-7 Tahun)
Pada
tahap inilah konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme
mulai kuat dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis
terbentuk. Label praoperasional, “operasi” adalah perangkat tindakan
terinternalisasi yang memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang telah
dilakukan secara fisik sebelumnya.
-
Dicirikan dengan
adanya fungsi emiotic (Simbol) -> 2-4 Tahun
-
Berkembangnya
pemikiran intuitif -> 4-7 tahun
Fungsi semiotic
pada beberapa gejala
-
Imitasi tak
langsung dari bendanya sendiri.
Contoh
: Anak bermain kue-kue an sendiri, pasar-pasaran.
-
Permainan
simbolis. Contoh : mobil-mobilan, dengan balok-balok kecil.
-
Permainan
simbolis dapat merupakan ungkapan diri anak.
-
Menggambar. Anak
dapat menggambar realistis tetapi tidak proposional.
Contoh
: gambar rumah dan pepohonan tegak lurus di lereng pegunungan.
Ø Mengetahui
bentuk-bentuk dasar geometris ,bulat,persegi.
Ø Bahasa
ucapan, anak mulai menggunakan suara dengan representasi benda/kejadian.
Ø Perkembangan
bahasa sangat memperlancar perkembangan konseptual anak dan juga
perkembangan kognitif anak.
Ø Menurut
piaget : perkembangan bahasa merupakan transisi dari sifat ego sentries ke
interkomunikasi
social.
Tahap 3 : operasi konkret (7-11 Tahun)
-
Logika tentang sifat kekekalan.
-
Berpikir seriasi, klasifikasi, kesimpulan probalistis.
Berfikir seriasi
berarti berfikir urutan Ex: 1,2,3 dan berfikir klasifikasi yaitu
menggolong-golongkan.
- Tidak lagi egosentris
- Masih terbatas pada hal-hal konkret
- Belum dapat
memecahkan persoalan abstrak
Tahap
4 : Operasi formal (> 11/12 Tahun)
- Sudah mampu berfikir
rasional & logika remaja
-Pemikiran deduktif ,
induktif, abstraktif
Aplikasi teori belajar kognitif
a. Belajar
akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak
b. anak
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen.
2.
TEORI
BRUNNER
Brunner
lebih menegaskan tentang belajar secara penemuan yaitu mengolah apa yang di
ketahui anak itu menjadi hal yang baru. Jika mempelajari suatu pengetahuan,
maka perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu,agar pengetahuan itu dapat
diinternalisasi. Jerome Brunner dilahirkan pada tahun 1915 Brunner setuju
dengan pendapat Piaget bahwa perkembangan kognitif anak-anak melalui peringkat
tertentu atau secara bertahap dan tidak melompat.
Karakteristik
teori Brunner
§ Belajar
penemuan (discovery learning).
Pencarian pengetahuan
secara aktif oleh anak sehingga memberikan hasil yang paling baik. Brunner
menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Anak dianjurkan untuk memperoleh pengalaman.
§ Tahap
belajar
1.
Tahap enaktif,
yaitu pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda
kongkret atau menggunakan situasi yang nyata.
2.
Tahap ikonik,
yaitu pengetahuan itu dipresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual
(visual imagery), gambar atau diagram yang meggambarkan kegiatan konkret atau
situasi kongkret yang terdapat pada tahap enaktif tesrebut.
3.
Tahap simbolik,
yaitu pengetahuan itu dipresentasikan dalam bentuk symbol-simbol,
huruf-huruf,kata-kata, kalimat-kalimat,lambang matematika.
Aplikasi
teori bruner
1.
Observing
(mengamati)
2. Questioning
(menanya)
3. Exsplor/experimenting
(mencoba)
4.
Associating
(menalar)
5.
Communicating
(mengkomunikasikan)
3.
TEORI
BELAJAR BERMAKNA DARI AUSUBEL
Proses
belajar terjadi bila siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki
dengan pengetahuan baru. Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap:
·
Memperhatikan
stimulus yang diberikan
·
Memahami makna
stimulus
·
Menyimpan dan
menggunakan informasi yang sudah dipahami
Belajar
bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktuf kognitif
meliputi fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi yang telah dipelajari.
Pesan Aussubel: “Jangan
memandang remeh suatu mata pelajaran karena akan bermanfaat pada pelajaran
selanjutnya”.
Tipe belajar
·
Belajar dengan
penemuan yang bermakna; mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan
materi pelajaran yang dipelajari itu.
·
Belajar dengan
penemuan yang tidak bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan sendiri
oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia
hafalkan.
·
Belajar menerima
yang bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis
disampaikan kepada siswa sampai selesai kemudian dikaitkan dengan pengetahuan
lain yang telah dimiliki. Ex: belajar sampai selesai kemudian dikaitkan dengan
yang lain.
· Belajar
menerima yang tidak bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara
logis disampaikan kepada siswa sampai selesai, kemudian dihafalkan. Ex: guru
memberikan materi sampai selesai lalu tidak dikaitkan dengan yang lain tetapi
digunakan untuk mencari pengetahuan yang lain dan dikembangkan sendiri.
Kelebihan
belajar bermakna
· Informasi
yang dipelajari lebih lama di ingat
· Informasi
baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya dapat
mengaitkan.
0 komentar:
Post a Comment