Monday, October 7, 2019

MPK II MASALAH PENELITIAN KUANTITATIF


BAB II
HAKEKAT PENELITIAN KUANTITATIF

KOMPETENSI DASAR
            Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi :
1.      Menjelaskan pengertian penelitian kuantitatif
2.      Menjelaskan dasar filosofi penelitian kuantitatif
3.      Menjelaskan jenis-jenis penelitian kuantitatif

MATERI
A.      Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian  ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman baik  dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu  sosial.
Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif. Bersifat konfirmasi disebabkan metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah dalam bentuk angka atau numerik, sehingga penelitian kuantitatif diidentikkan dengan penelitian numerik. Penarikan kesimpulan pada penelitian kuantitatif bersifat deduktif yaitu menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
Metodologi penelitian kuantitatif dimulai dengan menetapkan obyek studi yang spesifik, disederhanakan dari totalitas atau konteks besarnya sehingga menjadi jelas obyek studinya. Sesudah itu, baru disusun kerangka teori sesuai dengan obyek studi spesifiknya. Dari situ, dapat disusun hipotesis atau problematik penelitian, instrumen pengumpulan data, teknik sampling serta teknik analisisnya. Selain itu juga dapat ditentukan rancangan metodologi lainnya seperti penetapan batas signifikansi,  adminstrasi, dan analisis. Dengan kata lain, semua dirancang dan direncanakan secara matang sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk melakukan kegiatan penelitiannya.
Adapun karaktersitik penelitian kuantitatif adalah :
a.    Dari segi  perspektifnya,  penelitian kuantitatif  menggunakan pendekatan etik, maksudnya peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel   tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.
b.    Dari segi desain : penelitian kuantitatif memiliki desain penelitian yang spesifik, jelas, rinci. Desain ditentukan sejak awal dan menjadi pegangan langkah demi langkah.
c.    Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui  pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk menguji teori, mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
d.    Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
e.     Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal,  yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih
f.      Dari segi sampel : jumlah responden (sample) bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel yang dilakukan secara random serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.
g.    Dari segi hubungan dengan responden : dibuat berjarak, bahkan tanpa kontak supaya mendapatkan data yang obyektif.
h.    Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Kesimpulan “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
i.       Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel. Data merupakan hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen.
j.       Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, yang berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
k.    Dari segi analisis data, penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik secara deduktif.
l.      Dari segi instrumen, pendekatan kuantitatif biasanya instrumennya adalah angket atau kuesioner serta observasi dan wawancara terstruktur.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang memiliki ciri scientific, objective, data terdiri dari angka-angka, deductive, realistic, explanation & prediction, generality,population, large sample sizes.

B.       Dasar Filosofis Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasarkan pada aliran filsafat positivisme. Penelitian kuantitatif berakar pada paradigma tradisional, ilmu pengetahuan empiris, dan postpositivism. Metode ini berkembang dari tradisi pemikiran empiris Aguste Comte, Mill, Durkeim, Newton, dan John Locke. Padangan filosofi positivisme berpegang pada filosofi deterministik yang menjelaskan dunia secara empiris berdasarkan teori yang telah ada. Pengetahuan yang berkembang melalui pandangan positivisme didasarkan pada pengamatan yang cermat dan pengukuran realitas objektif yang ada di dunia. Oleh sebab itu penggunaan pengembangan pengukuran dengan menggunakan angka atau numerik dalam observasi dan pengamatan perilaku individu menjadi sangat penting.
Menurut positivistik, ilmu yang valid adalah ilmu yang dibangun secara empiri. Metodologi penelitian kuantitatif menggunakan pola logika matematik, mengejar yang terukur, teramati, empiris, membuat generalisasi atas rerata, mengakomodasi olahan statistik menggantikan angka atau menggabungkan olahan statistik dengan olahan verbal dengan pola pikir tetap kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menekankan pada prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya. Keketatan pendekatan ini sudah terlihat dari asumsi dasar penelitian kuantitatif. Asumsi dasar itu meliputi ontologi (hakikat dasar gejala sosial), epistemologi (hakikat dasar ilmu pengetahuan), hakikat dasar manusia, serta aksiologi (tujuan dilakukannya suatu penelitian). Dalam merumuskan permasalahan, karena asumsi aksiologi penelitian kuantitatif adalah mencari penjelasan-penjelasan hukum universal, maka permasalahan yang dirumuskan dalam pendekatan kuantitatif lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kuantitatif akan digeneralisasi, sehingga penggunaan sampel yang semakin mendekati jumlah populasi cenderung dilakukan di dalam penelitian kuantitatif.
Menurut positivistik ontologik, realitas dapat dipecah-pecah, dapat dipelajari independen, dan dapat dikontrol. Karena salah satu konsekuensinya mendasar yaitu kerangka teori dirumuskan sespesifik mungkin dan menolak suatu ulasan meluas yang tidak langsung relevan.
Dari segi epistemologik, positivisme menuntut pilahnya subjek peneliti dengan objek penelitian. Maksud memilahkan subjek dari objek agar diperoleh hasil yang objektif. Tujuan penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme adalah menyusun bangunan ilmu nomothetik, yaitu ilmu yang berupaya membuat hukum dari generalisasinya. Kebenaran dicari lewat hubungan kausal linear : tiada akibat tanpa sebab dan tiada sebab tanpa akibat.  Dari segi aksiologi, positivisme menuntut agar penelitian itu bebas nilai (value-free). Positivisme menekankan logika deduktif, yaitu menekankan argumen umum ke khusus atau penekanan pada hipotesis berdasar teori bukan fakta empiris.

C.  Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif.
Bila disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara mendalam dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. Adapun perbedaan jenis penelitian ini adalah :
a.    Penelitian deskriptif. Analisis data hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami.Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karaktersitik bidang tertentu.  Analisis yang sering digunakan adalah analisis  persentase dan analisis kecenderungan. Analisis data hanya mencari ukuran pemusatan dan penyebaran data dan siring disertai berbagai bentuk grafik. Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat umum.
Jenis-jenis penelitian deskriptif antara lain :
a.    Penelitian laporan diri (self report research). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu dengan meneliti aktivitas subyek penelitian dalam situasi yang alami. Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian, misalnya panduan observasi, catatan, alat rekam atau kamera. Peneliti harus bisa menggunakan teknik observasi dan wawancara secara simultan. Contoh penelitian ini : Studi tentang sistem layanan pasien di Rumah sakit X.
b.    Penelitian perkembangan. Penelitian ini berkitan dengan perkembangan perilaku subyek secara individual maupun kelompok. Peneliti memfocuskan pada satu variabel utama dan membedakan berdasarkan berbagai sudut pandang, misalnya tingkat umur, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dll. Untuk mengetahui perkembangan perilaku subyek penelitian biasanya dilakukan secara longitudinal maupun cross-sectional. Dengan model cross-sectional peneliti pada waktu yang sama dan simultan menggunakan berbagai tingkatan variabel untuk diteliti. Data masing-masing tingkat dideskripsikan dan dicari komparasinya. Contohnya penelitian tentang perkembangan kognitif pada tingkat usia remaja dan kanak-kanak. Dengan model longitudinal peneliti menggunakan responden dalam kelompok tertentu dan diteliti secara intensif perkembangannya secara kontinyu dalam jangka waktu tertentu. Semua fenomena yang muncul di catat dan dianalisis secara deskriptif. Contoh : penelitian perkembangan motorik halus pada kelompok usia dini.
2.    Penelitian inferensial : Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Dengan demikian, kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan diupayakan bersifat umum. Analisis data yang digunakan adalah statistik inferensial untuk menguji hipotesis.
Berdasarkan hal ini maka bentuk penelitian inferensial adalah sebagai berikut :
a.    Penelitian korelasi, yaitu penelitian untuk mengetahui kuat atau lemahnya  hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam  hal ini peneliti tidak perlu menunjukkan hubungan sebab akibat antar variabel. Misalnya :
1)      Mencari hubungan 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Sebelum dapat melakukan pengujian terhadap data yang diperoleh, untuk menggunakan analisis korelasi, seorang peneliti harus menggunakan uji asumsi terlebih dahulu. Asumsi yang harus terpenuhi sebagai uji syarat untuk menentukan analisis korelasi yaitu, data harus berdistribusi normal, sampelnya harus random, hubungan antara variabel X dan Y merupakan garis lurus atau hubungan linier.
Contoh :

X = kematangan sosial
 

Y = Kecerdasan Emosi
 
 



Judul penelitian : “Hubungan antara kematangan sosial dengan kecerdasan emosi remaja di Panti Asuhan A”.
X = Variabel Bebas (kematangan sosial)
Y = Variabel Terikat (kecerdasan emosi)
2)      Mencari hubungan dua variabel bebas atau lebih dengan 1 variabel terikat atau lebih, disebut juga analisis korelasi ganda.  
Contoh :

X 1 = kematangan sosial
 
                                                          r 1

Y = Prestasi Kerja
 
 

                                                      r 3

X2 = Disiplin Kerja
 
                                                      
                                                           r 2

Judul : “ Hubungan antara kematangan sosial dan disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan PT. Maju Terus”.
X1 = Variabel Bebas 1 = kematangan sosial
X2 = Variabel Bebas 2 = disiplin kerja
Y   = Variabel terikat    = prestasi kerja
Untuk mencari hubungan antara X1 dengan Y (r 1 ) dan antara X2  dengan Y  (r 2) menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan antara X1 dan X2 dengan Y secara bersama-sama menggunakan korelasi ganda (r 3).
3)      Mencari hubungan dengan 2 variabel bebas atau lebih dengan 1 variabel terikat atau lebih dengan cara mengeliminasi salah satu variabel bebas dengan korelasi parsial.  Korelasi ganda erat hubungannya dengan korelasi parsial. Tujuan menggunakan analisis korelasi parsial (dengan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya) adalah untuk menemukan harga korelasi murni, terlepas dari variabel-variabel bebas lainnya. Misalnya :

                               
X1 = Kreativitas
 
 

                                                            r 1  y-2                                                          

Y = Kemampuan memecahkan masalah
 
 


                                                       r3

X2 = Motivasi Berprestasi
 
 

                                                             r 2  y-1                                                          

           
              Judul penelitian : “Hubungan antara kreativitas dan motivasi berprestasi dengan kemampuan memecahkan masalah peserta didik SMK X”.
            X1 = Variabel bebas 1 ( kreativitas)
            X2 = Variabel bebas 2 (motivasi berprestasi)
            Y  = Variabel terikat ( kemampuan memecahkan masalah)
            r 1  y-2  = korelasi antara X 1 dengan Y dengan mengontrol X 2
            r 2  y-1 = korelasi antara X 2 dengan Y dengan mengontrol X 1
                r 3        = korelasi ganda
Untuk korelasi ganda dapat dianalisis dengan regresi linier ganda. Variabel yang mempengaruhi ini disebut variable bebas (independent) atau dalam kajian regresi disebut predictor. Selanjutnya, variabel yang dipengaruhi ini disebut dengan variabel variabel terikat atau kriterium. Tugas analisis regresi yaitu, mencari persamaan garis regresinya, mencari  korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, menguji apakah korelasi itu signifikan, menemukan sumbangan relatif antara sesama prediktor jika prediktornya lebih dari satu.
b.    Penelitian kausal komparatif atau sebab akibat. Dalam penelitian ini peneliti berusaha menemukan alasan atau penyebab obyek yang diteliti dan membedakan antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Dengan kata lain, penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya. Contoh : “Perbedaan konsep diri anak ditinjau dari latar belakang pendidikan”.

DAFTAR PUSTAKA
Creswell,J.W. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition. 2009. Caifornia. SAGE Publication, Inc.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16

Muhajir, N.1998. Metodologi  Penelitian Kualitatif Edisi III. Yogyakarta. Penerbit Rake Sarasin.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta.


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.