Tuesday, October 8, 2019

MPK VI POPULASI DAN SAMPEL


BAB VI
POPULASI DAN SAMPEL
KOMPETENSI DASAR
            Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.    Menjelaskan pengertian populasi
2.    Membedakan antara populasi dengan sampling
3.    Mempraktekkan teknik sampling

MATERI
A.  Pengertian Populasi
Berikut ini pengertian populasi menurut para ahli :
1.    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2.    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
3.    Populasi adalah sekelompok objek atau individu atau peristiwa yang menjadi perhatian peneliti, yang akan dikenai generalisasi penelitian.
4.    Populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa : orang, benda, atau suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.
5.    Anggota populasi adalah orang-orang, lembaga, organisasi, benda-benda yang menjadi sasaran penelitian. Anggota populasi yang terdiri atas orang-orang biasa disebut subyek penelitian, tetapi kalau bukan orang disebut obyek penelitian. Penelitian tentang suatu obyek mungkin diteliti langsung terhadap obyeknya, tetapi mungkin juga hanya dinyatakan kepada orang yang mengetahui atau bertanggung jawab terhadap obyek tersebut. Orang yang diminta menjelaskan obyek yang diteliti disebut responden.
6.    Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam su atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa  populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek  atau obyek itu. Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut. Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A” maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen “A”. Jika yang diteliti adalah efektivitas terapi musik untuk pasien gagal ginjal di RS “Y”, maka populasinya adalah seluruh pasien gagal ginjal di RS “Y”.
Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.
Berbagai alasan mengapa peneliti tidak melakukan sensus antara lain : (a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti; (b) keterbatasan waktu, penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat peneliti harus puas dengan meneliti sebagian dari elemen penelitian; (c) penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi, misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pengumpul data  sehingga banyak terjadi kekeliruan.
Jika dilihat dari segi jumlah populasi dapat dibedakan antara lain:
1.    Jumlah terhingga, yang terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu, mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contohnya: Jumlah calon mahasiswa pada program studi tertentu, semua mahasiswa yang terdaftar mengambil matakuliah tertentu.
2.    Jumlah tak hingga, terdiri dari elemen yang sulit dicari jumlahnya, sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh :  jumlah penonton sebuah stasiun tv, semua pengunjung taman wisata.

Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi :
1.    Populasi homogen : sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama   sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
2.    Populasi heterogen : sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya.  
Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi,  maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel .         

B.  Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat : harus meliputi seluruh unsur sampel, tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali, harus up to date, batas-batasnya harus jelas dan harus dapat dilacak dilapangan.
            Oleh karena itu syarat sampel yang baik adalah :
1.    Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti
2.    Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Keakuratan prediktibilitas dari suatu sampel tidak selalu bisa dijamin dengan banyaknya jumlah sampel. Oleh karena itu  agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi.
3.    Presisi, yaitu  mengacu pada  sedekat mana estimasi kita  dengan karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel 50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang menghasilkan 50 potong produk “X”. Namun berdasarkan laporan harian, pegawai bisa menghasilkan produk “X” per harinya rata-rata 58 unit. Artinya di antara laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8 unit. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.
4.    Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan
5.    Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah.
Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besar kecilnya sampel, antara lain:
1.    Degree of homogenity dari populasi, makin homogen populasi makin sedikit jumlah sampel yang diambil
2.    Pressisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat pressisi yang dikehendaki makin banyak jumlah sampel yang diambil
3.    Rencana analisis. Jika rencana analisisnya mendetail atau rinci maka jumlah sampelnya pun harus banyak. Misalnya di samping ingin mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan perusahaan, peneliti juga bermaksud mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri atas berbagai jenjang pendidikan SD, SLTP. SMU, dan seterusnya.
4.     Tenaga biaya dan waktu, makin sedikit waktu, biaya , dan tenaga yang dimiliki peneliti, makin sedikit pula sampel yang bisa diperoleh.
Beberapa ahli  memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut :
1.    Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen
2.    Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan, SD/SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30
3.    Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.

C.  Teknik Sampling
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini :
PROBALITY SAMPLING :

1.    Simple Random Sampling
2.    Proportionale stratified random sampling
3.    Area (cluster) sampling
 
NON PROBABILITY SAMPLING :

1.    Sampling Kuota
2.    Sampling Insidental
3.    Purposive Sampling
4.    Snowboll Sampling
 
 











Masing-masing teknik tersebut diuraikan sebagai berikut :
1.    PROBALITY SAMPLING, yaitu :

a.    Simple Random Sampling, yaitu  pengambilan sampel secara acak sederhana, Sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama  untuk dipilih menjadi sample tanpa melihat strata yang ada dalam populasi.  Teknik ini digunakan jika populasi dianggap homogen. Metode yang digunakan dengan cara :  undian,  ordinal (angka kelipatan), atau dengan  tabel bilangan random.
b.   Proportionale stratified random sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan jika populasi mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Misalnya suatu instansi memiliki pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan bertingkat, yaitu lulusan S1, D3, SMA/SMK, SMP dan SD. Sample yang harus diambil meliputi seluruh strata yang ada.
Contoh :
Penelitian tentang etos kerja pegawai suatu instansi yang terdiri dari 1000 orang. Pegawai dapat dikelompokkan berdasarkan  jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1 = 50 orang, D3 = 300 orang, SMK/SMA = 500 orang, SMP = 100 orang dan SD = 50 orang.  Jika sampel yang diinginkan adalah 10% maka jumlah sampel yang digunakan adalah 10% x 1000 = 100 orang. Setiap strata  diambil 10% sehingga jumlah per strata adalah :
S1         = 10% x 50   = 5 orang
D3         = 10% x 300 = 30 orang
SMA/K = 10% x 500 = 50 orang
SMP      = 10% x 100 = 10 orang
SD         = 10% x 50  = 5 orang
Sehingga total sampel = 100 orang.
c.     Cluster Sampling (area sampling). Digunakan untuk menentukan sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi didasarkan pada kelompok, daerah atau kelompok subyek tertentu. Teknik ini digunakan untu penelitian yang wilayahnya luas. Misalnya, penelitian tentang pola parenting ibu di sebuah kecamatan yang terdiri dari 30 kalurahan. Sampelnya 10 kalurahan yang dipilih secara random. Biasanya cluster sampling dilakukan melalui dua tahap, yaitu menentukan sampel daerah/wilayah dan selanjutnya menentukan orang-orang yang ada di daerah itu secara sampling juga.

2.    Nonprobability Sampling
a.       Sampling kuota, (quota sampling), teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Misalnya penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap tawuran antar pelajar. Jumlah sampel ditentukan 500 orang, maka pengumpulan data didasarkan pada jumlah sampel tersebut. Jika belum memenuhi kuota 500 pengumpulan data belum selesai.
b.      Sampling insidental, yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Misalnya penelitian tentang ketertiban para pemudik. Peneliti memberi pertanyaan kepada setiap pemudik yang ditemuinya sampai akhirnya informasi dirasa cukup oleh peneliti. Kelebihan teknik ini adalah mudah dilakukan dan mudah memperoleh informasi yang diinginkan. Tetapi teknik ini memiliki kelemahan, jika yang ditemui ternyata bukan pemudik maka akan terjadi bias sampel dan bias informasi.
c.       Sampling Purposive, yaitu  teknik pengambilan sample didasarkan atas tujuan tertentu (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel). Misalnya penelitian tentang perilaku asusila remaja, maka sampelnya adalah remaja pelaku perilaku asusila. Teknik ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif.
d.      Snowball sampling, teknik penentuan sampel yang mula mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman temannya untuk dijadikan sampel. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel snowball.
Sebuah kerangka sampling yang baik, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1)      Harus meliputi seluruh unsur sampel (tidak satu unsur pun yang tertinggal).
2)      Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
3)      Harus up to date.
4)      Batas-batasnya harus jelas, misalnya batas wilayah; rumah tangga (siapa-siapa yang menjadi anggota rumah tangga); dan
5)      Harus dapat dilacak di lapangan; jadi hendaknya tidak terdapat beberapa desa dengan nama yang sama.
Jumlah sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Misalnya  bila jumlah populasinya 800 dan hasil penelitian itu akan di berlakukan untuk 800 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi. Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sampel tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada satupun ketentuan berapa persen suatu sampel harus diambil. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi  homogen, jumlah sampel hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya, jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sampel harus memperhatikan kategori-kategori heterogenitas dan besarnya populasi dalam setiap kategori.

DAFTAR PUSTAKA

Furchan, A., 2004, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka
             Pelajar.

Hadi, A. dan Haryono, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka                Setia.

Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Nazir, 2005, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sudjana, N. dan Ibrahim, 1989, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung:
              Sinar Baru.

Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

_______, 2001, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.




Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.