Teori
Belajar Kognitif
Yaitu, menekankan pada kemampuan
kognitif.
*Asumsi Dasar:
1.
Kognisi
merupakan kemampuan utama yang dimiliki manusia
2.
Perilaku
individu selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan menikirkan atau
mengenal situasi dimana perilaku itu terjadi.
3.
Pentingnya
mempelajari kognisi karena kelebihan manusia ada di kognisinya.
*Menurut para kognitivisme :
Belajar adalah perubahan persepsi
atau pemahaman
Teori belajar kognitif:
1. Teori Bruner ( lebih ditentukan oleh
cara mengetahui materi pelajaran)
2. Teori piaget ( Development)
3. Teori bermakna David Ausuble
1.
Teori Bruner
Jika mempelajari suatu
pengetahuan, maka perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan
itu dapat berkembang.
Karakteristik teori
Bruner :
-
Belajar
yang baik itu, belajar penemuan ( Discovery Learning )
-
Siswa
hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip belajar.
-
Anak
ditunjukan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang
memungkinkan.
Tahapan
belajar :
1. Tahap Enaktif : sevara aktif melalui
benda-benda konkret atau situasi nyata
2. Tahap Ikonik : akan lebih memahami
sesuatu yang digambatrkan.
3. Tahap Simbolik : memahami sesuatu cukup
dengan simbol-simbol
Aplikasi ilmiah Bruner
Observasi – Quetion – eksplore –
associating – communicatif
2.
Teori Piaget
1. Tahap Sensorimotorik (0-2
tahunn)
Ciri-ciri:
-Didasarkan pada tindakan
praktis
-sangat bertahap/gradual
-inteligensi bersifat aksi
bukan refleksi
-menyangkut jarak yang pendek
antara subjek dan objek
-umur hanyalah pendekatan,
sedangkan periode tergantung oleh banyak faktor
2. Tahap
Preoporational (2-7 tahun)
-adanya fungsi somatik ( simbol
) 2-4 tahun
-berkembangnya pemikiran
intuitif 4-7 tahun
Fungsi semiotik adalah :
·
Imitasi tak langsung, membuat imitasi yang secara tidak
langsung dari bendanya. Contoh : anak bermain membuat kue dari lumpur.
·
Permainan simbolis. Contoh : bermain mobil-mobilan dari
balok-balok kecil
·
Permainan simbolis dapat merupakan ungkapan diri dari
anak
·
Memadukan beberapa unsur
·
Diwujudkan dalam bentuk bahasa ( misal : diajak berbicara
)
·
Perkembangan bahasa, merupakan transisi dari sifat
egosentrisme ke interkomunikasi soaial
3. Tahap
Concrete (7-11 thn)
-logika tentang sifat kekekalan
-berfikir seriasi, klasifikasi, kesimpulan, probalistis
-masih terbatas pada hal-hal konkret
-tidak lagi egosentris
-belum bisa memecahkan persoalan yang abstrak
4.
Tahap Formal Operations (11 tahun ke atas)
-mulai perkembangan rasional
dan logika remaja
-pemikiran deduktif, induktif,
abstrak
3.
Teori belajar bermakna (David Ausubel)
Yaitu, proses belajar bila
siswa mampu mengklasifikasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan
baru.
Proses belajar terjadi melalui
tahap-tahap :
-
Memperhatikan apa yang
diberikan
-
Memahami makna
-
Menyimpan dan menggunakan
informasi yang sudah dipahami.
*jenis belajar
- Hafalan
- bermakna, bisa mengaitkan
pengetahuan-pengetahuan selanjutnya.
*type belajar
- belajar dengan penemuan yang
bermakna jika seseorang mampu mengaitkan
- belajar dengan penemuan yang
tidak bermakna ( tanpa mengaitkan )
- belajar menerima yang
bermakna
-belajar menerima yang tidak
bermakna.
Disusun
Oleh :
1. Meliana Ratna Sari (1407010014)
2. Aziz Juniawan (1407010017)
3. Dinar fauziyah (1407010020)
4. Nur Yulita Saputri (1407010021)
5. Khaleda Nilla Satwika (1407010022)
6. Andari Setianingtyas (1407010033)
7. Siti Faojiyah (1407010035)
8. Rosyid Ahmad Faruq (1407010038)
9. Yunita Arum Mulyani (1407010044)
0 komentar:
Post a Comment