Monday, October 7, 2019

MPK I PENELITIAN KUANTITATIF

BAB  I
PENDAHULUAN
KOMPETENSI DASAR
            Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi :
1.      Menjelaskan hakekat penelitian
2.      Memerinci langkah-langkah metode ilmiah
3.      Menjelaskan fungsi penelitian
4.      Menjelaskan jenis-jenis penelitian

MATERI
A.  Hakekat Penelitian
Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche. Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”.
Berdasarkan pendapat bebebrapa ahli, definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, antara lain :
1.    Penelitian adalah penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima.
2.    Penelitian adalah studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
3.    Penelitian adalah metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis).
4.    Penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang yang akan mengakomodasi perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian.
5.     Penelitian disebut juga cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery (hasil temuan yang memang sudah ada) maupun invention (penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta).
6.    Penelitian adalah merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal (karena terikat dengan aturan, urutan maupun cara penyajian agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia) dan intensif (menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab-akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
7.    Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara.
8.    Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah yang mempunyai tujuan untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang signifikan, melalui penerapan prosedur-prosedur  ilmiah.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian memiliki arti : 1)  proses,  maksudnya penelitian itu adalah kegiatan ilmiah, pemikiran yang sistematis, suatu pencarian fakta, aktivitas dalam menelaah suatu masalah, penyelidikan, dan proses investigasi, 2) tujuan,  maksudnya  penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip, dan menemukan hubungan antara fakta, menginterpretasikan dan merevisi fakta-fakta dan untuk pemecahanmasalah, 3) metoda maksudnya  penelitian itu adalah menggunakan metode-metode ilmiah, dilandaskan pada analisis dan konstruksi (rancangan), memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta, dilakukan dengan sabar, hati-hati, serta sistematis  sehingga diperoleh pemecahannya.

B.  Metode Ilmiah
Penelitian dimulai dari hasrat keingintahuan dan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan. Setiap pertanyaan atau permasalahan tersebut perlu jawaban atau pemecahan. Dari jawaban dan pemecahan tersebut peneliti memperoleh pengetahuan yang benar mengenai suatu masalah. Pengetahuan yang benar adalah yang dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Untuk memperolehnya harus mengikuti kaidah-kaidah dan menurut cara-cara bekerjanya akal yang disebut logika, dan dalam pelaksanaannya diwujudkan melalui penalaran. Pengetahuan yang benar tersebut disebut juga pengetahuan ilmiah atau ilmu. Dalam proses pemecahan masalah dan dari jawaban permasalahan tersebut akan timbul permasalahan baru, sehingga akan terjadi siklus secara berkesinambungan.
            Penelitian banyak bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga harus menggunakan metode ilmiah (scientific method).  Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research).
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu, yaitu :
1.    Merumuskan serta mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan, jadi bukan membuat judul penelitian. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita.Untuk menghilangkan keragu-raguan masalah tersebut maka perlu didefinisikan secara jelas. Untuk membatasi seberapa luas masalah yang akan dipecahkan, buatlah beberapa kata kunci (key words) yang terdapat dalam masalah.  Misalnya,  masalah yang dipilih adalah “bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap resiliensi siswa korban bullying”. Untuk membatasi masalah maka buatlah definisi tentang tingkat pendidikan, resiliensi dan bullying.
2.    Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, langkah selanjutnya adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Untuk itu peneliti harus menelusuri sumber pustaka yang relevan dengan masalah penelitiannya. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
3. Memformulasikan hipotesis
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan dan sumber teori yang lain,  maka peneliti memformulasikan hipotesis untuk penelitian. Hipotesis adalah  kesimpulan sementara tentang hubungan antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesis merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji. Hipotesis penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin saja salah. Oleh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat.
4. Menentukan model untuk menguji hipotesis
Setelah hipotesis ditetapkan langkah  selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesis tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial pcngujian hipotesis didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk merefleksikan hubungan antarfenomena/antarvariabel yang secara implisit terdapat dalam hipotesis, untuk diuji dengan teknik statistik. Pcngujian hipotesis membutuhkan data primer maupun sekunder.
5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesis. Data tersebut merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis. Teknik pengumpulan data tcrgantung pada  masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. Jika penelitian menggunakan metode eksperimen  data diperoleh dari pcrcobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti.  Pada metodc survei, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner, atau  pengamatan langsung terhadap perilaku responden.
6.    Menyusun, menganalisa, dan menyusun interpretasi
Setelah data terkumpul pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisis data.  Jika analisis menggunakan bantuan komputer, maka peneliti perlu menyusun  data dalam bentuk tabel ataupun membuat coding.  Sesudah data dianalisis maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah membuat interpretasi, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesis, apakah hipotesis benar untuk diterima ditolak.
8.    Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai tata cara tersendiri, yaitu harus menggunakan tata bahasa baku, disusun secara sistematis dengan susunan karya tulis ilmiah.
Untuk bisa melakukan kegiatan ilmiah tersebut, maka peneliti perlu memiliki sikap ilmiah, yaitu :
1.    Rasa Ingin Tahu 
2.    Jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya. Dicantumkan dalam Al Qur’an surat As shoof ayat 2-3 sebagai berikut :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä zNÏ9 šcqä9qà)s? $tB Ÿw tbqè=yèøÿs? ÇËÈ   uŽã9Ÿ2 $ºFø)tB yYÏã «!$# br& (#qä9qà)s? $tB Ÿw šcqè=yèøÿs? ÇÌÈ  
2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
 Begitu juga dalam surat Al Ahzab ayat 70 :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qä9qè%ur Zwöqs% #YƒÏy ÇÐÉÈ  
70. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar,
Pesan moral dari ayat tersebut tidak lain adalah untuk memerintahkan satunya perkataan dengan perbuatan, atau dengan kata lain berkata dan berbuat jujur.
3.    Tekun,  berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
Dalam Al qur’an surat At Taubah ayat 105 disebutkan :
È@è%ur (#qè=yJôã$# uŽz|¡sù ª!$# ö/ä3n=uHxå ¼ã&è!qßuur tbqãZÏB÷sßJø9$#ur ( šcrŠuŽäIyur 4n<Î) ÉOÎ=»tã É=øtóø9$# Íoy»pk¤9$#ur /ä3ã¥Îm7t^ãsù $yJÎ/ ÷LäêZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÉÎÈ  
105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Ayat tersebut mengandung makna bahwa manusia  harus berusaha sesuai dengan kemampuan maksimal kita dan hal itu akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Orang yang beriman dilarang bersikap malas, berpangku tangan, dan menunggu keajaiban menghampirinya tanpa adanya usaha. Allah menciptakan alam beserta segala isinya diperuntukkan bagi manusia. Namun, untuk memperoleh manfaat dari alam ini, manusia harus berusaha dan bekerja keras
4.    Teliti, artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang otentik.
Dalam Al qur’an surat Al Hujurat ayat 6 di sebutkan :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä bÎ) óOä.uä!%y` 7,Å$sù :*t6t^Î/ (#þqãY¨t6tGsù br& (#qç7ŠÅÁè? $JBöqs% 7's#»ygpg¿2 (#qßsÎ6óÁçGsù 4n?tã $tB óOçFù=yèsù tûüÏBÏ»tR ÇÏÈ  
6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
 Ayat tersebut, mengandung makna bahwa dalam melakukan sesuatu termasuk penelitian harus berhati-hati, teliti agar tidak mendatangkan kerugian bagi siapa saja.

5.    Objektif, artinya sesuai dengan fakta yang ada. Hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
Dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 216 disebutkan :
|=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãA$tFÉ)ø9$# uqèdur ×nöä. öNä3©9 ( #Ó|¤tãur br& (#qèdtõ3s? $\«øx© uqèdur ׎öyz öNà6©9 ( #Ó|¤tãur br& (#q6Åsè? $\«øx© uqèdur @ŽŸ° öNä3©9 3 ª!$#ur ãNn=÷ètƒ óOçFRr&ur Ÿw šcqßJn=÷ès? ÇËÊÏÈ  
216. Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Esensi dari ayat di atas adalah agar peneliti harus berpikir objektif, netral dan tidak memihak, sehingga bisa mengambil nilai baik atau buruk dalam segala aspek kehidupan.
6.    Terbuka menerima pendapat yang benar, artinya peneliti tidak boleh mengklaim diri yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, peneliti harus menerimanya.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa metode ilmiah adalah suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Metode ilmiah bertujuan untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan yang sistematis. Metode ilmiah bersifat : 1) Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak sembarangan, 2)  Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, 3) Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten).

C.  Fungsi penelitian
            Dalam hubungannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan maka fungsi penelitian antara lain :
1.    Penemuan, data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui serta mendapat pengakuan dari kalangan ilmuwan yaitu para ahli di bidangnya. Dengan demikian, penelitian mengisi kekosongan atau kekurangan ilmu.
2.    Pengembangan ilmu pengetahuan, untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
3.    Fungsi verifikatif, maksudnya penelitian berfungsi untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada. Penelitian dilakukan untuk validasi terhadap teori lama, sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagi konfirmasi atau pembaharuan jika terjadi perubahan yang nyata terhadap paradigma teori lama.
4.    Menambah pengayaan ilmu pengetahuan yang baru sehingga pengetahuan selalu berkembang ke arah penyempurnaan terhadap pengetahuan yang sudah ada.

D.  Jenis-jenis Penelitian
                Jenis penelitian dapat digolongkan dari berbagai sudut pandang, antara lain :
1.    Berdasarkan tujuan ada dua macam penelitian, yaitu :
a.       Penelitian dasar  disebut juga sebagai basic research dan diselenggarakan dalam rangka memperluas dan memperdalam pengetahuan secara teoritis. Misalnya para ahli psikologi mengadakan penelitian dengan menggunakan obyek binatang untuk menyelidiki perilaku. Hasil penelitian mungkin tidak langsung dapat dimanfaatkan, tetapi sebagai dasar penelitian selanjutnya.
b.      Penelitian terapan disebut juga sebagai applied research, diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan dan untuk mencari sesuatu yang lebih baik. Misalnya penelitian tentang model terapi yang efektif untuk anak autis.
2.    Berdasarkan metodenya, maka penelitian digolongkan menjadi :
a.    Penelitian historis atau penelitian sejarah, yaitu  penelitian yang difokuskan untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan keadaan yang telah lalu. Penelitian melibatkan tokoh-tokoh yang terlibat langsung dalam peristiwa atau menggunakan sumber, misalnya prasasti, buku-buku yang berkaitan dengan peristiwa yang diteliti. Tujuan penelitian historis adalah untuk merumuskan kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari kejadian yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Contohnya penelitian untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban masyarakat tertentu.
b.   Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian untuk melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Analisis yang sering digunakan adalah analisis persentase.
c.    Penelitian Survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Penelitian survey umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Jika sampel yang diambil adalah representatif maka generalisasinya kuat. Contoh penelitian tentang kecenderungan masyarakat dalam gaya hidup, penelitian pengaruh anggaran pendidikan terhadap kualitas SDM di negeri ini, penelitian tentang kecenderungan konsumtif pada masyarakat.
d.   Penelitian Ex Post Facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang guna mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya kejadian. Penelitian ini menggunakan logika jika x maka y. Namun demikian dalam penelitian tidak dilakukan manipulasi variabel. Pada penelitian ini variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) sudah dinyatakan secara eksplisit, kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada variabel terikat. Contohnya :  


 








Gambar 1. Rangkaian variabel bebas dan variabel terikat

e.     Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu, (1)Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara ketat, baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random. (2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4) Validitas internal (internal validity) diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi. Contoh penelitian mengenai pengaruh penggunaan terapi  A terhadap penerimaan diri  pasien.
f.     Penelitian Evaluasi (evaluation research) adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan.  Contoh penelitian tentang efektivitas pelaksanaan kepemimpinan transformational di perusahaan X,  penelitian tentang kebijakan sekolah gratis, dan lain-lain.
g.    Penelitian Pengembangan (research development) adalah merupakan penelitian untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut menjadi lebih baik. Tujuan penelitian pengembangan bukan untuk memformulasi atau menguji hipotesis, melainkan untuk mendapatkan produk baru atau proses baru. Menurut Borg and Gall (1983) penelitian pengembangan sebagai berikut: Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives. Maksudnya, penelitian adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk. Adapun langkah-langkahnya merupakan suatu siklus yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan, uji lapangan dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan. Siklus ini perlu diulang sampai uji lapangan data menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuannya.  Contoh penelitian tentang pengembangan model pemberdayaan masyarakat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berbasis budaya.
h.   Penelitian Tindakan (action research) adalah adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan ini di kalangan pendidikan dapat diterapkan pada sebuah kelas sehingga sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan masalah melalui aplikasi metode ilmiah, bukan untuk memberi kontribusi pada ilmu pengetahuan. Contoh penelitian tentang penerapan metode  mengajar yang paling tepat untuk anak usia dini, penelitian tentang prosedur dan metode kerja dalam pelayanan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 2005, Manajemen penelitian : suatu pengantar,Yogyakarta : Bumi Aksara

 Sugiono, 2006, Metode penelitian administrasi, Bandung : alfabeta

Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, Yogyakarta : Bumi Aksara











Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.