BAB II
HAKEKAT PENELITIAN KUANTITATIF
KOMPETENSI DASAR
Setelah mempelajari bab ini diharapkan
mahasiswa memiliki kompetensi :
1. Menjelaskan
pengertian penelitian kuantitatif
2. Menjelaskan
dasar filosofi penelitian kuantitatif
3. Menjelaskan
jenis-jenis penelitian kuantitatif
MATERI
A.
Pengertian Penelitian
Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji
suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk
menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep,
mengembangkan pemahaman baik dalam
ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial.
Penelitian
kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif.
Bersifat konfirmasi disebabkan metode penelitian kuantitatif ini
bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat
mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada
data ilmiah dalam bentuk angka atau numerik, sehingga penelitian kuantitatif
diidentikkan dengan penelitian numerik. Penarikan kesimpulan pada penelitian kuantitatif
bersifat deduktif yaitu menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat umum ke
sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang
membangunnya.
Metodologi penelitian kuantitatif dimulai dengan menetapkan obyek studi
yang spesifik, disederhanakan dari totalitas atau konteks besarnya sehingga
menjadi jelas obyek studinya. Sesudah itu,
baru disusun kerangka teori sesuai dengan obyek studi spesifiknya. Dari situ,
dapat disusun hipotesis atau problematik penelitian, instrumen pengumpulan data,
teknik sampling serta teknik analisisnya. Selain itu juga dapat ditentukan
rancangan metodologi lainnya seperti penetapan batas signifikansi, adminstrasi, dan analisis.
Dengan kata lain, semua dirancang dan direncanakan secara matang sebelum
peneliti terjun ke lapangan untuk melakukan kegiatan penelitiannya.
Adapun karaktersitik penelitian kuantitatif adalah :
a. Dari segi perspektifnya,
penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan etik,
maksudnya peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu
konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang
sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya.
Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan
jawaban dan skor-skornya.
b. Dari segi desain
: penelitian kuantitatif memiliki desain penelitian yang spesifik, jelas,
rinci. Desain ditentukan sejak awal dan menjadi pegangan langkah demi langkah.
c.
Dari
segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian
kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui pengaruh, keeretan korelasi
atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran.
Penelitian kuantitatif dilakukan untuk menguji teori, mencari generalisasi yang
mempunyai nilai prediktif.
d. Dari
segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang
terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya,
melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
e.
Dari
segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan
hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih
f.
Dari
segi sampel : jumlah responden (sample) bersifat
representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase
atau tabel-populasi-sampel yang dilakukan secara random serta telah ditentukan
sebelum pengumpulan data.
g.
Dari segi
hubungan dengan responden : dibuat berjarak, bahkan tanpa kontak supaya
mendapatkan data yang obyektif.
h.
Dari
segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif
berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian
pengumpulan data dan menyimpulkan. Kesimpulan “sepenuhnya” dilakukan
oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
i.
Dari bentuk
sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel. Data
merupakan hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan
instrumen.
j.
Dari
segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, yang
berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, telah membatasi
subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
k.
Dari segi analisis
data, penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data
dengan menggunakan perhitungan statistik secara deduktif.
l.
Dari
segi instrumen, pendekatan kuantitatif biasanya instrumennya adalah
angket atau kuesioner serta observasi dan wawancara terstruktur.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang memiliki ciri scientific, objective, data terdiri dari
angka-angka, deductive, realistic, explanation & prediction,
generality,population, large sample sizes.
B.
Dasar Filosofis Penelitian
Kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasarkan pada aliran filsafat
positivisme. Penelitian kuantitatif berakar pada paradigma tradisional,
ilmu pengetahuan empiris, dan postpositivism. Metode ini berkembang dari
tradisi pemikiran empiris Aguste Comte, Mill, Durkeim, Newton, dan John Locke. Padangan
filosofi positivisme berpegang pada filosofi deterministik yang menjelaskan
dunia secara empiris berdasarkan teori yang telah ada. Pengetahuan yang
berkembang melalui pandangan positivisme didasarkan pada pengamatan yang
cermat dan pengukuran realitas objektif yang ada di dunia. Oleh sebab itu
penggunaan pengembangan pengukuran dengan menggunakan angka atau numerik dalam
observasi dan pengamatan perilaku individu menjadi sangat penting.
Menurut positivistik, ilmu yang valid adalah ilmu yang
dibangun secara empiri. Metodologi penelitian kuantitatif menggunakan pola logika
matematik, mengejar yang terukur, teramati, empiris, membuat generalisasi atas
rerata, mengakomodasi olahan statistik menggantikan angka atau menggabungkan
olahan statistik dengan olahan verbal dengan pola pikir tetap kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif
menekankan pada prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel
penelitiannya. Keketatan pendekatan ini sudah terlihat dari asumsi dasar
penelitian kuantitatif. Asumsi dasar itu meliputi ontologi (hakikat dasar gejala
sosial), epistemologi (hakikat dasar ilmu pengetahuan), hakikat dasar manusia,
serta aksiologi (tujuan dilakukannya suatu penelitian). Dalam merumuskan
permasalahan, karena asumsi aksiologi penelitian kuantitatif adalah mencari
penjelasan-penjelasan hukum universal, maka permasalahan yang dirumuskan dalam
pendekatan kuantitatif lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat umum. Hasil
dari penelitian kuantitatif akan digeneralisasi, sehingga penggunaan sampel
yang semakin mendekati jumlah populasi cenderung dilakukan di dalam penelitian
kuantitatif.
Menurut positivistik ontologik, realitas dapat
dipecah-pecah, dapat dipelajari independen, dan dapat dikontrol. Karena salah
satu konsekuensinya mendasar yaitu kerangka teori dirumuskan sespesifik mungkin
dan menolak suatu ulasan meluas yang tidak langsung relevan.
Dari segi epistemologik, positivisme menuntut pilahnya
subjek peneliti dengan objek penelitian. Maksud memilahkan subjek dari objek
agar diperoleh hasil yang objektif. Tujuan penelitian yang berlandaskan
filsafat positivisme adalah menyusun bangunan ilmu nomothetik, yaitu ilmu yang
berupaya membuat hukum dari generalisasinya. Kebenaran dicari lewat hubungan
kausal linear : tiada akibat tanpa sebab dan tiada sebab tanpa akibat.
Dari segi aksiologi, positivisme menuntut agar penelitian itu bebas nilai (value-free).
Positivisme menekankan logika deduktif, yaitu menekankan argumen umum ke khusus
atau penekanan pada hipotesis berdasar teori bukan fakta empiris.
C. Jenis-jenis
Penelitian Kuantitatif.
Bila disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara mendalam
dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. Adapun
perbedaan jenis penelitian ini adalah :
a.
Penelitian deskriptif.
Analisis data hanya sampai taraf deskripsi, yaitu
menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami.Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan
akurat fakta dan karaktersitik bidang tertentu. Analisis yang sering digunakan adalah
analisis persentase dan analisis
kecenderungan. Analisis data hanya mencari ukuran pemusatan dan penyebaran data
dan siring disertai berbagai bentuk grafik. Kesimpulan yang dihasilkan tidak
bersifat umum.
Jenis-jenis penelitian deskriptif antara lain :
a.
Penelitian
laporan diri (self report research). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu dengan meneliti aktivitas
subyek penelitian dalam situasi yang alami. Untuk itu peneliti perlu
menggunakan instrumen penelitian, misalnya panduan observasi, catatan, alat
rekam atau kamera. Peneliti harus bisa menggunakan teknik observasi dan
wawancara secara simultan. Contoh penelitian ini : Studi tentang sistem layanan
pasien di Rumah sakit X.
b.
Penelitian
perkembangan. Penelitian ini berkitan dengan perkembangan perilaku subyek
secara individual maupun kelompok. Peneliti memfocuskan pada satu variabel
utama dan membedakan berdasarkan berbagai sudut pandang, misalnya tingkat umur,
jenis kelamin, latar belakang keluarga, dll. Untuk mengetahui perkembangan
perilaku subyek penelitian biasanya dilakukan secara longitudinal maupun cross-sectional.
Dengan model cross-sectional peneliti pada waktu yang sama dan simultan
menggunakan berbagai tingkatan variabel untuk diteliti. Data masing-masing
tingkat dideskripsikan dan dicari komparasinya. Contohnya penelitian tentang
perkembangan kognitif pada tingkat usia remaja dan kanak-kanak. Dengan model
longitudinal peneliti menggunakan responden dalam kelompok tertentu dan
diteliti secara intensif perkembangannya secara kontinyu dalam jangka waktu
tertentu. Semua fenomena yang muncul di catat dan dianalisis secara deskriptif.
Contoh : penelitian perkembangan motorik halus pada kelompok usia dini.
2.
Penelitian
inferensial : Penelitian inferensial
melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Dengan
demikian, kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan
diupayakan bersifat umum. Analisis data yang digunakan adalah statistik
inferensial untuk menguji hipotesis.
Berdasarkan hal ini maka bentuk penelitian inferensial
adalah sebagai berikut :
a.
Penelitian
korelasi, yaitu penelitian untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalam hal ini peneliti tidak perlu
menunjukkan hubungan sebab akibat antar variabel. Misalnya :
1)
Mencari
hubungan 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Sebelum dapat melakukan
pengujian terhadap data yang diperoleh, untuk menggunakan analisis korelasi,
seorang peneliti harus menggunakan uji asumsi terlebih dahulu. Asumsi
yang harus terpenuhi sebagai uji syarat untuk menentukan analisis korelasi
yaitu, data harus berdistribusi normal, sampelnya harus random, hubungan antara
variabel X dan Y merupakan garis lurus atau hubungan linier.
Contoh :
|
|
||||||
Judul penelitian
: “Hubungan antara kematangan sosial dengan kecerdasan emosi
remaja di Panti Asuhan A”.
X =
Variabel Bebas (kematangan sosial)
Y =
Variabel Terikat (kecerdasan emosi)
2)
Mencari
hubungan dua variabel bebas atau lebih dengan 1 variabel terikat atau lebih, disebut
juga analisis korelasi ganda.
Contoh :
|
|
r 3
|
r 2
Judul : “
Hubungan antara kematangan sosial dan disiplin kerja dengan prestasi
kerja karyawan PT. Maju Terus”.
X1
= Variabel Bebas 1 = kematangan sosial
X2
= Variabel Bebas 2 = disiplin kerja
Y = Variabel terikat = prestasi kerja
Untuk
mencari hubungan antara X1 dengan Y (r 1 )
dan antara X2 dengan
Y (r 2) menggunakan
teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan antara X1
dan X2 dengan Y secara bersama-sama menggunakan korelasi
ganda (r 3).
3)
Mencari
hubungan dengan 2 variabel bebas atau lebih dengan 1 variabel terikat atau
lebih dengan cara mengeliminasi salah satu variabel bebas dengan korelasi
parsial. Korelasi ganda erat hubungannya
dengan korelasi parsial. Tujuan menggunakan analisis korelasi parsial
(dengan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya) adalah
untuk menemukan harga korelasi murni, terlepas dari variabel-variabel
bebas lainnya. Misalnya :
|
r 1 y-2
|
|||
r3
|
r 2 y-1
Judul penelitian : “Hubungan antara
kreativitas dan motivasi berprestasi dengan kemampuan
memecahkan masalah peserta didik SMK X”.
X1
= Variabel bebas 1 ( kreativitas)
X2 = Variabel
bebas 2 (motivasi berprestasi)
Y
= Variabel terikat ( kemampuan memecahkan masalah)
r 1 y-2 =
korelasi antara X 1 dengan Y dengan mengontrol X 2
r 2 y-1 = korelasi antara X 2
dengan Y dengan mengontrol X 1
r 3
= korelasi ganda
Untuk
korelasi ganda dapat dianalisis dengan regresi linier ganda. Variabel yang
mempengaruhi ini disebut variable bebas (independent) atau dalam kajian regresi
disebut predictor. Selanjutnya, variabel yang dipengaruhi ini disebut
dengan variabel variabel terikat atau kriterium. Tugas analisis regresi
yaitu, mencari persamaan garis regresinya, mencari korelasi antara variabel bebas dan variabel
terikat, menguji apakah korelasi itu signifikan, menemukan sumbangan
relatif antara sesama prediktor jika prediktornya lebih dari satu.
b. Penelitian
kausal komparatif atau sebab akibat. Dalam penelitian ini peneliti berusaha
menemukan alasan atau penyebab obyek yang diteliti dan membedakan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian kausal komparatif (causal
comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah
penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan
variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah
terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Dengan kata lain,
penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki
hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan
mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Penelitian
kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji
data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab,
saling hubungan dan maknanya. Contoh : “Perbedaan konsep diri anak ditinjau dari latar belakang
pendidikan”.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell,J.W. 2009. Research
Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third
Edition. 2009. Caifornia. SAGE Publication, Inc.
Hamidi. 2004. Metode
Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan
Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16
Muhajir, N.1998. Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi III. Yogyakarta. Penerbit Rake Sarasin.
Sugiyono, 2010, Metode
Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2023657-pengertian-penelitian-kuantitatif/#ixzz24odTZ1a8. Diakses 12 Juni
2012.
0 komentar:
Post a Comment