Thursday, October 10, 2019

FILSAFAT - PENGERTIAN DASAR


      PENGERTIAN DASAR

1.     Pengertian dasar.

Berbagai anggapan:
--suatu ilmu atau wacana yang sangat tinggi kedudukannya---karena itu yang mungkin dilakukan dan dipahami oleh orang-orang yang memiliki intelektual serta kebijaksanaan yang sangat tinggi---karena itu orang biasa belum tentu bisa berfilsafat.—filsafat  adalh pemikiran yang terlalu abstrak, tidak membumi
--filsafata sebagai wacana yang tidak berhubungan dengan masalah kehidupan sehari-sehari---karena itu dianggap sebagai suatu ppertunjukan yang tidak jelas arah dan dan tujuannya.---filsafat menjadi pembicaraan yang tidak serius,ngelantur, tidak berujung pangkal,
---di daratan cina—filsafat sebagai pelarian bagi mereka yang tdk berhasil dalam kehidupan sehari (tidak mampu menciptakan alat/dagangan)
 dengan demikian perlu ada pandangan yang baku sesuai dengan isi  secara tepat.

Disampaing terdapat kesalah pahaman seperti di atas, juga terdapat kesalapahaman dalam arti dan makna filsafat mengenai apa yang dibicarakan. Seperti anggapan bahwa filsafat adalah pembicaraan tentang agama, norma, nilai dan moral---hal ini tidak merupakan kesalahan mutalk karena dalam filsafat masalah agama, moral, budaya merupakan bagian dari permasalah dalam filsafat. Namun demikian ahli filsafat bukanlah ahli agama, moral dst.

Demikian  juga terdapat ketidak tepatan yang lain, seperti pada makna manfaat tertentu dari penggunaan filsafat, seperti pengertian filsafat  adalah sebagai dasar dari apa yang ada di balik sesuatu gejala, misalnya dibalbalik dari suatu dalil dari sesuatu cabang ilmu....karena itu filsafat diartikan sebagai maksud atau latar belakang suatu peraturan atau maksud peraturan tertentu dibuat.

Beberapa istilah baru dalam filsafat, seperti filsafat hidup (way of life), filsafat bangsa atau negara. Filsafat hidup adalah pegangang dasar, spirit atau roh seorang. Filsafat bangsa atau negara artinya pandangan hidup., pola pandang atas kehidupan dunia.. pengerti tersebut mempunyai pengertian tertentu---berbeda dengan yang akan kita pelajari.

Yang perlu dicatat adalah bahwa kita harus selalu terbuka terhadap perbedaan pada saat membaca atau dalam mempelajari filsafat---karena sampai kapanpun para ahli filsafat tidak pernah memilik satu pendapat, baik dalam hal isis, rumusan permasalahan m,aupun penyusunan jawaban, orang berfilsafat akan meragukan setiap jawaban yang baru saja dipastikan.

Mengapa kita berfilsafat ----- karena kita heran terhadap segala sesuatu, keheranan yang bukan karena mengada-ada melainkan karena suatu kebutuhan, aspirasi, cita-cita--, keheranan bukan karena “bodoh” (sedikitnya pengetahuan)---ingin tahu -----kemudian memuncukan pertanyaan (mempermasalahkan)---dengan bertanya maka ilmunya bertambah lebihg dalam, lebih luas------sehingga akan mampu menanlisis masalah dengan lebih tajam, serta mampu menguasai lingkungannya.. dengan demikian kita akan mampu memahaminua kemudia akan bertindak dengan benar. Seperti kita ketahui kebenaran akan membawa seseoparang pada puncak kebahagianm hidup. ------dengan berfilsafat orang akan menemukan akar han hakekat dari apa yang menjadi  bahan pemikirannya.

Untuk kepentingan pelaksanaannya dalam berfilsafat , maka filsafat dianggap sebagai pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu secara mendalam dan sungguh-sungguh, radikal sampai keakar-akarnya (radiks=akar). Pertanyaan yang berbeda dari pertanyaan yang digunakan dalam ilmu pengetahuan yang bertitik tolak pada wujudnya.. tujuan yang hendak dicapai adalah kebenaran yang hakiki dan kebenaran berdilsafi.

2.     Arti,pengertian dan definis filsafat.
Secara etimologis, filsafat  berasal dari bahasa Inggris, yaitu philosophy, dalam bahasa yunani, filsafat  merupakan gabungan dua kata, yaitu philein-----artinya cinta atau philos yang artinya mencintai, menghomrati, menikmati, dan sophia atau sofien yang artinya kenikmatan, kebenaran, kebijaksanaan.. secara etimologis, berfilsafat  berarti mencintai, menikmati kebijaksanaan atau kebenaran. Socaratres, menngatakan bawha filosof adalah orang yang mencitai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi bukan orang yang bijaksana atau berpengetahuan benar, melainkan orang yang sedang belajar mencari kebenaran.

Dilihat dari praktisnya, filsafat adalah alam berfikir atau alam pikiran, berfilsafat adalah berfikir. Filasafat adalah suatu wacana, atau perbincangan mengenai segala hal secara sistimatis sampai konsekuensi terakhir dengan tujuan menemukan hakekat.
Dari pengertian tersebut maka terdapat beberapa konsep, yaitu:
a.      wacana atau argumentasi, filsafat memiliki ciri kegiatan berupa pembicaraan yang mengandalkan pada pemikiran, ratio tanpa verifikasi uji emperis “perbicangan dengan menutup mata” ----pendapatnya  filsafat tidak perlu didasari dengan bukti kebenaran  (baik dengan eksperimen maupun dengan data di lapangan)
b.     Segala hal,  yang dibicarakan dalam filsafat  sebagai materi filsafat  adalah segala hal menyangkut keseluruhan sehingga disebut perbincangan universal.
c.      Sistimatis, perbicangan mengenai segala sesuatu dilakukan secara sistimatis menurut sistim yang berlaku, sehingga tahapan-tahapannya mudah diikuti, dengan demikian perbicangannya tepat atau tidak tepat, dapat diikuti dan diuji oleh orang lain, meskipun pada akhirnya hanya ada satu pengertian mengenai itu.
d.     Radikal, artinya samapai keakar-akarnya, sampai pada konsekuensi terakhir. Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang bertitik tolak dari asumsi yang sering disebut keyakinan filsafati. Pengertian sampai keakar-akarnya, bahwa asumsi tersebut tidak hany dibicarakan, tetapi digunakan. Ilmu pengetahuan menggunakan asumsi, tetapi filsafat membangun atau memperbincangkan asumsi.
e.      Hakekat  merupakan isitilah yang mennjadi ciri khas filsafat, hakekat adalah pemahaman atau hal yang paling mendasar, jadi filsafat tidak berbicara tentang wujud atau suatu materi, seperti ilmu pengetahuan, tetapi bicara makna yang ada dibelakangnya. Dalam filsafat, hakekat ini merupakan akibat dari berfikir secara radikal.

3.     Dalam memastikan kebenaran, filsafat mempercayakan kebenaran mempercayakan pada ratio dan akal budi.
-         ilmu pengetahuan diperoleh melalui metode ilmiah dengan membandingkan atau menguji hipotesis dan perbincangan teoritis (rasional) oleh hasil penelitian di lap.
-         Religi diperoleh melalui wahyu tuhan dan diajarkan para nabi dan rasul Allah.
-         Estetika atau keindahan didapat dari penghayatan melalui perasaan senang atau tidak, nyaman atau tidak, ketika kita menghadapi suatu objek.

4.     Metode :dalam mempelajari filsafat, metode sistimatis menjadi syarat, artinya mengunakan susunan dan urutan, juga kaitan suatu masalah dengan matreri atau masalah yang lain yang terdapat dalam filsafat.. lantas apa yang dimaksud dengan materi atau permasalah dalam filsafat dan bagaimana susunan dan hubungan satu masalah dengan masalah lain.
Langeveld (1959) menjadukan tiga masalah dalam filsafat yang melahirkan jenis-jenis filsafat, yaitu : a) masalah mengenal dan mengetahui atau Cognitio, b) measalah segala sesuatu atau metafisika, ytaitu metafisika umum atau ontologi, dan metafisika khusus, serta c) masalah penilai, nilai dan aksiologi.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.