PENGERTIAN DASAR
1. Pengertian
dasar.
Berbagai anggapan:
--suatu ilmu atau wacana yang sangat
tinggi kedudukannya---karena itu yang mungkin dilakukan dan dipahami oleh
orang-orang yang memiliki intelektual serta kebijaksanaan yang sangat
tinggi---karena itu orang biasa belum tentu bisa berfilsafat.—filsafat adalh pemikiran yang terlalu abstrak, tidak
membumi
--filsafata sebagai wacana yang tidak
berhubungan dengan masalah kehidupan sehari-sehari---karena itu dianggap
sebagai suatu ppertunjukan yang tidak jelas arah dan dan tujuannya.---filsafat
menjadi pembicaraan yang tidak serius,ngelantur, tidak berujung pangkal,
---di daratan cina—filsafat sebagai
pelarian bagi mereka yang tdk berhasil dalam kehidupan sehari (tidak mampu
menciptakan alat/dagangan)
dengan demikian perlu ada pandangan yang baku
sesuai dengan isi secara tepat.
Disampaing terdapat kesalah pahaman
seperti di atas, juga terdapat kesalapahaman dalam arti dan makna filsafat
mengenai apa yang dibicarakan. Seperti anggapan bahwa filsafat adalah
pembicaraan tentang agama, norma, nilai dan moral---hal ini tidak merupakan
kesalahan mutalk karena dalam filsafat masalah agama, moral, budaya merupakan
bagian dari permasalah dalam filsafat. Namun demikian ahli filsafat bukanlah
ahli agama, moral dst.
Demikian
juga terdapat ketidak tepatan yang lain, seperti pada makna manfaat
tertentu dari penggunaan filsafat, seperti pengertian filsafat adalah sebagai dasar dari apa yang ada di
balik sesuatu gejala, misalnya dibalbalik dari suatu dalil dari sesuatu cabang
ilmu....karena itu filsafat diartikan sebagai maksud atau latar belakang suatu
peraturan atau maksud peraturan tertentu dibuat.
Beberapa istilah baru dalam filsafat,
seperti filsafat hidup (way of life), filsafat bangsa atau negara. Filsafat
hidup adalah pegangang dasar, spirit atau roh seorang. Filsafat bangsa atau
negara artinya pandangan hidup., pola pandang atas kehidupan dunia.. pengerti
tersebut mempunyai pengertian tertentu---berbeda dengan yang akan kita
pelajari.
Yang perlu dicatat adalah bahwa kita harus
selalu terbuka terhadap perbedaan pada saat membaca atau dalam mempelajari
filsafat---karena sampai kapanpun para ahli filsafat tidak pernah memilik satu
pendapat, baik dalam hal isis, rumusan permasalahan m,aupun penyusunan jawaban,
orang berfilsafat akan meragukan setiap jawaban yang baru saja dipastikan.
Mengapa kita berfilsafat ----- karena kita
heran terhadap segala sesuatu, keheranan yang bukan karena mengada-ada
melainkan karena suatu kebutuhan, aspirasi, cita-cita--, keheranan bukan karena
“bodoh” (sedikitnya pengetahuan)---ingin tahu -----kemudian memuncukan
pertanyaan (mempermasalahkan)---dengan bertanya maka ilmunya bertambah lebihg
dalam, lebih luas------sehingga akan mampu menanlisis masalah dengan lebih
tajam, serta mampu menguasai lingkungannya.. dengan demikian kita akan mampu
memahaminua kemudia akan bertindak dengan benar. Seperti kita ketahui kebenaran
akan membawa seseoparang pada puncak kebahagianm hidup. ------dengan
berfilsafat orang akan menemukan akar han hakekat dari apa yang menjadi bahan pemikirannya.
Untuk kepentingan pelaksanaannya dalam
berfilsafat , maka filsafat dianggap sebagai pertanyaan yang mempersoalkan
sesuatu secara mendalam dan sungguh-sungguh, radikal sampai keakar-akarnya
(radiks=akar). Pertanyaan yang berbeda dari pertanyaan yang digunakan dalam
ilmu pengetahuan yang bertitik tolak pada wujudnya.. tujuan yang hendak dicapai
adalah kebenaran yang hakiki dan kebenaran berdilsafi.
2. Arti,pengertian
dan definis filsafat.
Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Inggris, yaitu
philosophy, dalam bahasa yunani, filsafat
merupakan gabungan dua kata, yaitu philein-----artinya cinta atau philos
yang artinya mencintai, menghomrati, menikmati, dan sophia atau sofien yang
artinya kenikmatan, kebenaran, kebijaksanaan.. secara etimologis,
berfilsafat berarti mencintai, menikmati
kebijaksanaan atau kebenaran. Socaratres, menngatakan bawha filosof adalah
orang yang mencitai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi bukan orang
yang bijaksana atau berpengetahuan benar, melainkan orang yang sedang belajar
mencari kebenaran.
Dilihat dari praktisnya, filsafat adalah
alam berfikir atau alam pikiran, berfilsafat adalah berfikir. Filasafat adalah
suatu wacana, atau perbincangan mengenai segala hal secara sistimatis sampai
konsekuensi terakhir dengan tujuan menemukan hakekat.
Dari pengertian tersebut maka terdapat
beberapa konsep, yaitu:
a. wacana atau
argumentasi, filsafat memiliki ciri kegiatan berupa pembicaraan yang mengandalkan
pada pemikiran, ratio tanpa verifikasi uji emperis “perbicangan dengan menutup
mata” ----pendapatnya filsafat tidak
perlu didasari dengan bukti kebenaran
(baik dengan eksperimen maupun dengan data di lapangan)
b. Segala
hal, yang dibicarakan dalam filsafat sebagai materi filsafat adalah segala hal menyangkut keseluruhan
sehingga disebut perbincangan universal.
c. Sistimatis,
perbicangan mengenai segala sesuatu dilakukan secara sistimatis menurut sistim
yang berlaku, sehingga tahapan-tahapannya mudah diikuti, dengan demikian perbicangannya
tepat atau tidak tepat, dapat diikuti dan diuji oleh orang lain, meskipun pada
akhirnya hanya ada satu pengertian mengenai itu.
d. Radikal,
artinya samapai keakar-akarnya, sampai pada konsekuensi terakhir. Berbeda
dengan ilmu pengetahuan yang bertitik tolak dari asumsi yang sering disebut
keyakinan filsafati. Pengertian sampai keakar-akarnya, bahwa asumsi tersebut
tidak hany dibicarakan, tetapi digunakan. Ilmu pengetahuan menggunakan asumsi,
tetapi filsafat membangun atau memperbincangkan asumsi.
e. Hakekat merupakan isitilah yang mennjadi ciri khas
filsafat, hakekat adalah pemahaman atau hal yang paling mendasar, jadi filsafat
tidak berbicara tentang wujud atau suatu materi, seperti ilmu pengetahuan,
tetapi bicara makna yang ada dibelakangnya. Dalam filsafat, hakekat ini
merupakan akibat dari berfikir secara radikal.
3. Dalam
memastikan kebenaran, filsafat mempercayakan kebenaran mempercayakan pada ratio
dan akal budi.
-
ilmu pengetahuan diperoleh melalui metode
ilmiah dengan membandingkan atau menguji hipotesis dan perbincangan teoritis
(rasional) oleh hasil penelitian di lap.
-
Religi diperoleh melalui wahyu tuhan dan
diajarkan para nabi dan rasul Allah.
-
Estetika atau keindahan didapat dari
penghayatan melalui perasaan senang atau tidak, nyaman atau tidak, ketika kita
menghadapi suatu objek.
4. Metode :dalam
mempelajari filsafat, metode sistimatis menjadi syarat, artinya mengunakan
susunan dan urutan, juga kaitan suatu masalah dengan matreri atau masalah yang
lain yang terdapat dalam filsafat.. lantas apa yang dimaksud dengan materi atau
permasalah dalam filsafat dan bagaimana susunan dan hubungan satu masalah
dengan masalah lain.
Langeveld (1959) menjadukan tiga masalah
dalam filsafat yang melahirkan jenis-jenis filsafat, yaitu : a) masalah
mengenal dan mengetahui atau Cognitio, b) measalah segala sesuatu atau
metafisika, ytaitu metafisika umum atau ontologi, dan metafisika khusus, serta
c) masalah penilai, nilai dan aksiologi.
0 komentar:
Post a Comment