BAB II
ISI
A. DESKRIPSI
Ganguan bipolar atau sering disebut juga dengan manic -
depresi merupakan kelainan pada otak
yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan
kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub,
yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang,
menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang
terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria
berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan
depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua
tergantung masing-masing pengidap.Mood atau keadaan emosi internal merupakan
penyebab utama dari gangguan ini.
Kadang penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi).Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik.Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.
Kadang penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi).Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik.Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.
B. FAKTOR DAN GEJALA BIPOLAR DISORDER
Faktor
Penyebab Bipolar Disorder, secara umum
dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penjelasannya
adalah sebagai berikut:
Faktor Internal
·
Genetik
Genbawaan adalah faktor umum penyebab
bipolar disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya
merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama
sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka
50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik dari
seorang pengidap bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan
berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik. Penelitian
mengenai pengaruh faktor genetis pada bipolar disorder pernah dilakukan dengan
melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar
10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar disorder pernah
mengalami satu episode gangguan mood.
·
Fisiologis
1. Sistem Neurochemistry dan Mood
Disorders
Salah
satu faktor utama penyebab seseorang mengidap bipolar disorder adalah
terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak.
Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya.
Norepinephrin, dopamine, dan serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada penderita bipolar disorder, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang.
Sebagai contoh, suatu ketika seorang pengidap bipolar disorder dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania. Sebaliknya dengan fase depresi.
Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
Seseorang yang menderita bipolar disorder menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system (BAS).
BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward (pencapaian tujuan) dari lingkungannya.
Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert(bersifat terbuka), peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur.
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan dopamine dan perilaku untuk memperoleh reward.
Peristiwa kehidupan yang melibatkan reward atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi.
Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode mania.
Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya.
Norepinephrin, dopamine, dan serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada penderita bipolar disorder, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang.
Sebagai contoh, suatu ketika seorang pengidap bipolar disorder dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania. Sebaliknya dengan fase depresi.
Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
Seseorang yang menderita bipolar disorder menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system (BAS).
BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward (pencapaian tujuan) dari lingkungannya.
Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert(bersifat terbuka), peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur.
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan dopamine dan perilaku untuk memperoleh reward.
Peristiwa kehidupan yang melibatkan reward atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi.
Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode mania.
2. Sistem Neuroendokrin
Area
limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi
hipotalamus.Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat
hormon yang dihasilkan.
Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituarity.
Kelenjar ini terkait dengan gangguan depresi seperti gangguan tidur dan
rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang
depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi. Hal
ini disebabkan oleh produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh
hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga
menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol tersebut
juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga telah
membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal.
Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat
cortisol pada gangguan depresi
Faktor Eksternal
·
Lingkungan
Bipolar Disorder tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya
orang-orang tertentu secara genetik cenderung untuk bipolar disorder. Namun tidak
semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang, menunjukkan bahwa
gen bukanlah satu-satunya penyebab. Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan
perubahan fisik pada otak orang dengan bipolar disorder. Dalam penelitian lain
disebutkan, poin ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi tiroid yang
abnormal, gangguan ritme sirkadian, dan tingkat tinggi hormon stres kortisol.
Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam
pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu.
Pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi atau membuat gejala yang
ada buruk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang
jelas.
Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu
munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau
peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara
lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa
pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari
pekerjaan. Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya
mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil
yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi.
Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita
juga dapat memicu munculnya bipolar disorder.
Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik
dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan
normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya BD,
antara lain:
1. Stress -
peristiwa kehidupan Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan
kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau
tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi,
kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
2. Penyalahgunaan Zat - Meskipun penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan
bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan
penyakit. Obat-obatan seperti kokain, ekstasi, dan amphetamine dapat memicu
mania, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu depresi.
3. Obat - obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat
lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekan
nafsu makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
4. Perubahan Musiman - Episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman.
Manic episode lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif
lebih sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, dan musim semi (untuk
negara dengan 4 musim).
5. Kurang Tidur - Rugi tidur-bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam
istirahat-bisa memicu episode mania.
C. CIRI-CIRI BIPOLAR
DISORDER
Bipolar disorder dapat terlihat
sangat berbeda pada orang yang berbeda. Gejala bervariasi dalam pola mereka,
keparahan, dan frekuensi. Beberapa orang lebih rentan terhadap baik mania atau
depresi, sementara yang lain bergantian sama antara dua jenis episode. Beberapa
gangguan mood sering, sementara yang lain hanya mengalami sedikit selama seumur
hidup.
Ada empat jenis mood episode dalam
Bipolar Disorder: mania, hypomania, depresi, dan episode campuran. Setiap jenis
mood episode bipolar disorder memiliki gejala yang unik.
a.
Gejala-gejala dari tahap mania bipolar disorder adalah
sebagai berikut:
1. Gembira berlebihan
2. Mudah tersinggung sehingga mudah marah
3. Merasa dirinya sangat penting
4.
Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang
lain
5.
Penuh ide dan semangat baru
6.
Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
7. Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar
8. Nafsu seksual meningkat
9.
Menyusun rencana yang tidak masuk akal
10.
Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
11.
Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang
dibicarakan
12.
Menghamburkan uang
13.
Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung
membahayakan
14.
Merasa sangat mengenal orang lain
15.
Mudah melempar kritik terhadap orang lain
16.
Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari
17. Sulit tidur
18.
Merasa sangat bersemangat, seakan-akan 1 hari tidak cukup 24
jam
b.
Tanda dan Gejala Hypomania
Hypomania adalah bentuk kurang parah mania.
Orang-orang dalam keadaan hypomanic merasa gembira, energik, dan
produktif, tetapi mereka mampu meneruskan kehidupan mereka sehari-hari dan
mereka tidak pernah kehilangan kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin
tampak seolah-olah orang dengan hypomania hanyalah dalam suasana hati yang luar
biasa baik. Namun, hypomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang
membahayakan hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hypomania sering kali
dapat "naik kelas" untuk mania penuh dan terkadang dapat
diikuti oleh episode depresi besar.
Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania.Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut: 1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas. 2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah. 3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.
c.
Tanda dan Gejala Depresi Bipolar
Gejala-gejala dari tahap depresi
bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1. Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
2.
Sering menangis atau
ingin menangis tanpa alasan yang jelas
3. Kehilangan minat untuk melakukan
sesuatu
4. Tidak mampu merasakan kegembiraan
5.
Mudah letih, tak bergairah, tak
bertenaga
6.
Sulit konsentrasi
7.
Merasa tak berguna dan putus asa
8.
Merasa bersalah dan berdosa
9.
Rendah diri dan kurang percaya diri
10. Beranggapan masa depan suram dan
pesimistis
11. Berpikir untuk bunuh diri
12. Hilang nafsu makan atau makan
berlebihan
13. Penurunan berat badan atau
penambahan berat badan
14. Sulit tidur, bangun tidur lebih
awal, atau tidur berlebihan
15. Mual, mulut kering, Susah BAB, dan
terkadang diare
16. Kehilangan gairah seksual
17. Menghindari komunikasi dengan orang
lain
Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran
tentang bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat
tersebut dengan berbagai cara.
d.
Tanda dan Gejala Episode Campuran
Sebuah episode bipolar disorder campuran dari kedua fitur gejala mania atau hypomania dan depresi. Tanda-tanda umum episode campuran termasuk depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan, insomnia, distractibility, dan pikiran berlomba (Flight of idea). Kombinasi energi tinggi dan rendah membuat suasana hati (mood) penderita beresiko yang sangat tinggi untuk bunuh diri.
Dalam konteks bipolar disorder,
episode campuran (mixed state) adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan
depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan
energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di
kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan
itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan
berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian
dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Alkohol, narkoba, dan
obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode
ini. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita
bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan
untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri
antara lain sebagai berikut. 1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan
untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian. 3. Mengkonsumsi obat-obatan
secara berlebihan dan alkohol. 4. Terkadang lupa akan hutang atau
tagihan seperti; tagihan listrik, telepon. Penderita yang mengalami
gejala-gejala tersebut atau siapa saja yang mengetahuinya sebaiknya segera
menelepon dokter atau ahli jiwa, jangan meninggalkan penderita sendirian, dan
jauhkan benda-benda atau peralatan yang beresiko dapat membahayakan penderita
atau orang-orang disekelilingnya.
D. STUDI DIAGNOSTIK
Penyakit bipolar biasanya berlangsung seumur hidup.
Episode-episode dari mania dan depresi secara khas datang kembali melalui
waktu. Antara episode-episode, banyak orang-orang dengan penyakit bipolar bebas
dari gejala-gejala, namun beberapa orang-orang mungkin mempunyai gejala-gejala
yang tetap hidup.
Dokter-dokter biasanya mendiagnosa penyakit-penyakit mental
menggunakan petunjuk-petunjuk dari Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders, atau DSM. Menurut DSM, ada empat tipe-tipe
dasar dari penyakit bipolar:
Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran
yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang
begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya,
orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung
paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi
perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
Penyakit Bipolar II ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi yang
berubah mondar-mandir dengan episode-episode hypomanic, namun bukan sepenuhnya
episode-episode manic atau campuran.
Bipolar Disorder Not
Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika
seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria
diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak
berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit
gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala
adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
Penyakit Cyclothymic,
atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan
dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai
episode-episode dari hypomania yang berubah mondar mandir dengan depresi ringan
untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi
kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling
bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih
episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala
campuran dalam satu tahun. Beberapa orang-orang mengalami lebih dari satu
episode dalam satu minggu, atau bahkan dalam satu hari. Rapid cycling nampaknya
lebih umum pada orang-orang yang mempunyai penyakit bipolar yang parah dan
mungkin lebih umum pada orang-orang yang mempunyai episode pertama mereka pada
umur yang lebih muda. Satu studi menemukan bahwa orang-orang rapid cycling
mempunyai episode pertama mereka kira-kira empat tahun lebih awal, selama
pertengahan sampai akhir tahun-tahun remaja, daripada orang-orang tanpa
penyakit rapid cycling bipolar. Rapid cycling mempengaruhi lebih banyak
wanita-wanita daripada pria-pria.
Penyakit bipolar cenderung memburuk jika ia tidak dirawat. Melalui
waktu, seorang mungkin menderita episode-episode lebih sering dan lebih parah
daripada ketika penyakitnya pertama timbul. Juga, penundaan-penundaan dalam
mendapatkan diagnosis dan perawatan yang benar membuat seseorang lebih mungkin
mengalami persoalan-persoalan pribadi, sosial, dan yang berhubungan dengan
pekerjaan.
Diagnosis
dan perawatan yang benar membantu orang-orang dengan penyakit bipolar
menjalankan kehidupan-kehidupan yang sehat dan produktif. Pada kebanyakan
kasus-kasus, perawatan dapat membantu mengurangi frekwensi dan keparahan dari
episode-episode.
E. PENANGAN
Sekarang ini, tidak ada penyembuhan untuk penyakit bipolar. Namun
perawatan yang benar membantu kebanyakan orang-orang dengan penyakit bipolar
memperoleh kontrol yang lebih baik dari turun naiknya suasana hati mereka dan
gejala-gejala yang berhubungan. Ini juga adalah benar untuk orang-orang dengan
bentuk-bentuk yang paling parah dari penyakit.
Karena penyakit bipolar adalah penyakit seumur hidup dan berulang
(kambuh), orang-orang dengan penyakit perlu perawatan jangka panjang untuk
mempertahankan kontrol dari gejala-gejala bipolar. Rencana perawatan
pemeliharaan yang efektif termasuk pengobatan dan psikoterapi untuk mencegah
kekambuhan dan mengurangi keparahan gejala.
Obat-Obat
Penyakit bipolar dapat didiagnosa dan obat-obat diresepkan oleh
orang-orang dengan M.D. (doctor of medicine). Biasanya, obat-obat bipolar
diresepkan oleh psikiater. Pada beberapa
negarabagian, ahli-ahli psikologi klinik, praktisi-praktisi perawat psikiatrik,
dan spesialis-spesialis perawat psikiatri yang telah maju dapat juga meresepkan
obat-obat.
Tidak setiap orang merespon pada obat-obat dalam cara yang sama.
Beberapa obat-obat yang berbeda mungkin perlu dicoba sebelum perjalanan
perawatan yang paling baik ditemukan.
Memelihara peta (grafik) dari gejala-gejala suasana hati harian,
perawatan-perawatan, pola-pola tidur, dan kejadian-kejadian hidup dapat
membantu dokter menelusuri dan merawat penyakit paling efektif. Adakalanya ini
disebut grafik kehidupan harian. Jika gejala-gejala seseorang berubah atau jika
efek-efek sampingan menjadi serius, dokter mungkin merubah atau menambah
obat-obat.
Beberapa tipe-tipe dari obat-obat yang umumnya digunakan untuk
merawat penyakit bipolar didaftar pada lembar berikut. Informasi pada obat-obat
dapat berubah. Untuk informasi yang paling terkini atas penggunaan dan
efek-efek sampingan hubungi U.S. Food and Drug Administration (FDA).
Obat-obat penstabil suasana
hati biasanya adalah pilihan pertama untuk merawat penyakit bipolar. Pada
umumnya, orang-orang dengan penyakit bipolar melanjutkan perawatan dengan
penstabil-penstabil suasana hati bertahun-tahun. Kecuali untuk lithium, banyak
dari obat-obat ini adalah anticonvulsants. Obat-obat anticonvulsant biasanya
digunakan untuk merawat seizures, namun mereka juga membantu mengontrol
suasana-suasana hati. Obat-obat ini umumnya digunakan sebagai
penstabil-penstabil suasana hati pada penyakit bipolar:
1.
Lithium (adakalanya dikenal sebagai Eskalith atau Lithobid)
dahulu adalah obat penstabil suasana hati pertama yang disetujui oleh U.S. Food
and Drug Administration (FDA) pada tahun 1970an untuk perawatan mania. Ia
seringkali sangat efektif dalam mengontrol gejala-gejala dari mania dan
mencegah kekambuhan dari episode-episode manic dan depresi.
2.
Valproic
acid atau divalproex sodium (Depakote), disetujui
oleh FDA pada tahun 1995 untuk perawatan mania, adalah alternatif yang populer
pada lithium untuk penyakit bipolar. Ia umumnya seefektif lithium untuk merawat
penyakit bipolar.
3.
Lebih
baru-baru ini, anticonvulsant lamotrigine (Lamictal) menerima
persetujuan FDA untuk perawatan pemeliharaan dari penyakit bipolar.
4.
Obat-obat
anticonvulsant lain, termasuk gabapentin (Neurontin),topiramate
(Topamax), dan oxcarbazepine (Trileptal) adakalanya
diresepkan. Tidak ada studi-studi yang besar telah menunjukan bahwa obat-obat
ini lebih efektif daripada penstabil-penstabil suasana hati.
Valproic acid, lamotrigine, dan obat-obat anticonvulsant lain
mempunyai peringatan FDA. Peringatan menyatakan bahwa penggunaan mereka mungkin
meningkatkan risiko pemikiran-pemikiran dan kelakuan-kelakuan bunuh diri.
Orang-orang yang meminum obat-obat anticonvulsant untuk penyakit-penyakit
bipolar atau lain harus dimonitor secara ketat untuk gejala-gejala yang baru
atau memburuk dari depresi, pemikiran-pemikiran atau kelakuan-kelakuan bunuh
diri, atau perubahan-perubahan tidak biasa apa saja dalam suasana hati atau
kelakuan. Orang-orang yang meminum obat-obat ini harus tidak membuat
perubahan-perubahan apa saja tanpa bicara pada dokter mereka
F. PERBEDAAN ANTARA PENDERITA BIPOLAR DISORDER DAN ORANG YANG NORMAL ATAU SEHAT
Dilihat dari ciri-ciri
penderita Bipolar Disorder, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Suasana hati yang murung dan
perasaan sedih yang berkepanjangan.
2. Sering menangis atau ingin menangis
tanpa alasan yang jelas.
3. Kehilangan minat untuk melakukan
sesuatu.
4. Tidak mampu merasakan kegembiraan.
5. Mudah letih, tak bergairah, tak
bertenaga.
6. Sulit konsentrasi.
7. Merasa tak berguna dan putus asa.
8. Merasa bersalah dan berdosa.
9. Rendah diri dan kurang percaya diri.
Maka, orang yang sehat atau normal
dapat mengontrol keadaan emosi dirinya sendiri dengan stabil. Misalnya, saat
marah, orang yang normal dapat mengontrol sikapnya. Tetapi, orang yang
mengalami Bipolar Disorder, akan mengungkapkan perasaan marahnya secara
berlebihan, contohnya dengan berteriak-teriak secara tidak wajar.
Orang yang sehat atau normal adalah
orang-orang yang mampu memposisikan dirinya sesuai dengan lingkungan, dapat
mentaati norma-norma yang berlaku, dan tidak selalu menyakiti perasaan orang
lain.
0 komentar:
Post a Comment