Tuesday, December 15, 2015

TEORI BELAJAR KOGNITIF (Agasta.dkk)

TEORI BELAJAR KOGNITIF
Oleh :
Agasta Lukito                        (1407010007)
Lita Ayu Juniar                     (1407010013)
Laelatul Maghfiroh               (1407010018)
Putri Annisa F                       (1407010030)
Hilda Ponco W                      (1407010028)
Nurul Khotimah                    (1407010041)
Reny Ariska A                       (1407010046)


A.    Asumsi Dasar
Belajar merupakan perubahan persepsi atau pemahaman
Kritik : sulit melihat struktur kognitif yang ada pada setiap individu
1.      Merupakan kemampuan utama yang dimiliki oleh manusia.
2.      Memiliki kemampuan yang luar biasa yang dimiliki oleh manusia dan jika kita ingin mengetahui kelebihan yang luar biasa yang dimiliki oleh manusia maka kita harus melihat kognisi manusia tersebut yang dimiliki.
3.      Belajar merupakan perubahan persepsi atau pemahaman.

B.     Teori Belajar Kognitif
1.      Teori Brunner, teori ini lebih ditentukan oleh cara mengetahui materi pelajaran.
2.      Teori Piaget ( Development)
3.      Teori Bermakna Ausubel

C.    Tahap-tahap Perkembangan menurut Piaget
1.      Sensorimotoris ( 0-2 tahun)
·         Ciri-ciri :
-          Didasarkan pada tindakan praktis
-          Sangat bertahap atau gradual
-          Intelegensi bersifat aksi bukan refleksi
-          Menyangkut jarak yang pendek antara subjek dan objek
-          Umur hanyalah pendekatan, sedangkan periode tergantung oleh banyak faktor.

2.      Praoprasional ( 2-7 tahun )
-          Adanya fungsi semiotik ( simbol ). Fungsi semiotik diantaranya adalah Imitasi tidak langsung, yaitu pembuatan imitasi yang secara tidak langsung dari bendanya. Misal : seorang anak yang bermain pasar-pasaran, membuaat kue-kue an dengan tanah, dan lain sebagainya. Permainan simbolis, contoh : anak membuat mobil-mobilan dengan balok-balok kecil yang disusun. Permainan simbolis dapat merupakan ungkapan diri dari anak.  Permainan ini diwujudkan dalam bentuk bahasa, semisal anak diajak untuk bicara. Menurut Piaget “ perkembangan bahasa merupakan transisi dari sifat egosentrisme ke interkomunikasi sosial”.
-          Berkembangnya pemikiran intuitif.

3.      Tahap Operasi Konkret ( 7-11 tahun )
·         Logika tentang sifat kekekalan.
·         Berfikir seriasi, klasifikasi, kesimpulan, probalistis.
·         Masih terbatas dari hal-hal konkret.
·         Tidak lagi egosentris.
·         Belum bisa memecahkan persoalan yang abstrak.
4.      Tahap Operasional Formal ( dimulai sejak umur 11 atau 12 tahun )
·         Mulai berkembang rasional dan logika pada remaja.
·         Pemikiran deduktif, induktif, dan abstrak.

D.    Aplikasi Teori Belajar Kognitif
1.      Belajar disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak
2.      Diberi kesempatan untuk berinteraksi secara langsung
3.      Anak-anak diberikan rangsangan



·         Belajar akan berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognisi anak.
·         Memberikan anak kesempatan untuk melakukan eksperimen.
·         Guru hendaknya banyak memberikan rangsang kepada anak agar mau berinteraksi.

E.     Teori Bruner (1915)
: Jika mempelajari suatu pengetahuan, maka perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat berkembang.
·         Karakteristik Teori Bruner → belajar yang baik itu belajar penemuan (Discovery). Siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Anak ditunjukan untuk memperoleh eksperimen yang memungkinkan.
·         Tahapan Belajar menurut Bruner :
1.      Tahap Enaktif, secara aktif melalui benda-benda konkret atau situasi nyata.
2.      Tahap Ikonkret, pada tahapan ini akan lebih memahami sesuatu yang digambarkan.
3.      Tahap Simbolik, merupakan tahap dimana pemahaman sesuatu cukup dengan simbol-simbol.

·         Aplikasi Ilmiah Bruner
Bruner berpendapat bahwa aplikasi dalam belajar kognitif berawal dari Pengamatan → pertanyaan → eksporasi → asosiasi → komunikasi.

F.     Teori Belajar Bermakna Ausubel
: Proses belajar bila siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru. Proses belajar terjadi melalui beberapa tahapan, tahapn-tahapan tersebut meliputi :
·         Memperhatikan subjek yang diberi
·         Memahami makna subjek atau stimulus
·         Menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
·         Memperhatikan stimulus

A.    Jenis Belajar
-          Hafalan (role learning)
-          Bermakna ( bisa mengaitkan pengetahuan-pengetahuan selanjutnya).
·         Suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang
·         Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasiyang telah dipelajari dan di ingat siswa
·         Pengetahuan yang sudah dimiliki siswa akan sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajarn.

B.     Tipe Belajar
-          Belajar dengan penemuan yang bermakna jika seseorang mampu mengaitkan,
-          Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna ( tanpa mengaitkan ),
-          Belajar menerima yang bermakna,
-          Belajar menerima yang tidak bermakna.

·         Kelebihan
1.      Informasi yang dipelajari lebih lama diingat.
2.      Informasi baru  yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga memudahkan proses belajar berikutnya.


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.