PSIKOLOGI KEPRIBADIAN ADLER
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu tentang prilaku atau
aktivitas-aktivitas sebagai manifestasi dari kehidupan kejiwaan manusia.
Manusia merupakan individu yang unik, memiliki sifat dan karakter yang berbeda
dalam memberikan reaksi pada dalam situasi yang dihadapi.kepribadian merupakan
salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau
temuan-temuan para ahli.hasil pemikiran dan temuan para ahli ternyata beragam,
sehingga menghasilkan teori yang beragam pula. Adanya keragaman tersebut sangat
dipengaruhi aspek personal, kehidupan beragam, lingkungan social budaya, dan
filsafat yang dianut teori tersebut.
B.
Rumusan masalah
1. Apa sajakah pokok-pokok teori Adler?
2. Apa arti psikologi individual?
3. Apa pengaruh teori-teori Adler?
C.
Tujuan
Dari
rumusan masalah diatas maka tujuan pembuatan makalah ini adalah;
1. Mengetahui pandangan Adler tentang manusia.
2. Mengetahui pokok-pokok teori adler.
3. Mengetahui Pengaruh teori psikologi
individual..
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alfed Adler
Tokoh
yang mengembangkan teori psikologi individual adalah Alfred Adler (1870-1937),
yang pada mulanya bekerja sama dengan Freud dalam mengembangkan psikoanalisis.
Karena ada perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan akhirnya Adler
keluar dari organisasi psikoanalisis dan bersama pengikutnya dia mengembangkan
aliran psikologi yang dia sebut Psikologi Individual (Individual Psychology).
Banyak konsep Freud yang diikutinya, antara lain mengenai level kesadaran.
Namun Adler menekankan pada faktor kesadaran/unsur ego. Teorinya banyak
menyentuh unsur lingkungan sosial sehingga ia juga dikenal sebagai seorang
psikoanalis sosial yang pertama. Sebagai seorang pengikut Freud, Adler memilih
jalan berbeda dari Freud dan menganggap teori Freud sangat menekankan unsur
seksual sehingga kurang realistis. Adler menekankan adanya keunikan pribadi.
Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat, minat dan
nilai-nilai. Setiap perbuatan dilakukan orang secara khas sesuai gaya hidup
orang tersebut.
B.
Pandangan Adler tentang manusia
Adler menjadi pelopor
dalam psikologi perkembangan yang mengemukakan teori bahwa “kesadaran”
(consiusness) merupakan bagian yang penting dalam kepribadian (personality).
Konsep pertama Adler, manusia (the person) adalah mahluk sosial utama yang
sangat berpengaruh dalam perkembangan psikologi sosial, bebeda dengan Freud,
Adler berpendapat bahwa kebutuhan pemuasan seksual manusia hanya merupakan
salah satu dari banyaknya kebutuhan dasar manusia, hal tersebut tergantung
bagaimana cara kita mengatur, merencanakan dan melakukannya dalam aktifitas
hidup kita, Adler lebih menekankan kepada bagaimana kita dapat mengekspresikan
kebutuhan seksual kita, bukan bagaimana cara melakukannya. Konsep kedua, yaitu
tentang diri yang kreatif. Tidak seperti ego Freud, yang terdiri dari kumpulan
proses psikologis yang melayani tujuan insting-insting diri, Adler merupakan
system subjektif yang menginterpretasikan dan membuat pengalaman-pengalaman
organisme penuh arti. Tambahnya lagi, diri mencari pengalaman-pengalaman yang
akan membantu pemenuhan gaya hidup sang pribadi yang unik, apabila
pengalaman-pengalaman ini tidak ditemukan di dunia maka diri akan berusaha
menciptakannya. Konsep ketiga, psikologi Adler menekankan pada keunikan
kepribadian. Bahwa setiap orang merupakan konfigurasi unik dari motif-motif,
sifat-sifat, minat-minat dan nilai-nilai. Setiap perbuatan yang dilakukan orang
membawa corak khas gaya hidupnya sendiri. Adler memandang kesadaran sebagai
pusat kepribadian, manusia adalah makhluk sadar, mereka biasanya sadar akan
alas an-alasan tingkah laku mereka. Sadar akan inferioritas-inferioritas, sadar
akan tujuan-tujuan yang mereka perjuangkan. Lebih dari itu mereka sangat sadar
akan dirinya sendiri dan mampu merencanakan serta membimbing perbuatan-perbuatan
itu bagi aktualisasi dirinya sendiri.
Bagi Adler, manusia lahir dalam keadaan tubuh yang lemah dan tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulkan perasaan inferioritas dan ketergantungan kepada orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwanya.
Bagi Adler, manusia lahir dalam keadaan tubuh yang lemah dan tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulkan perasaan inferioritas dan ketergantungan kepada orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwanya.
C. Situasi Ilmiah
Psikoanalisis
dan psikologi analisis sangat di pengaruhi oleh pandangan positif yang
mendasari fisika dan biologi pada adad ke-19. Manusi dipikirkan sebagai system
kompleks energy yang memelihara diri dengan berhubungan dengan dunia luar,dengan tujuan mempertahankan diri
dan mempertahankan jenis menurut hokum evolusi.Berbagai proses psikologis
terjadi untuk mencapai tujuan ini.
Disamping
pikiran seperti yang di gambarkan di atas itu pada akhir abad ke-19 juga
terdapat arah pikiran yang lain, yang terutama di pengaruhi oleh sosiologi dan
antropologi yang sedang berkembang pesat pada dewasa itu. Menurut ilmu-ilmu
sosialini manusia adalah terlebih-lebih hasil masyarakat di mana dia hidup,
Manusia adalah terutama mahluk social daripada mahluk biologis. Sedikit demi
sedikit pandangan ini makin meresap ke dalam psikologi dan mendewasakan
sikologi, dan hal ini akhirnya mempengaruhi teori kepribadian. Salah satu teori
kepribadian yang memakai cara pendekatan psikologi social adalah psikologi
individual yang didirikan oleh Adler. Adler yang mula-mula berpandangan
psikoalalisis akhirnya menanggalkan cara pendekatan biologistis itu an memakai cara
pendekatan psikologi sosial.
D. Alfreid Adler, Bapak Individual Psikologi
Alfreid Adler lahir
di wina pada tahun 1870.Dia menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran di
Universitas Wina pada tahun 1895. Mula-mula bekerja sama denga Freud dan
menjadi anggota serta akhirnya menjadi presiden “Masyarakat Psikoanalisis
Wina”. Namun dia segera mengembangkan pendapatnya sendiri yang menyimpang dari
pendapat Freud yang akhirnya menyebabkan dia mengundurkan diri dari jabatanya
dan mendirikan aliran baru yang diberi mana Individual Psychologie pada tahun
1911.
Sejak tahun 1935
Adler sudah menetap di Amerika dan disana dia melanjutkan prakteknya sebagai
ahli pnyakit syaraf dan juga menjadi guru besar dalam psikologi medis di Long
Island College of Medicine.
Seperti Psikoanalisis
pengaruh Adler juga lekas meluas, walapun tidak seluas pengaruh Psikoanalisis,
Terutama karena Adler dengan pengikut-pengikutnya mempraktekan teorinya dalam
lapangan pendidikan. Pendapat Adler tetap dipelihara dan bertambah luas berkat
adanya “The American Society of Individual Psychology” yang mempunyai majalah
The American Journal of Individual
Psyhology.
E. POKOK-POKOK TEORI ADLER
Teori Adler dapat di
pahami lewat pengertian-pengertian pokok yang dipengaruhi untuk membahas
kepribadian. Adapun pengertian-pengertian pokok dalam teori Adler itu adalah
sebagai berikut:
1.
Individualitas sebagai pokok
persoalan
Adler
memberi tekanan kepada pentingnya sifat khas (unik) kepribadian, yaitu
individualitas, kebetulan serta sifat-sifat pribadi manusia. Menurut Adler tiap
orang adalah suatu kongfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai
yang khas; tiap tindak yang dilakukan oleh seseorang membawakan corak yang khas
gaya kehidupannya yang bersifat individual.
2.
Pandangan Teologis : Finalisme semu
Adler menemukan gagasan bahwa manusia lebih didorong oleh harapan-harapannya
terhadap masa depan daripada pengalaman-pengalaman masa lampaunya. Tiap
orang mempunyai Leitlenie, yaitu rancangan hidup rahasia yang
tak disadari, yang diperjuangkannya terhadap segala rintangan. Tujuan yang
ingin dikejar manusia itu mungkin hanya suatu fiksi, yaitu suatu cita-cita yang
tak mungkin direalisasikan, namun kendatipun demikian merupakan pelucut yang
nyata bagi usaha manusia, dan karenanya juga merupakan sumber keterangan bagi
tingkah lakunya. Menurut Adler orang yang normal dapat membebaskan diri
akhirnya dari fiksi ini, sedangkan orang yang neurotis tidak mampu
membebaskan diri.
3.
Dua Dorongan Pokok
Di dalam diri manusia
terdapat dua dorongan pokok, yangmendorong serta melatarbelakangi segala
tingkah lakunya yaitu:
A. Dorongan
kemasyarakatan yang mendoronga manusia bertindak yang mengabdi kepada masyarakat.
B. Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak
yang mengabdi kepada aku sendiri
Mengenai dorongan
keakuan ini pendapat Adler mangalami perkembangan. Sejak tahun 1900 dia telah
sampai pada kesimpulan bahwa dorongan agresif lebih penting daripada dorongan
seksual. Kemudian nafsu agresif diganti
dengan keinginan berkuasa, dan lebih kemudin lagi hal ini digantinya dengan
dorongan untuk superior, dorongan untuk berharga, dorongan untuk lebih
sempurna. Superioritas di sini bukanlah keadaan yang objektif, eperti kedudukan
social yang tinggi dan sebagainya, melainkan adalah keadaan subjektif,
pengalaman atau perasaan cukup berharga. Dorongan untuk berharga ini adalah hal
yang ada dalam diri subjek, sebagai bagian dari hidupnya. Sejak lahir sampai
mati dorongan superiorotas itu membawa pribadi dari satu fase ke fase
selanjutnya . Doronagn ini dapat menjelma ke dalam beribu-ribu bentuk atau
cara. Bagaimana cara terbebtuknya dorongan superioritaas itu sangat berhubungan
dengan masalah rendah diri.
4.
Rasa Rendah Diri dan Kompensasi
Menurut
Adler pengertian rasa rendah diri adalah mencakup segala rasa kurang berharga
yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa secara
subyektif, ataupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna. Adler
menyatakan inferioritas yaitu rasa diri kurang atau rasa rendah diri yang
timbul karena perasaan kurang berharga atau kurang mampu dalam bidang
penghidupan apa saja. Misalnya saja anak merasa kurang jika membandingkan diri
dengan orang dewasa, dan karenanya didorong untuk mencapai taraf perkembangan
yang lebih tinggi, dan apabila dia telah mencapai taraf perkembangan itu timbul
lagi rasa diri kurangnya dan didorong untuk maju lagi, demikian selanjutnya.
Tetapi dalam keadaan normal rasa rendah diri itu merupakan pendorong ke arah
kemajuan atau kesempurnaan.
5.
Dorongan Kemasyarakatan
Dorongan untuk membantu masyarakat guna mencapai
tujuan masyarakat yang sempurna. Dalam hubungan ini Adler menyatakan “Sosial
Interest is True and Inevitable compensation for all the natural weaksesses of
individual human being” (Adler, 1929, p.31).
Dorongan
kemasyarakatan itu adalah dasar yang dibawa sejak lahir, pada dasarnya manusia
adalah makhluk sosial. Namun sebagaimana lain-lain kemungkinan bawaan,
kemungkinan mengabdi kepada masyarakat itu tidak nampak secara spontan,
melainkan harus dibimbing dan dilatih.
Jadi apabila diikuti teori Adler dapat digambarkan
demikian :
( 1 ) mula-mula
manusia dianggap didorong oleh dorongan untuk
mengejar kekuatan dan kekuasaan
sebagai lantaran untuk mencapai kompensasi bagi rasa rendah dirinya.
( 2 ) Selanjutnya manusia dianggapnya didorong oleh dorongan kemasyarakatan yang dibawa sejak lahir yang menyebabkan dia menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan.pribadi.
( 2 ) Selanjutnya manusia dianggapnya didorong oleh dorongan kemasyarakatan yang dibawa sejak lahir yang menyebabkan dia menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan.pribadi.
Jadi
gambaran tentang manusia sempurna hidup dalam masyarakat sempurna menggantika
gambaran tentang manusia kuat, agresif dan menguasai serta memeras masyarakat.
Singkatnya dorongan kemasyarakatan menggantikan dorongan kekuatan. Namun,
sebagai keseluruhan, kedua dorongan pokok yang telah diketengahkan di muka itu,
yaitu dorongan kekuatan dan dorongan kemasyarakatan, kedua-duanya adalah
penting. Menurut Adler “dorongan untuk berkuasa, memainkan peran terpenting
dalam perkembangan kepribadian” (Adler, 1946, p. 145.)
6.
Gaya hidup, Leitlinie
Gaya hidup adalah pengertian yang sentral dalam
theory Adler, tetapi juga pengertian yang paling sukar di
jelaskan. Gaya hidup ini adalah prinsip yang dapat dipakai landasan
untuk memahami tingkah laku seseorang; inilah yang membelatar belakangi sifat
khas seseorang. Tiap orang punya tujuan yang sama yaitu mencapai superiorita,
namun caranya untuk mengejar itu boleh dikatakn tak berhingga banyaknya, ada
yang dengan mengenbangkan akalnya, ada yang dengan melatih otot-ototnya dan
sebaginya.
Tiap
tingkah laku orang tentu membawakan gaya hidupnya; dia mengamati,
berangan-angan, berfikir serta bertindakdalam gayanya yang khas.
Inilah gaya hidupnya, leitlenie, yang menjadi pembimbing dalam
hidupnya dan diperjuangkanya terhadap segala macam rintang.
7.
Dorongan Maju.
Bagi
Adler, kehidupan manusia dimotivasi oleh atau dorongan utama-dorongan mengatasi
perasaan inferior dan menjadi superior. Jadi tingkah laku ditentukan utamanya
oleh pandangan mengenai masa depan, tujuan, dan harapan kita. Didorong oleh
perasaan inferior, dan ditarik keinginan menjadi superior, maka orang mencoba
untuk hidup sesempurna mungkin.
Inferiorta bagi Adler berarti perasaan lemah dan tidak terampil dalam menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Bukan rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, walakupun ada unsur membandingkan kemampuan khusus diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Superiorita, pengertiannya mirip dengan trandensi sebagai awal realisasi diri dari Jung, atau aktualisasi dari Horney dan Maslow. Superiorita bukan lebih baik dibanding orang lain atau mengalahkan orang lain, tetapi berjuang menuju superiorita berarti terus menerus berusaha menjadi lebih baik-menjadi semakin dekat dengan tujuan final.
Perasaan inferioritas ada pada semua orang, karena manusia mulai hidup sebagai mahluk kecil dan lemah. Sepanjang hidup, perasaan iri terus muncul ketika orang menghadapi tugas baru dan belum dikenal yang harus diselesaikan.
Inferiorta bagi Adler berarti perasaan lemah dan tidak terampil dalam menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Bukan rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, walakupun ada unsur membandingkan kemampuan khusus diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Superiorita, pengertiannya mirip dengan trandensi sebagai awal realisasi diri dari Jung, atau aktualisasi dari Horney dan Maslow. Superiorita bukan lebih baik dibanding orang lain atau mengalahkan orang lain, tetapi berjuang menuju superiorita berarti terus menerus berusaha menjadi lebih baik-menjadi semakin dekat dengan tujuan final.
Perasaan inferioritas ada pada semua orang, karena manusia mulai hidup sebagai mahluk kecil dan lemah. Sepanjang hidup, perasaan iri terus muncul ketika orang menghadapi tugas baru dan belum dikenal yang harus diselesaikan.
Banyak orang yang berjuang menjadi superioritas dengan tidak memperhatikan orang lain. Tujuannya bersifat pribadi, dan perjuangannya dimotivasi oleh perasaan diri inferior yang berlebihan. Pembunuh, pencuri, pemain porno adalah contoh ekstrim yang berjuang hanya untuk mencapai keuntungan pribadi. Namun pada umumnya perbuatan atau perjuangan menjadi superior sukar dibedakan, mana yang motivasinya untuk keuntungan pribadi dan mana yang motivasinya minat sosial. Orang yang secara psikologi sehat, mampu meninggalkan perjuangan menguntungkan diri sendiri menjadi perjuangan yang termotivasi oleh minat sosial, perjuangan untuk menyukseskan nilai-nilai kemanusiaan. Orang ini membantu orang lain tanpa mengharap imbalan, melihat orang lain bukan sebagai saingannya akan tetapi sebagai rekan yang siap bekerjasama demi kepentingan sosial.
8.
Diri yang Kreatif
Diri yang kreatif adalah penggerak utama, pegangan
filsafat, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Sukarnya menjelaskan soal ini
ialah karena kita tak dapat menyaksikanya secara langsung akan tetapi hanya
dapat menyaksikan lewat manifestasinya. Inilah yang mengantarai pernagsang yang
dihadapi individu dengan respon yang dilakukanya. Diri yang kreatif adalah yang
member arti kepada hidup; yang menetapkan tujuan serta membuat alat untuk
mencapainya
F. ARTI PSIKOLOGI INDIVIDUAL
Psikologi individual
mempunyai arti penting sebagai cara untuk memahami tingkah laku manusia.
Pengertian seperti gambaran semu, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup,
diri yang kreatif, memberi pedoman yang penting untuk memahami sesame manusia.
Aliran ini tidak memberikan susunan yang teliti mengenai struktu, dinamika,
serta perkembangan kepribadian, tetapi mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk
praktis untuk memahami semua manusia. Karena itu justru dalam praktek
pendidikanlah teori Adler ini punya arti yang sangat penting, karena hal-hal sebagai
berikut.
(1)
Penentuan tujuan-tujuan yang
susila, seperti:
a)
Keharusan memikul tanggung jawab,
b)
Keberanian menghadapi
kesukaran-kesukaran hidup,
c)
Menyelami diri sendiri dan
membuka kecenderungan-kecenderungan egoistis yang tersembunyi
d)
Mengikis dorongan keakuan dan
mengembangkan dorongan kemasyarakatan.
(2)
Optimismenya dalam bidang
pendidikan. Lain daripada itu pendekatanya secara psikologi social berarti
membuka halaman baru dalam bidang psikologi kepribadian.
Cara pendekatan ini kemudian banyak di tempuh oleh
ahli-ahli lain seperti Erich Fromm, Karen Horney, Henry Stack Sulivan, dal
lain-lain ahli lagi.
Dalam pada itu beberapa keberatan terhadap teori Adler itu
dilancarkan juga seperti:
(1)
Kehidupan jiwa dipandang
terlampau sederhana,
(2)
Arti dasar dan keturunan
dipandang sangat kecil pengaruh lingkungan dinilai berlebih-lebihan. Hal ini
sangat berguna bagi praktek pendidikan akan tetapi secara teori mudah mendapat
tantanan.
G. PENGARUH ADLER
Telah
dikemukakan bahwa di Amerika pengaruh adler itu meluas berkat adanya “The
American Society of Individual Psychology”. Di eropa sendiri murid-murid serta
pengikutnya cukup banyak, salah satunya Fritz Kunkel dengan karya utamanya “
Einfuhrug in die Charakterkunde”.
Kunkel
berpegang teguh pada dasar pikiran Adler. Pendapatnya yang memperkaya psikologi
individual juga dapat di ikuti melalui pengertian-pengertian pokok yang di
gunakanya. Secara ringkas pendapat Kunkel itu adalah seperti yang dikemukakan berikut
ini.
1.
Dua Dorongan Pokok
Seperti Adler, Kunkel
berpendapat bahwa kehidupan jiwa adalah dinamis, dan dinamika ini dikarenakan
adanya dua dorongan yang saling bertentangan yaitu:
(1)
Dorongan keakuan, dorongan untuk
mengabdi kepada aku sendiri (diri sendiri)
(2)
Dorongan kekitaan, dorongan untuk
mengabdi kepada kita (umum, dunia luar dirinya)
Kedua golongan
tersebut adanya dalam diri orang yang berbanding terbalik sesamanya, artinya
makin besar dorongan keakuan berarti makin kecil dorongan kekitaan, dan sebaliknya.
Orang yang berikap keakuan akan menilai segala sesuatu atas dasar sejauh mana
hal yang di hadapinya itu berguna bagi usahanya untuk mengejar idealnya,
kepentingan akunya. Sedangkan orang yang bersikap kekitaan akan meninjau dari
segi kemajuan kemanusiaan(sesame manusia).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepribadian merupakan salah satu kajian psikologi yang
lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan para ahli.hasil
pemikiran dan temuan para ahli ternyata beragam, sehingga menghasilkan teori
yang beragam pula. Adanya keragaman tersebut sangat dipengaruhi aspek personal,
kehidupan beragam, lingkungan social budaya, dan filsafat yang dianut teori
tersebut.
Adapun
pengertian-pengertian pokok dalam teori Adler yaitu sebagai berikut :
a.
Individualita Sebagai
Pokok Persoalan
b.
Pandangan Teologis:
Finalisme Semu
c.
Dua Dorongan Pokok
d.
Rasa Rendah Diri dan
Kompensasi
e.
Dorongan
Kemasyarakatan
f.
Gaya Hidup, Leitlinie
g.
Diri yang Kreatif
0 komentar:
Post a Comment