Tuesday, October 8, 2019

MPK V STUDI KEPUSTAKAAN


BAB  V
STUDI KEPUSTAKAAN

KOMPETENSI DASAR
            Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi :
1.    Menyusun kajian teori untuk dasar penelitian
2.    Menyusun kerangka pemikiran
3.    Merumuskan hipotesis

MATERI
A.      Kajian Teori/Pustaka
Suatu landasan teori dari suatu penelitian atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Kajian pustaka / teori mempunyai peranan penting dalam penelitian kuantitatif. Teori itu berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis yang berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan sebagai stimulan dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan. Dengan kajian teori, peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti. Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi variabel-variabel yang perlu diuji dalam penelitian. Oleh karena itu kajian teori bermanfaat sebagai berikut :
1.    Peneliti dapat mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti.
2.    Peneliti memahami perkembangan teori dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti.
3.    Peneliti dapat menghindari duplikasi.
4.    Peneliti dapat menggunakan teori untuk menyusun kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian.
Dalam pencarian teori, peneliti harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan dengan masalah penelitiannya. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku teks, e-book,  jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (skripsi, tesis dan disertasi), abstrak, dan sumber-sumber lainnya yang sesuai. Oleh karena itu studi kepustakaan dibedakan menjadi dua yaitu: kepustakaan konseptual dan kepustakaan penelitian. Kepustakaan konseptual meliputi konsep-konsep atau teori-teori yang ada pada buku-buku dan artikel yang ditulis oleh para ahli yang dalam penyampaiannya ditentukan oleh ide-ide atau pengalaman para ahli tersebut. Sebaliknya kepustakaan penelitian meliputi laporan penelitian yang telah diterbitkan baik pada jurnal maupun majalah ilmiah.
Setelah teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian secara komprehensif selanjutnya peneliti perlu mengorganisasikan teori secara sistematis sebagai bahan acuan selama melakukan penelitian. Caranya  adalah sebagai berikut :
1.    Mulai dari materi hasil penelitian yang paling relevan, relevan dan cukup relevan dengan masalah penelitian. Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama persis dengan masalah yang diteliti, namun masih dalam ruang lingkup yang sama. Relevansi dapat dilihat dari : waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan kesimpulan.
2.    Mulai dari hasil penelitian yang paling mutakhir dan berangsur-angsur mundur ke tahun-tahun yang lebih lama.
3.    Materi dikutip secara langsung, di ringkas atau diuraikan dengan bahasa sendiri oleh peneliti agar peneliti terhindar dari plagiator. Peneliti harus mencatat sumber informasi  dan mencantumkannya dalam daftar pustaka.
Selanjutnya langkah-langkah dalam mendeskripsikan teori adalah :
1.    Menetapkan nama variabel yang diteliti
2.    Mencari sumber bacaan yang relevan dengan variabel
3.    Jika sumber pustakanya adalah buku teks, maka peneliti hendaknya melihat daftar isi setiap buku dan pilihlah bagian yang relevan dengan variabel.
4.    Jika sumber pustakanya adalah hasil penelitian, maka peneliti hendaknya melihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel, teknik pengumpulan data, analisis data dan kesimpulan serta saran).
5.    Membandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain.
6.    Melakukan analisis, membuat rumusan dengan bahasa peneliti dari teori-teori yang sudah di baca.

B.  Kerangka Pemikiran
            Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis. Kerangka teori menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.
Kerangka teori yang baik adalah sebagai berikut:
1.    Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.
2.    Kerangka teori haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3.    Kerangka teori tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.
Contoh : gaya kerangka pemikiran penelitian yang biasa digunakan untuk model penelitian korelasi dengan menggunakan variabel bebas dan variabel terikat.  Kerangka pemikiran menggambarkan dengan jelas semua variabel beserta indikatornya, hingga alat ukur yang digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya korelasi antar variabel yang ingin diteliti. Cara yang terbaik untuk mengembangkan kerangka pikir tentu saja harus memperkaya asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-bahan referensi yang digunakan. Hal ini dapat diperkuat dengan mengadakan amatan-amatan langsung pada lingkup masalah yang akan dijadikan penelitian. Dengan demikian kerangka pikir yang dibuat merupakan paduan yang harmonis antara hasil pemikiran dari konsep-konsep (deduksi) dan hasil empirikal (induksi). Pola berpikir deduksi adalah proses logika yang berdasar dari kebenaran umum mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan. Pola pikir induksi adalah proses logika yang berangkat dari data empirik lewat observasi menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain induksi adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu rangkuman hubungan atau suatu generalisasi.
Menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian.

C.  Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai pendapat sementara yang dianggap benar sebelum dapat diuji kebenarannya, karena itu hipotesis perlu dirumuskan secara teliti, terinci dan baik sebab bukan tidak mungkin hipotesis yang dituliskan merupakan jawaban yang sebenarnya terhadap permasalahan penelitian. Merumuskan hipotesis yang baik sangat berguna untuk menjelaskan masalah, petunjuk pemilihan metodologi yang tepat dan menyusun langkah dan pembuktian penelitian.
Hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui :
1.    Membaca dan menelaah ulang teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif.
2.    Membaca dan mereviu temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif.
Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan
Ada beberapa persyaratan untuk merumuskan hipotesis, diantaranya adalah :
1.    Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita, bukan dalam kalimat tanya
2.    Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.
3.    Hipotesis dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan pengujiannya.
4.    Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
5.    Hipotesis harus dapat diuji (testable), yaitu menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel tersebut.
Jika dilihat dari posisi dimana hipotesis ditempatkan, maka hipotesis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.    Hipotesis Penelitian, berfungsi  memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah sebagai rambu-rambu langkah penelitian selanjutnya.
2.    Hipotesis Statistika, digunakan jika peneliti melakukan uji analisis dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. Rumusan hipotesis penelitian, diuji dengan menggunakan metode statistik, sehingga perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yang digunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter. Parameter adalah besaran-besaran yang apa pada populasi. Hipotesis statistik terdiri dari :
a.    Hipotesis Nihil (H0) : Hipotesis nihil atau null hypothesis adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel. Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar variabel. Hipotesis ini diperoleh setelah peneliti mengkaji beberapa teori, sehingga kebenarannya perlu diuji dengan menggunakan data yang dieksplorasi dari subyek penelitian. Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah:
Ho: m1= m2
Ho: m1≠ m2
m1 = Rata-rata (populasi) produktivitas kerja karyawan PT A
m2 = Rata-rata (populasi) produktivitas kerja karyawan PT B
H0 berarti tidak ada perbedaan antara nilai rerata variabel pertama dengan nilai rerata variabel kedua.
b.    Hipotesis Alternatif, disebut juga hipotesis kerja. Jadi, statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesis alternatif, akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Penerimaan atau penolakan hipotesis alternatif merupakan konsekuensi dari penolakan atau penerimaan hipotesis nihil. Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepada penerimaan hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihil akan meniadakan hipotesis alternatif. Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan hipotesis penelitian secara operasional.
Contoh :
1)   Rumusan Masalah : “Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara body image dengan kepercayaan diri remaja?”
2)   Hipotesis penelitian : “ Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara body image dengan kepercayaan diri remaja”.
3)   Hipotesis statistik :
HO: p = 0, 0 berarti tidak ada hubungan
Ha : p ≠ 0 , tidak sama dengan nol, berarti lebih besar atau kurang sari nol, artinya ada hubungan
p = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
            H0 disebut hipotesis nol/null hypothesis, karena tanda ‘= 0’ (baca: sama dengan nol) harus diletakkan pada H0. Dengan me-reject H0, maka peneliti akan menerima Ha, artinya: Ada hubungan/pengaruh. Jika peneliti menerima H0, besarnya pengaruh/hubungan akan sama dengan nol. Tujuan dari uji hipotesis adalah menerima Ha. Untuk mengurangi kesalahan, peneliti bisa memulai membuat hipotesis statistik dari Ha dulu, lalu hal-hal yang belum tercantum di Ha bisa dimasukan menjadi H0. Sebagai contoh, jika di Ha peneliti memasukkan tanda ≠, maka di H0 peneliti harus memasukkan =. Jika di Ha peneliti memasukkan tanda >, maka di Ho peneliti harus memasukkan hal-hal yang belum dijelaskan di Ha, yaitu < dan =.
Hasil uji hipotesis pada analisis statistik akan selalu pada dua kemungkinan, yaitu menolak atau menerima. Apabila ternyata penelitian berdasarkan sampel ini, dalam batas-batas tertentu, memperlihatkan adanya kesesuaian dengan hipotesis, maka akan dikatakan hipotesis nol diterima.   Ini berarti hipotesis nol telah dibenarkan.   Apabila penelitian itu, dalam batas-batas tertentu tidak memperlihatkan kesesuaian dengan hipotesis nol, maka dikatakan bahwa hipotesis nol ditolak.   Dengan ini diartikan bahwa antara hasil penelitian dan hipotesis nol masih terdapat perbedaan yang berarti.
Hipotesis yang bertentangan dengan hipotesis nol dinamakan hipotesis alternatif atau  disingkat saja dengan alternatif dan dilambangkan dengan Ha.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan itu apabila menerima hipotesis nol tentunya mengakibatkan menolak alternatif dan menerima alternatif sama dengan menolak hipotesis nol. 


DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.














Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.