Aplikasi
Teori Pavlov
Dalam
Pembelajaran Sekolah Dasar (SD)
Pengampu: Dra. Tri Naimah
DISUSUN
OLEH:
1. Windi Anggraeni (1407010047)
2. Vinda Dian Rimadhani (1407010051)
3. Putri Adinda Silmy (1407010052)
4. Saffanah Tri Mulyani (1407010053)
5. Tedy Dhea Pratiwi (1407010055)
6. Wanda Putri Wahyu Iriani Latukau (1407010060)
7. Apriani Dwi Lestari (1407010061)
8. Meliana Dwi Ariska (1407010063)
A.
Pendahuluan
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa semenjak manusia
pertama lahir didunia telah melakukan usaha-usaha pendidikan. Manusia juga
berusaha mendidik anak-anaknya walaupun dengan cara yang sangat sederhana.
Kewajiban bagi setiap pendidik untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya, yakni harus berbuat dengan cara yang sesuai dengan keadaan anak
didik. Teori belajar merupakan landasan
terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk
belajar. Teori belajar dapat didefinisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip
yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan.
Dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi pengajar dalam
menjalankan model-meodel pembelajaran yang akan dilaksanakan. Teori belajar
merupakan suatu ilmu pengetahuan tentang pengkondisian situasi belajar dalam
usaha pencapaian perubahan tingkah laku yang diharapkan.
B.
Pembahasan
1.
Proses
Ekperiment
Menurut
Pavlov dalam buku Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang teori
belajarnya dikembangkan dari percobaan terhadap anjing. Dalam percobaan
laboratoris tersebut, kepada anjing diberi stimulus bersyarat dan anjing akan
memberikan reaksi disebut pula dengan reaksi bersyarat.
Secara
singkat jalannya percobaan adalah sebagai berikut:
a) Kepada anjing diperlihatkan makanan
(anjing dalam keadaan lapar). Dalam percobaan tersebut anjing mengeluarkan air
liur, jadi ada reaksi. Makanan disebut stimulus tak bersyarat (unconditioning
stimulus) dan mengeluarkan air liur disebut reaksi tak bersyarat
(unconditioning respons).
b) Kepada anjing diperlihatkan sinar (anjing
tetap dalam keadaan lapar). Ternyata tidak terlihat keluarnya air liur. Pavlov
ingin mencoba agar anjing dapat dibuat bereaksi terhadap sinar, artinya anjing
mengeluarkan air liur bila melihat sinar yang diperlihatkan kepadanya. Caranya
ialah dengan memberi persyaratan berupa makanan yang secara alami (wajar) dapat
menimbulkan reaksi. Prosesnya sebagai berikut:
c) Sinar disorotkan, beberapa detik kemudian
makanan diperlihatkan. Pada percobaan terlihat mula-mula air liur tidak keluar,
tetapi setelah melihat makanan, baru anjing bereaksi. Dalam hal ini belum
terjadi peristiwa “belajar” pada anjing.
d) Percobaan seperti pada poin c) diulang
dengan jarak waktu pemberian makanan yang bervariasi.
Akhirnya
pada frekuensi tertentu dan jarak waktu pemberian makanan tertentu, Pavlov
berhasil membuat anjing bereaksi terhadap sinar tanpa diikuti pemberian
makanan. Dengan kata lain disebut bahwa stimulus (sinar) telah disyarati dengan
makanan. Oleh karena itu disebut stimulus bersyarat dan peristiwa keluarnya air
liur karena melihat sinar disebut respon bersyarat.
Kemudian
Pavlov melanjutkan percobaannya dengan mengobservasi terus-menerus reaksi
anjing bila kepadanya diperlihatkan sinar. Ternyata dalam frekuensi tertentu,
reaksi mengeluarkan air liur makin melemah baik kecepatan maupun volume air
liur yang keluar (yang ditampung dalam gelas percobaan). Kalau anjing terlalu
lama tidak melihat makanan, maka anjing tak mampu lagi bereaksi terhadap sinar.
Dalam hal ini terjadi peristiwa ekstingsion (extinction). Jadi extinction
adalah peristiwa melemah sampai kepada hilangnya hubungan respon dan stimulus
disebabkan hilangnya kondisi (syarat).
2.
Inti Teori
Menurut Pavlov
dalam buku Muhibbin Syah teori conditioning
belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya
syarat-syarat (conditions) yang
kemudian menimbulkan reaksi (response).untuk
menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat
tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning ialah adanya
latihan-latihan yang continue (terus-menerus).
Yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar terjadi secara otomatis.Jadi,
teori
belajar menurut teori Classical Conditioning merupakan respon yang akan
berlangsung sebagai akibat dari terjadinya pengasiosian ganjaran (reward)
sebagai kondisi dan rangsangan sebagai stimulus.
3. Aplikasi
Aplikasinya teori dalam pembelajar Sekolah
Dasar (SD). Bunyi bel di kelas untuk penanda waktu masuk, waktu istirahat dan
waktu pulang. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi intruksi singkay yang
diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan
pelajaran disusun secara hierarti dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
C. Penutup
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya stimulus dari lingkungan sekitar.
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya stimulus dari lingkungan sekitar.
2. Berdasarkan
percobaan Pavlov jika Stimulus tak terkondisi (US) dipasangkan dengan Stimulus
terkondisi (CS), maka akan membentuk Respons tidak terkondisi (UR).
3. Jika
dilakukan percobaan yang sama (penggabungan US dan CS)secara berulang-ulang
(reinforcement / penguatan), maka akan menimbulkan Respos terkondisi (CR).
Bahkan, dengan tanpa menggunakan US sekalipun ( hanya menggunakan CS).
4. Jika
digunakannya CS tanpa US secara terus-menerus, maka akan menyebabkan sebuah
penghapusan respon atau extinction.
5. Prinsip
belajar menurut Pavlovian adalah penguatan dan perubahan tingkah laku.
D.
Daftar Pustaka
·
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang.1990.Psikologi Belajar.Semarang:
IKIP Semarang Press.
·
Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.
0 komentar:
Post a Comment